Chapter 38

293 13 0
                                    

Suasana hening. Sunyi.

Pond mengusap kedua bahu Phuwin dengan lembut. Dia mengucup perlahan pipi Phuwin membuatkan tubuh Phuwin yang menengang menadi rileks seketika.

" Bukan.. Bukan salah awak pun. Kita tak tahu lagi ia angkara lelaki itu ataupun ini hanya lah kemalangan biasa. Mungkin kemalangan yang terjadi dekat Chimon itu cuma kebetulan sahaja. Kita tak tahu " Pond menenangkan Phuwin.

" Ini semua salah saya " lirih suara Phuwin sambil mengenggam tangan Pond dengan erat.

" Tak sayang.. Ini bukan salah awak. Tenang okay ? Semuanya akan baik-baik sahaja " Pond terus memeluk Phuwin dengan erat, mengelus kepala Phuwin sambil beberapa kali mengucup ubun-ubun rambut Phuwin.

Phuwin hanya diam sahaja di dalam pelukan Pond. Dadanya sesak dan sungguh sempit seperti ditindih dengan batu-bata yang sungguh berat. Jantungnya berdegup kencang ketakutan. Hatinya berdenyut sakit mengenangi nasib hidupnya yang penuh misteri.

" Everything will be happy at the end, if it's not happy, then it's not the end "

" Everything happen for a reason don't think too much, trust the process, every thing will be okay. Very very soon. Just wait dear " Pond melepaskan pelukannya terhadap Phuwin dan mengusap kening Phuwin.

Phuwin menghela nafasnya, " Never take someone mentally as joke, you never knew bad it feels. It's so hurt. I'm a coward. I scared at everything happen " kata Phuwin sambil menunjuk dada bidang Pond. Pandangan matanya kosong. Sekosong-kosong jiwanya saat ini. Kepalanya penuh dengan lelaki berhoodie itu.

Pond merengkuh tubuh ramping Phuwin dengan lebih erat, " I know you can do it, you are strong, so just be yourself. Hang in there, there's still tomorrow but if you're sad, cry. It will make feel better "

" I human. I tired " Phuwin mengenggam baju belakang Pond dengan erat, menahan tangisan yang bersemu di dadanya.

" It's ok to not be ok. Some days are just harder than others. Crying if you want. Don't be shy . I'm here for you " ucap Pond di telinga Phuwin.

Bisikan yang halus, menyentuh ke dasar hati Phuwin yang paling terdalam. Perlahan-perlahan, air mata Phuwin menitis di bahu lebar Pond.









Pond dan Phuwin berjalan-jalan di mall besar sambil memegang beberapa plastik yang penuh dengan bahan-bahan dapur. Ada juga plastik kertas berwarna kecoklatan yang berisi beberapa pakaian.

" Kita berehat dulu. Saya penat lah " Phuwin duduk di bangku kayu berukiran bunga daisy dengan helaan nafas yang panjang. Plastik-plastik itu diletakkan di sebelahnya.

" Nak air ke ? " tanya Pond, mengusap muka Phuwin dengan lembut.

Phuwin senyum dan menganggukkan kepalanya sahaja.

" Okay, tunggu tau. Jangan pergi mana-mana " Pond menepuk lembut kepala Phuwin dan pergi dari situ, mahu membeli air untuk Phuwin.

Phuwin hanya duduk diam di situ. Pandangannya jatuh di tali kasutnya yang cantik ikat reben. Dia menghela nafasnya dengan perlahan. Penat.

Masa Phuwin tengah menikmati suasana di sekelilingnya, tiba-tiba bulu romanya berdiri membuatkan tubuhnya sedikit bergetar. Phuwin mengigit bibir bawahnya dan memandang sekeliling. Tangannya mengenggam erat bangku yang dia duduki saat ini.

Sekilas, dari ekor mata, dia nampak satu kelibat berserba hitam laju melintas di hadapannya membuatkan jantungnya seperti berhenti berdegup. Takkan 'dia' ada di sini juga ? Di sini ramai manusia, 'dia' mesti tak berani melakukan apa-apa kan ?

Strawberry and Cigarettes ( S2 ) Where stories live. Discover now