1) ada apa di luar?

5 3 0
                                    

"Apa kamu pernah melihat dunia luar? " Tanya perempuan berambut gelombang kecoklatan. Wajah mungilnya menggambarkan keinginan tahunan tentang dunia luar.

" Di luar tidak ada apa-apa selain hal berbahaya, sayang. " Dorothy mengelus surai keponakannya itu.

"Tapi kalian selalu pergi keluar bagaimana dengan ku, umurku sudah 16 tahun apa aku masih bayi menurut kalian? " Geramnya.

Dorothy dan max saling pandang pasangan yang berumur sekitar kepala empat itu menggeleng di susul decakan gadis yang putus asa. Aurora menaiki tangga merebah tubuh lelahnya di kasur usang, tumpukan buku berserakan di mejanya semua sudah di baca.

Kamar tanpa jendela, hampir semua ruangan mereka tidak memiliki jendela. bahkan untuk mendapat udara bersih max harus membuat ventilasi cukup tinggi di mana Aurora tidak bisa menggapainya. Pintu utama selalu di kunci dengan gembok sebesar Kepala hanya max dan Dorothy yang boleh keluar untuk berbelanja kebutuhan.

" Aurora ini dongeng baru untuk mu, bacalah. " Ujar Dorothy memberikan sebuah buku, gadis itu menatap benci dan membiarkan bibinya pergi setelah meletakkan buku di meja nya.

Cukup lama ia merenung di kamarnya. Perutnya keroncongan meminta untuk di isi. Gadis itu berniat ke dapur dan mendengar percakapan paman dan bibinya.

" Jika bumi masih seperti dulu, gadis itu pasti masih sekolah. " Dorothy meneguk minuman hangat di cangkirnya.

" Kita hanya memberinya makan bubur tepung asin, yang kita curi dari mahluk itu tapi kita sudah menjaganya seperti janji kita pada orangtuanya, "

"Aku bahkan tidak bisa membayangkan jika kita meninggal, "

"Apa yang kau katakan, kita akan selalu menjaga Aurora, " Tambah Max memeluk istrinya.

Gadis itu semakin penasaran dengan dunia luar ia kembali ke kamarnya mendorong meja dari  dinding. Ia pernah melubangi dinding kamarnya, lubang itu hanya bisa ia gunakan untuk mengintip namun ia tak melihat apapun selain hamparan tanah kosong di belakang rumahnya.

Aurora tak patah semangat gadis muda itu menyiapkan makan malam berupa roti yang di buat sendiri dari tepung persediaan.
Ia sudah membersihkan seisi rumah agar bibinya tidak sibuk malam ini.

" Bagaimana bisa kau lakukan ini sendiri? " Tanya max tak percaya.

Gadis itu menata piring, " Makanlah, aku merasa bersalah karna tak mendengarkan perkataan kalian. Tidak seharusnya aku pergi keluar di sana berbahaya. "

Dorothy mengusap lembut surai gadis yang ia anggap seperti anak nya sendiri, " Aku mengerti perasaan mu, tapi ini memang yang terbaik sayang! "

" Kalian membawa  persediaan makanan, " Aurora mengangkat tas berbahan levis dengan warna coklat usang.

Max, sungguh ceroboh meletakan kunci pintu utama di sana. Selesai menuangkan tepung gadis itu memastikan kedua orangtuanya tidur kemudian melangkah keluar menuju pintu utama.

jantungnya berdegup kencang. Benda-benda bercahaya bertaburan di langit, tanah hijau membuatnya takjub.
Gadis itu menoleh ke arah rumahnya yang ternyata di lapisi tumpukan sampah.

Di kejauhan ia melihat sosok bertubuh tinggi kurus bermata besar tubuhnya berwarna hijau muda mengeluarkan suara aneh.

Sepasang mata itu mendapati gadis manis itu bersembunyi di balik pohon. Sigap mahluk menyeramkan itu mengejar Aurora sempat beberapa kali terjatuh hingga akhirnya ia tertangkap.

.
.
.

Manik gadis itu terbuka mendapati dirinya di dalam kandang besi yang hanya berisi satu bak air minum.
Tak sendiri beberapa orang lain juga menempati sangkar gantung seperti dirinya.

"A... Aku di mana? "

Seorang lelaki bertubuh kurus yang menempati sangkar sebelah menoleh, " Kita akan di jual, sejak mahluk ini menguasai bumi manusia hanya di jadikan peliharaan. "

Sosok hijau yang lain mendekati Sangkar-sangkar itu, sosok monster kecil yang tengah di gendong menunjuk sangkar berisi tiga anak kecil yang menangis

" Pet... Pet... Pet.. Pet... "( ibu lihat manusia-manusia ini bernyanyi, aku mau ini! ")  ucapannya tak dapat di mengerti.

" Pet.. Pet.. Pet.. Pet.. " (Anak ku mau yang ini, ambil uangnya) ujar monster besar memberikan sebuah koin ke monster penjual.

Aurora tak bisa berbuat apa-apa selain menangis seperti kebanyakan manusia lainya, sekarang ia mengerti mengapa ia tidak boleh keluar.

Hai salam kenal Nama ku Alice, umurku 19 tahun. Terimakasih sudah baca dukung terus creepy day aku bakal upload setiap hari ❤

creepy dayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang