Menjadi Ibu Tiri yang Ganas dari Lima Bayi

bag. 127

Mo Ruyue tidak berpikir bahwa dia akan dikalahkan oleh Da Bao dan mau tidak mau membalas.

Itu sebabnya mereka mengatakan bahwa kadang-kadang anak-anak tidak lucu sama sekali, terutama anak-anak yang pintar!

Mo Ruyue diam-diam memutar matanya sebelum memberitahunya mengapa dia datang untuk mencari Da Bao.

...

“Katakan padaku, apakah kamu benar-benar tidak ingin mengambil jalur ujian kekaisaran?”

Dia telah mempelajari pelajarannya kali ini dan mengatakannya secara langsung. Bahkan jika dia tidak mengatakannya, orang pintar ini pasti sudah bisa menebaknya.

“Saya memang memikirkannya, tapi setelah memikirkannya, saya menyadari itu tidak perlu.”

Da Bao menjawab tanpa ragu-ragu.

Dia sekarang telah belajar untuk berterus terang kepada Mo Ruyue, dan cara bergaul seperti ini membuatnya merasa sangat nyaman.

Dia bukan orang yang berpikiran sempit. Selama masih dalam batas wajar, dia akan sepenuhnya mendorong bayinya untuk berusaha dan tidak meninggalkan penyesalan.

"Tidak perlu?"

Mo Ruyue tidak mengerti apa maksud Da Bao ketika dia mengatakan itu tidak perlu.

“Saya dulu berpikir jika saya bisa lulus ujian kekaisaran dan menjadi sarjana terbaik, saya akan bisa menjadi pejabat tinggi. Di masa depan, tidak ada yang berani memfitnahmu dan menindas saudara-saudaraku. Namun setelah dipikir-pikir, jika saya tidak duduk di posisi tertinggi, saya akan tetap diinjak orang lain. Apa gunanya itu? ”

“Jadi, aku menyerah. Entah saya tidak melakukannya, atau saya melakukannya, saya akan melakukannya dengan kemampuan terbaik saya.

Jawaban Da Bao tegas dan tegas. Mo Ruyue tiba-tiba merasa bahwa dia secara tidak sengaja… benar-benar memupuk penjahat besar yang ingin menjadi kaisar.

Ketika Mo Ruyue memikirkan dugaan itu, tiga garis hitam muncul di dahinya. Sekarang, dia merasa tidak buruk jika Da Bao tidak mengikuti ujian kekaisaran sebagai pejabat. Kalau tidak, jika dia benar-benar memiliki pemikiran tidak loyal di masa depan, itu tidak baik.

Namun prajurit yang tidak ingin menjadi jenderal bukanlah prajurit yang baik. Seorang prajurit yang tidak ingin menjadi pejabat kaisar…

Lupakan saja, ada apa!

Dia pertama-tama menggelengkan kepalanya, lalu mengangguk. “Baiklah, kalau begitu, aku akan mengunjungi pria itu besok. Jika dia cocok dan cocok denganmu, maka itu dia.”

Da Bao juga mengangguk dan berkata, “Ibu benar, tapi kamu mengabaikan satu hal.” Agar sifat kami tidak terikat oleh tata krama, bapak mengundang guru inisiat seperti itu untuk kami, namun jika kami bersekolah di sekolah swasta, kami tetap harus mengikuti aturan tata krama, maka apa yang kami lakukan sebelumnya tidak akan ada gunanya kan. ?”

Mo Ruyue mengira Da Bao akan mengatakan sesuatu dan tidak bisa menahan tawa ketika dia mendengar ini.

Anak ini sangat tanggap. Dia sudah memikirkan masalah ini.

“Itulah mengapa orang itu akan menjadi guru pencerahanmu. Meski hanya beberapa bulan, dia akan membentuk pandangan hidup Anda mulai sekarang. Dengan kata lain, fondasi yang telah dia letakkan sekarang akan memengaruhi seluruh hidupmu, seperti yang aku lakukan sekarang.”

Da Bao ragu-ragu sejenak. Matanya sedikit bingung ketika dia berkata, “Tetapi dia hanya akan mengajar kita selama beberapa bulan. Di musim gugur, saya dan adik laki-laki saya pasti akan lulus ujian guru. Pada saat itu, kami harus menerima pembelajaran bertahun-tahun.”

“Ibu, apakah ibu tidak khawatir hati kita akan berubah karena ini, dan hal-hal yang awalnya kita pelajari dari guru pada akhirnya akan sia-sia?”

“Jika kalian tidak tinggal bersamaku, itu mungkin. Tapi masalahnya, bukankah kita tinggal bersama?”

Mo Ruyue tersenyum lagi. “Jika Anda memiliki pertanyaan saat belajar, Anda dapat bertanya kepada saya. Dengan kepribadianku, sulit bagimu untuk menjadi kuno.”

