7) pria ku adalah....

0 0 0
                                        


Hera menyibak buku novel yang ia pinjam dari teman kerjanya. Di sela perjalanan menuju rumah ia selalu mampir sebentar untuk sekedar membaca novel di taman yellow park, entah mengapa membac buku di taman memiliki kesan tersendiri untuknya.

Dua minggu lalu ia cemas jika toko pakaian cabang baru itu akan tidak sesuai dengannya. Namun, taman ini membuatnya betah dan gedung SMA lamanya yang tdekat dengan taman membuatnya membayangkan kembali kisah lamanya.

Sore ini gadis itu ke malaman karna terlalu seru membaca Novelnya hingga lantunan azan magrib menyadarkan
Para pengunjung taman raib pulang ke rumah masing-masing. Hanya menyusahkan dirinya.

Sudah beberapa hari saat ia ingin pulang lelali ber hoodie hitam itu duduk di kursi yang berdekatan dengan air mancur. Ia datang saat senja tanpa melakukan apapun hanya duduk dan memandang tanah.

Terkadang hera berfikir apa yang bisa membuat lelaki itu begitu sedih, gadis itu memutuskan untuk pulang netranya masih memerhatikan sosok itu, jantungnya berdegup kencang jika di ingat sosok itu adalah kakak kelas nya dulu, ingin rasanya menyapa tapi ia ragu.

Hari ini ia memutuskan untuk duduk di tanah hingga senja datang, sosok itu kembali datang kali ini ia duduk seraya memandang ke arah Hera. Gadis itu memberanikan diri menghampiri sosok yang ia yak kini adalah kakak kelasnya.

"Kak Felix? " Tanya hera.

Sosok itu tersenyum kemudian mempersilahkan gadis itu untuk duduk di samping nya, "setelah sekian lama kau ikut orang tua mu merantau sekarang kau kembali aku masih ingat betul wajah mu. "

"Iya kak, bagaimana kabar mu sekarang? " Tanya hera, "apa kau sudah berumah tangga? " Jelasnya lagi.

Ia menunduk, "aku hanya menunggu satu gadis, dari dulu aku belum sempat mengungkapkan isi hatiku pada nya. "

Hera mengangguk ia tau betul gadis bernama julia yang sempat menjadi primadona sekolahnya. Ia sangat dekat dengan felix kemana-mana selalu bersama hingga di juluki 'pasangan serasi' dan kabarnya sekarang julia meniti karir sebagai atlet bulu tangkis di jakarta ia sering muncul di TV. Lantas sekarang felix menjadi apa, bukannya dulu ia lebih jago bermain buku tangkis.

"Kak felix sekarang bekerja sebagai apa? " Tanya nya penasaran, tak ada jawaban namun muka felix malah semakin murung. Hera tak enak ahirnya ia pamit untuk pulang. Hatinya sedikit hancur mengingat saat ia cmburu dengan kedekatan felix dan julia

***
hal-hal lucuu atau film zaman sekolah yang mereka sukai, hera cukup lega karna felix mulai tertawa dan tersenyum kembali. Bahkan ketika brsama felix pulang malam pun tak apa, sosok itu selalu mengantarkannya sampai rumah.

Pernah sekali ia di datangi preman bertubuh besar yang entah memiliki niat jahat apa, sosok itu lari terbirit-birit ketika melihat felix.

"Oh iya, kenapa preman itu lari apa ada yang salah? " Tanya hera mengusir
Keheningan ketika mereka berjalan menuju rumah.

"Setauku mereka takut karna aku ini seram bahkan preman di sini semuanya takut... " Tawanya

Hera mengerutkan dahi tak percaya di bandingkan preman tadi tubuh felix tak ada aapa-apa nya.

..

Harusnya kamu bilang sebilang sejak awal, aku juga menyukai mu. "

"Maaf tapi dulu aku sangat sibuk sebagai atlet sekolah. Aku me nomor dua kan soal cinta dan ketika kau pergi aku merasa ada sesuatu yang kurang, " Ucapnya berkaca.

"Tapi sekarang kita bersama kan? "

"Tidak, setelah mnyatakan perasaan aku berjanji akan pergi ke tempat yang sangat jauh. "

"Apa maksudmu? " Tukas hera, "kau menyatakan perasaan lalu mau meninggalkan ku, kau ini lelaki macam apa? "

Tanpa menjawab felix berbalik hera bisa mendengar sosok tampan itu sesengukan beberapa kali. Ketika hera memanggil sosok itu malah berlari, tubuh yang masih sakit ia paksa mengejar felix, beberapa tetangganya memandang aneh bahkan beberapa anak kecil menyebutnya gila.

"Kakak gila!! " Teriak mereka seraya berlari seolah menghindari nya.

Beberapa wanita dewasa saling berbisik menunjuk hera, "dia suka ngomong sendiri kalo di rumah, "

"Saya juga pernah papasan di jalan se waktu senja, ia ketawa sendiri! "

Gadis bertubuh kurus itu tak mengubris mereka ia berdecak kesal karna kehilangan jejak felix dan saat itu pandangannya tertuju pada gadis bertubuh semapai di tepi jalan yang melambaikan tangan.

"Kak julia? " Ucap hera masih ragu.

"Iya ini, aku sudah mendengar semuanya tentang mu dari bang harin, " Ujarnya. Sosok preman yang ia jumpai tempo hari mengangguk ia adalah harin teman felix.

"Jadi kau masih ke taman itu?" Ujar julia, "kau bertemu felix, apa benar kau berbicara dengannya? " Julia memegang kedua bahu hera.

"Kenapa kau memberondong ku pertanyaan, bukanya tadi dia lewat sini hanya saja aku kehilangan jejaknya. "

Julia menangis tersedu, memeluk gadis yang kebingungan. "Jika ku jelas kan kau tak kan percaya, ayo kita ke rumah felix sekarang. "

Gadis itu mengikuti julia dan harin, itu memang rumah felix namun sudah berdebu dan rusak di sisi beton nya.
"Apa dia sudah pindah? "

"Tidak, dia kecelakaan dua minggu setelah kau pergi, " Jelas julia.

"Kakak ngomong apa sih!! " Tukas hera tak percaya.

"Percayalah hera, dia tetap menunggu mu kembali orang-orang terkadang melihatnya. Oleh karna itu taman selalu sepi ketika senja. Dan waktu itu ketika menegurmu aku melihat dengan jelas sosok mengerikan itu, "

Air mata hera meleleh tak kuasa menahan rasa sedihnya.

Malam itu juga ia putuskan untuk mengunjungi makam nya bersama julia memanjatkan doa untuk ketenangan nya. Tanpa julia sadari manik hera bertemu sosok berbaju serba putih melambai di bawah pohon kamboja dengan senyuman paling indah sebelum bayangan yang lenyap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

creepy dayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang