Untuk Sakinah
( Kenapa harus aku sampai sejauh ini? )Mungkin pertanyaan itu bukanlah pertanyaan yang pantas untuk ditanyakan, bukan?
Tapi seringkali aku mempertanyakannya dalam hati," kenapa harus aku Kak?"
Kenapa harus aku dari sekian mahasiswa STAI yang kamu kenal?
Kenapa harus aku dari sekian banyak teman - temanmu?
Kenapa harus aku yang menyaksikan segala bentuk perjuangan hidup dan problem itu?
Kenapa harus aku yang hadir dalam hidupmu dan tak bisa berbuat banyak?
Kenapa harus aku yang tak sepenuhnya mengerti duniamu?
Kenapa harus aku yang harus mengalah terhadap perubahan hidupmu?
Kenapa harus aku yang selalu meminta untuk bertemu? Kapanpun itu....
Aku tau, Allah tak pernah salah menempatkan seseorang kapanpun itu. Aku juga tau, dimanapun aku berada, takdirku adalah bertemu dulu denganmu. Kadang aku merasa kesal, karena tak bisa menjangkau dunia pemikiranmu. Kadang aku merasa tak sanggup lagi menjadi temanmu, tetapi hati kecilku selalu berkata bahwa manusia tidak ada yang sempurna. Baik aku atu kamu, kita punya kelemahan dan kelebihan masing - masing.
Aku hanya berharap hatiku semakin lapang dan bisa menerima, andaikata perasaan persahabatan kita tak semanis dahulu karena hidup yang terus berubah - ubah.
Saat tiba waktunya nanti, mungkin hanya tulisan yang akan selalu menjadi bayang - bayang kenangan kita. Menjadi sejarah bahwa kita pernah memiliki mimpi yang sama. Menjadi kisah bahwa Nur dan Sakinah adalah sahabat yang setia. Menjadi saksi atas banyaknya tawa dan air mata dalam mengarungi hidup ini. Aku bukanlah yang pertama datang menjadi sahabatmu, tapi semoga aku menjadi akhir yang baik untukmu sebagai teman bukan saja di dunia, tapi di surga nanti..aamiin.
Jauh sebelum kita saling mengenal, aku tak pernah membayangkan akan bertemu dengan orang sepertimu. Aku pikir kita takkan mampu bertahan sejauh ini, sebab kamu telah lebih dulu memiliki banyak sahabat, jauh sebelum aku hadir dalam kehidupanmu.Nursiput