Dia hanya mengolok-olok dirinya sendiri. Faktanya, jawaban sebenarnya melibatkan pengaruh yang diperoleh dan pengembangan karakter seseorang. Hal itu tidak dapat dijelaskan dengan jelas dalam beberapa kata, jadi Mo Ruyue hanya menggunakan cara yang paling sederhana dan jelas untuk menghilangkan keraguan Da Bao.

“Saya mengerti, Ibu. Anda pasti sudah mempertimbangkan masalah ini.”

Da Bao mengangguk dan membungkuk untuk membasahi sikat dengan air. Dia kemudian memercikkan setengah ember air ke bagal muda yang besar dan mulai mencucinya.

Mo Ruyue tidak tahu apakah dia benar-benar mengerti, tetapi dengan otaknya, bahkan jika dia tidak mengerti untuk saat ini, dia perlahan akan menemukan arti yang benar nanti.

Setelah itu, ibu dan anak tersebut bekerja sama mencuci bagal muda yang berukuran besar tersebut. Da Bao kembali melanjutkan belajar sementara Mo Ruyue juga memulai babak baru persiapan pelajaran.

Kalaupun ada guru baru yang akan menginisiasinya di kemudian hari, atau jika bayinya bersekolah di sekolah swasta, dia takut dia tidak bisa mengubah kebiasaan tersebut.

Ada banyak hal menarik dalam kitab-kitab kuno di masa lalu. Sekalipun dia tidak harus mengajar bayinya di masa depan, dia akan tetap terus membaca. Ini jauh lebih menarik daripada membunuh orang.

Keesokan harinya, Mo Ruyue berangkat lagi sebelum fajar. Tujuannya hari ini adalah mengunjungi pemuda bernama Du Zhongheng.

Kini setelah dipastikan bahwa bayi-bayi tersebut tidak akan mengikuti ujian ilmiah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika Du Zhongheng bersedia menjadi guru bayi-bayi itu dan bergaul dengan mereka, maka masalah ini dapat diselesaikan.

Ketika Mo Ruyue tiba di kabupaten tersebut, gerbang kota belum dibuka. Namun, dia hanya menunggu sebentar sebelum berhasil memasuki kota setelah gerbang kota dibuka.

Menurut alamat yang diberikan oleh dokter kekaisaran lama, orang bernama Du Zhongheng tinggal di Distrik Chengbei di wilayah tersebut. Ini adalah daerah kumuh kota. Gubuk-gubuk rendah itu berdempetan, dan orang-orang miskin yang tinggal di dalamnya bahkan tidak terlihat layak seperti keluarga biasa di Desa Qin.

Penampilan Mo Ruyue seperti kedatangan seorang bangsawan berpakaian bagus. Bahkan jika dia sedang mengendarai kereta, di mata orang-orang itu, dia memiliki banyak kekayaan.

Mo Ruyue hanya melihat sekilas ke pintu masuk kawasan perkotaan dan dengan tegas memutar keretanya.

Bukan karena dia takut dengan tatapan keserakahan yang ditujukan padanya. Bahkan jika dia bisa dengan mudah berjalan di sekitar distrik utara kota tanpa kerusakan apa pun, itu tidak berarti dia bisa mengambil kereta kekaisaran sepenuhnya.

Setiap gang di sini sangat sempit, seolah-olah mereka berusaha membangun gubuk sebanyak mungkin untuk menampung sebanyak mungkin orang miskin. Lebar gang itu bahkan tidak cukup lebar untuk dilewati kereta kekaisaran.

Mo Ruyue sangat yakin bahwa begitu dia pergi, kereta kekaisaran akan terbagi sepenuhnya, dan bahkan tidak ada sepotong kayu kecil pun yang tertinggal.

Oleh karena itu, dia memutuskan untuk meninggalkan keretanya di toko kereta dan berjalan kembali.

Bolak-balik seperti ini, dia menghabiskan waktu yang dibutuhkan untuk membakar dupa. Kali ini, ketika Mo Ruyue muncul lagi di Distrik Chengbei kota, dia sudah keluar dari kereta.

Seluruh distrik kota Chengbei merupakan kawasan gubuk, jadi tidak ada nomor rumah sama sekali. Namun, kediaman Du Zhongheng sangat jelas terlihat. Itu sebenarnya adalah halaman kecil yang lengkap.

Itu adalah rumah kecil dengan batu bata hijau dan ubin hitam. Kelihatannya seperti rumah-rumah kecil yang paling umum di bagian lain kota, tetapi di tempat di mana gubuk-gubuk berada di mana-mana, itu sangat menarik perhatian.

“Tidak heran tidak ada nomor rumah di alamat yang diberikan Penatua Tian kepada saya. Bahkan katanya saya bisa melihatnya sekilas tanpa nomor rumahnya. Memang benar demikian.”

Mo Ruyue tiba-tiba tersenyum setelah melihatnya. Jika dia tidak bisa melihat halaman kecil yang begitu jelas, dia akan benar-benar buta.