T I L U

518 52 2
                                    

...

Malam harinya kediaman duke ronald terlihat sangat ramai, minuman serta makanan lezat dihidangkan untuk melengkapi pesta.

Para tamu menikmati acara, tampak semua orang tersenyum kecuali kenzie prospera avram.

"Ohh... kenapa pengantin ini terlihat menyedihkan, kau harus nya tersenyum bahagia karena ini pesta diadakan untuk merayakan pernikahan mu"

Jayden dengan wajah dibuat sedih tapi menampilkan seringai membuat ken sangat jengkel.

"Kita jadi saudara sekarang ken" jayden berjalan dibelakang lalu berhenti di sisi tubuh ken yang lain.

"Dan malam ini malam pertama mu dan duke, ahh.. aku jadi ingat duke sangat bergairah saat melakukannya" jayden memperagakan hubungan intim dengan kedua tangannya.

"Aku bahkan hampir pingsan saat melakukannya, apalagi penisnya sangat besar" jayden berucap dengan berbisik diujung kalimat.

Ken terlihat pucat ia membayangkan dirinya digagahi duke.

"Tidak! Aku tidak mau!"

Ken memegang kepalanya sambil bergumam kata-kata yang tidak jelas.

Jayden pergi setelah membuat temannya terlihat lebih menderita.

"Jayden"

Jayden menoleh saat ada yang memanggil dirinya.

"Ada apa ronald?"

Duke berjalan mendekati istrinya itu. Lalu menyerahkan selimut kecil.

"Ini, udara malam tidak baik untuk dirimu. Dan jangan terlalu banyak berjalan nanti kau lelah"

Ronald memakaikan selimut itu di bahu jayden.

Jayden tersenyum untuk membalas perhatian ronald padanya.

'Ah, bisa kau pergi dari hadapan ku. Kau membuat aku jadi malu, semua orang melihat bodoh!'

Batin jayden masih mempertahankan senyumnya.

"Ronald sebaiknya kau menemani istri baru mu, lihat tuan ken terlihat sedikit depresi di sana"

Jayden mencoba mengusir ronald dengan cara lembut.

"Hmm"

Ronald berjalan semakin dekat dengan jayden lalu tanpa izin mencium kening jayden yang mana membuat pipi jayden semakin merah.

'Sialan kau ronald!'

Setelah membuat kegaduhan duke berlalu mendekati ken.

"Hohoho... apa ini? Duke sangat menyayangi istrinya yang satu ini, ah.. aku jadi iri" hesa datang dengan memegang minuman ditangannya.

"Tentu saja dia sangat menyayangi ku, kau tau duke sudah membuat jadwal tidurnya dan lusa adalah giliran mu hesa"

Hesa yang sedang meneguk minumannya tersedak akibat ucapan jayden barusan.

"Ukh.. uhuk... uhuk"

Jayden mencoba membantu hesa dengan menepuk belakangnya.

"Hati-hati saat minum, kau bisa tersedak lalu mati"

Jayden masih menepuk dengan brutal belakang hesa.

Jayden mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Saat menemukan mangsa baru ia pun beranjak meninggalkan ken yang mulai cemas.

"Jake" jayden memanggil dengan lembut.

Orang yang dipanggil pun menoleh lalu membungkuk memberi hormat.

'Pria ini selalu saja seperti ini padahal derajat kami sama, tapi dikehidupan yang dulu di memang seperti ini' jayden menghela nafas.

"Kita ini sama-sama istri duke jadi berhenti memberi hormat berlebihan seperti itu jake" jayden mencoba menasehati jake karena jika dia terus seperti itu orang-orang akan meremehkan nya.

"Saya sekarang memang istri duke tapi saya dari kalangan orang rendahan jadi saya tidak boleh melewati batas" jake bicara dengan ekspresi datar, padahal jika dilihat jake ini tampan dengan kulit putih dan rambut silver nya.

"Kau ini sangat susah di nasehati aku jadi tidak mood mengganggu mu lagi" jayden bicara sambil memejamkan matanya serta tangan yang menggurai rambutnya kebelakang.

"Tuan jayden sebaiknya duduk saja, karena tuan kelelahan duke pasti marah" jake bicara dengan wajah datar.

Jayden dibuat tidak bisa menasehati istri duke yang satu ini.

"Aku tidak akan duduk dan akan berlari kesana sini jika kau terus memanggilku tuan, kau tau kau terdengar seperti hesa saat mengejek ku"

"Baiklah"

Jayden tersenyum lalu menarik jake untuk duduk di salah satu meja.

"Jake? Kenapa kau tidak mau melayani duke saat diranjang?" Pertanyaan polos itu keluar dari mulut jayden saat mereka sudah duduk.

"Yang Mulia Duke tidak memerintahkan hal itu" jake bicara dengan memainkan jarinya.

'Haha jadi dia kan memainkan jarinya saat gugup, lucunya' batin jayden saat melihat gerak-gerik jake.

"Bagaimana jika kau yang memulai, kau juga istrinya jadi sudah kewajiban duke menyenangkan istri-istrinya" jayden menyeringai saat melihat wajah datar jake sedikit memerah.

"Apa kau memikirkan hal mesum bersama duke?" Jayden hanya sembarangan bicara tapi sepertinya dia benar karena wajah jake menjadi semakin merah.

AllagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang