CHAPTER 1

17 2 0
                                    

Happy reading guysʕ´•ᴥ•'ʔ

-

Bel berbunyi, semua murid memasuki kelas masing-masing, begitupula Rose dan Maria, dua sekawan baik yang selalu bersama.

"Aku bertemu dengan seorang pria tampan di taman"

Maria menoleh pada Rose, "benarkah? Wow, dia sangat hebat, bisa membuat mu terpesona melihatnya" Rose langsung tertawa kecil dengan merah dipipi nya.

"Ntah lah, aku ingin tahu siapa namanya"

Maria berfikir sejenak, penasaran dengan lelaki yang berhasil membuat Rose menari-nari di dalam hatinya.

"Apa dia tampan?" Tanya Maria yang membuat Rose menatapnya dengan tatapan tidak terima.

"Sangat tampan, jika kau melihatnya, kau tidak boleh jatuh cinta kepadanya!" Ekspresi terkejut langsung tercetak jelas di wajah Maria.

"Apa kau menyukainya?" Rona merah di pipi Rose semakin menebal, kenapa dia bisa dengan lantang mengucapkan kalimat tadi? Rose sebaiknya kau harus menjaga perkataan mu agar tidak malu seperti ini.

"Tidak, a-aku tidak menyukainya" ucapnya beralasan meskipun sudah ketahuan.

"Hahaha, dirimu sangat lucu, aku tidak sabar melihat siapa pria itu"

Rose mencubit lengan Maria kecil membuat sang empu meng-aduh,  lalu tertawa bersama, sambil membayangkan betapa manisnya pria yang telah di jumpa nya.

-

"Aku ingin pergi ke perpustakaan, guru bilang buku yang harus kita bawa ada di sana, kau mau ikut?" Ajak Maria, Rose menghembuskan nafasnya dengan malas lalu mulai menelungkupkan kepalanya di atas meja.

"Aku sedang malas, kau saja Maria, lagipula aku tidak suka pelajaran itu"

"Baiklah, siapa tahu aku bertemu dengan pria idaman dirimu, dan aku akan merebutnya" mata Rose membelo seketika, dia berdiri tegak dan memasang wajah marah.

"Tidak, aku akan ikut, lagipula kau kan tidak tahu wajahnya" lagi-lagi Maria tertawa melihat tingkah sahabatnya, "aku hanya bercanda, kau berlebihan. Lihatlah wajahmu, memerah karena marah"

Sadar dengan aksinya, Rose tertawa pelan, "aku hanya ingin mengantar dirimu, tidak boleh kah? Baiklah ayo kita pergi ke perpustakaan itu, ayo cepat"

Rose menggandeng tangan Maria menuju perpustakaan, wajahnya memerah menahan malu pada Maria, tetapi dia juga berharap agar bertemu dengan pria idamannya.

-

"Dimana bukunya Maria? Aku sudah lelah mencarinya"

Membolak-balik, melihat-lihat, berkeliling dari rak satu ke rak yang lain, sudah cukup, ini terlalu melelahkan.

"Aku tidak tahu, tetapi ibu anne bilang kalau buku seperti itu ada di perpustakaan, tolong cari lebih teliti lagi Rose" bahkan Maria mengucapkan kalimat itupun tidak melihat Rose sedikitpun, hanya terfokus pada buku yang dicarinya.

Memutar bola malas, Rose menghembuskan nafas sebalnya, lalu kembali mencari buku keinginan Maria.

"Apa judul bukunya? Aku lupa"

"Beberapa keajaiban dunia"

Mencari lagi dan lagi, sudah berapa menit atau bahkan jam mereka sudah menghabiskan waktu di perpustakaan, tidak tidak, itu terlalu berlebihan.

MOONLIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang