Chapter IV

0 0 0
                                    

Hari demi hari telah di lewati, tidak terasa proses belajar mengajar antara Aqil dan Salsa telah selesai. Awalnya malu malu dan canggung bagi keduanya tetapi kemudian mereka bisa mengerti dan lebih memahami apa tugas yang harus mereka selesaikan.

Salsa sendiri telah di anggap keluarga oleh Bunda mereka, hal itu karena setiap selesai belajar sama Aqil ia bermain Bersama Nana.

Aqil, Dara dan Risky berkumpul di alun-alun sekolah, hari ini mereka akan belajar langsung di ruangan khusus agar tidak ada gangguan dari luar.

“Kalian udah sarapan belum?” Dara bertanya kepada kedua temannya itu

“Belum” jawab Rizky

“Udah” jawab Aqil

“Jangan bohong, kamu sampai di sekolah pagi-pagi sekali mana sempet sarapan” Risky menimpali

Hari ini Aqil memang tidak sarapan karena ia buru-buru ke sekolah buat ke perpustakaan terlebih dahulu dan ia lupa membawa bekal sarapan dari Bunda.

“Ini aku bawa sarapan, ayo kita makan sama sama belum belajar” Dara menawarkan makanan kepada mereka berdua.

“Aqil kamu ga terlalu suka manis kan? Tenang aja kue ini ga terlalu manis kok, aku sendiri yang buatnya” kata Dara

“Makasih” jawab Aqil singkat, Dara hanya tersenyum kecil dibuatnya.

“Ehem tumben tumbenan nih, lagian tau dari mana lu kalau Aqil ga terlalu suka manis?” Risky penasaran

“Aku liat bekal yang sering di bawa Aqil, entah itu makan siang ataupun sarapan. Jadi dari sana aku ngambil kesimpulan sendiri” jelas Dara

“Tuh ada yang merhatiin lu tiap hari” Risky menyenggolkan bahunya ke bahu Aqil.

Aqil hanya diam dan senyum tipis juga ia keluarkan, melihat itu hati Dara merasa terbang rasanya ia  ingin jungkir balik di sana tapi semua itu ketutup sama yang namanya image.

Mereka profesional dalam hal tugas, tidak melibatkan perasaan atau hal lain dalam hal belajar karena mereka ingin fokus sama lombanya yang semakin hari semakin dekat.

***

Rata-rata setiap mahasiswa pasti ikut andil dalam sebuah organisasi, dalam perekrutan anggota baru Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Azam ikut serta di dalamnya.

Tujuan dakwahnya harus ia kembangkan, ia berpikir dengan ikut organisasi kampus itu akan membantunya menyelesaikan apa yang selama ini ia impikan.

“Silahkan yang akan wawancara organisasi ke secret nanti siang sehabis zuhur” perintah kak Zaki selaku ketua Himpunan Mahasiswa yang saat ini adalah seorang mahasiswa semester lima.

Memasuki materi baru pembelajaran yang sebelumnya asing bagi meraka membuat kebanyakan mahasiswa mendapat banyak beban ditambah lagi tumpukan tugas di awal perkuliahan. Aneh tapi nyata itulah kehidupan anak kuliah, terlihat keren di luar tapi stress di dalam.

Matahari semakin naik, cuaca semakin terik dan azan sebentar lagi berkumandang menandakan jam perkuliahan hari ini hampir selesai.

Kelas pun selesai, Azam dan beberapa teman laki-lakinya segera menuju mushola kampus sebelum pergi ke secret organisasi.  Di depan mushola Azam melihat ada Cindy di sana, begitupun sebaliknya Cindy juga melihat kedatangan Azam. Mereka hanya saling lihat dan tidak bertegur sapa, selain karena tempat masuk laki-laki dan perempuan berbeda Azam juga enggan berbicara duluan kepada perempuan.

Selesai melaksanakan satu kewajiban agama, Azam dan beberapa temannya baik laki-laki maupun Perempuan sama-sama langsung pergi ke secret. Sesampainya di sana mereka langsung dipersilahkan masuk dan dipersilahkan duduk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Awal untuk akhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang