Prolog

113 5 3
                                    

Dulu ada sebuah game yang terkenal bernama Arcadia, game tersebut terkenal sebagai game fantasy RPG yang bagus.

Banyak anak-anak yang menyukainya apa lagi kelangan remaja, setiap kali ada toko yang menjual pasti langsung habis.

Namun game itu berhenti berproduksi 5 tahun kemudian setelah rilisnya kerena sebuah insiden yang masih mestirius dan tidak bisa terpecahkan.

Kasusnya remaja hilang yang terkait dengan Arcadia ini berdampak sangat besar sehingga perusahaan harus berhenti memproduksikan game tersebut.

Dikatakan remaja itu sekitar 20 tahun menghilang di apartemennya yang dia baru pindai secara misterius tanpa ada jejak.

Apartemen itu terlihat bersih dan rapi jadi tidak mungkin ada orang yang memasuki apartemen itu, yang hanya terlihat adalah kamar bersih dan kosol hidup dengan game tersebut yang masih hidup.

Di spekulasikan remaja itu bunuh diri dengan melompat dari jembatan yang tidak jauh dari apartemen tersebut karena terdengar dari orangtuanya dia mengidap depresi dalam.

Namun itu juga tidak mungkin karena sepatunya masih ada di dalam apartemen dengan pintu yang terkunci dari dalam, semua ini tidak masuk akal.

Karena tidak ada jawaban dari kejadian ini kasus ini terpaksa di tutup dengan spekulasi korban bunuh dirinya di jembatan.

Tapi banyak orang berteori bahwa game tersebut itu terkait akan hilangnya remaja itu, ada yang bilang itu terkait hal-hal mistis, ada juga mengatakan bahwa itu sudah di rencanakan.

Dari situlah game itu tidak berproduksi lagi, seakan-akan menghilang dari dunia. Dari situ semuanya mulai melupakan game ini ada.

Semuanya hilang begitu saja, tapi teori mistis itu masih ada di mana-mana hanya saja tidak ada yang terlalu memerhatikan itu.

Apartemen itu pun di bersihkan dan di jual kembali kepada orang lain, namun banyak orang tidak mau membelinya.

Bagi orang yang membelinya mereka komplain mendengarkan suara-suara aneh atau mimpi-mimpi yang aneh.

Seperti suara tebasan pedang, tembakan panah, suara hutan rimba ataupun suara jatuhan buku. Begitu juga dengan mimpi-mimpi aneh itu.

Terlihat peperangan, wabah virus menyebar, pereksekusian dengan ketidak adilan yang kejam. Mimpi-mimpi itu terulang-ulang tidak berhenti menghantui.

Itulah yang membuat apartemen itu tidak laku jual, tahun-tahun berlalu tapi masih saja tidak ada yang ingin menginap di sana. Apakah apartemen itu ada harapan?

[30 tahun kemudian]

Terlihat seorang agen berdiri di depan apartemen kosong sedang menunggu seseorang dengan sabar tanpa komplain apapun.

Dia berdiri menunggu melihat kanan-kiri untuk melihat kedatangan orang tersebut, sembari begitu dia mengambil ponselnya dan melihat jam.

Jam HP menunjukan sudah pukul 4:57 sore, berarti bentar lagi seharusnya sang pengguna apartemen akan datang.

Tiba-tiba terdengar suara mobil mendekat, agen itu menaruh kembali HPnya di tasnya dan melihat ke arah sumber suara tersebut.

Terlihat sebuah taksi berhenti di depan agen itu, sopir taksipun keluar membuka bagasi mobil dan mengeluarkan koper dan beberapa tas.

Sembari begitu seorang pemuda keluar dari mobil itu berjalan ke arah agen itu, agen itu pun tersenyum melihatnya.

"Halo, selamat pagi. Apakah kamu yang bernama Roman Yuga?" agen itu bertanya sembari mengeluarkan sebuah kertas dan pen.

Pemuda yang bernama Roman itu menganggukkan kepalanya "Benar, maaf jika saya terlambat. Tadi jalan lumayan macet jadi harus cari jalan tikus" ujarnya sambil tersenyum canggung.

Agen itu hanya tersenyum manis "Tidak apa-apa, memang kota besar seperti ini lumayan sering macetnya" ucapannya itu membuat pemuda itu lega.

Dengan langsung agen itu itu mengasihi sebuah pen kepadanya "Tolong tanda tangan di sini untuk surat kontraknya" ucapnya dengan senyuman.

Roman pun mengambil pen itu dan menandatangani kontrak itu, agen itupun mengasih kunci apartemen itu kepada pemuda tersebut.

Pemuda itu mengambil kunci tersebut dan mengembalikan pen yang dia gunakan kembali kepada agen itu.

"Terima kasih telah memilih apartemen ini untuk jadi tempat penginapan" sang agen mengambil pen itu dengan senyuman hangat.

Dengan hormat dia tunduk "Jika ada komplain kamu tahu harus telepon siapa" agen itupun langsung pergi, sepertinya dia sibuk hari itu.

Pemuda itu tersenyum dengan semangat, tidak sabar akan tinggal di apartemen tersebut. "Permisi tuan, saya sudah menaruh barang-barang di sini ya" kata pengemudi taksi itu.

Roman berbalik melihat ke arah penyopir taksi itu, "Oh baiklah! Terima kasih pak" ucap pemuda itu dengan ceria.

Taksi sopir itu tersenyum balik dan masuk ke dalam taksi dan langsung nyetir ke tempat tujuan selanjutnya.

Pemuda itu melihat ke apatemen itu dengan bangganya, dia sudah tidak sabar untuk tinggal dalam apartemen itu.

Tanpa berpikir panjang diapun mengambil kopernya dan tas-tasnya dan masuk kedalam dengan suasana bahagia.

Banyak orang mengatakan bahwa apartemen itu berhantu ataupun di kutuk namun Roman tidak percaya akan hal-hal seperti itu.

Baginya.. Inilah keberhasilannya yang paling tinggi, dan yang paling dia banggakan, dia akan pastikan dia akan berjuang.

Inilah.. Awal petualangannya itu..

N/A: Prolog dah selesai! Sebenarnya aku ingin tulis Ivory of The Sky dulu namun ya.. You know? Ide jangan di tunda teman awokawok. Ok itu saja untuk sekarang! Orion out!

Game of Arcadia [ID]Where stories live. Discover now