.
Euijoo berusaha fokus pada tugas-tugas sekolahnya, ketika Nicholas tiba-tiba mendobrak pintu kamar dan merecokinya seperti biasa. Si Byun sudah tak ada waktu untuk sekadar merasa terganggu ataupun melempar bantal pada Nicholas yang malah sengaja berteriak-teriak menyanyikan salah satu lagu dari ponselnya— tugas sekolah adalah yang utama!
Nicholas bangkit dari kasur Euijoo saat sadar temannya itu tak sedikitpun merespon tingkah capernya. "TANTEEEE WIJU-NYA BELAJAR TERUS NIH!!!"
"Diem gak?!" Euijoo menoleh galak, seolah sorot tajam yang terlapisi kacamata itu akan membolongi kepala Nicholas saat itu juga. "Matiin musiknya! Berisik!"
"Ayo sepedaan, Juuu!!!" ajak Nicholas mendekat ke meja belajar. Lelaki yang sudah sejam lalu duduk di sana itu mengabaikannya lagi untuk yang kesekian kali.
"Udah malem gini, No. Ck."
"Gak papa nyari angin!"
"Gak."
Kali ini giliran Nicholas yang mendecak. Dia dengan gontai kembali menjatuhkan diri ke kasur Euijoo, berguling-guling bosan sebelum kemudian bangkit duduk sesaat setelah teringat sesuatu.
Senyumnya tiba-tiba mengembang lebar. "Wiju! Tebak apa!"
Euijoo mendengus pelan, tak menoleh. "Apa?"
"Sumin nge-iyain ajakan pulang bareng dari gue!!!!"
Konsentrasi Euijoo buyar seketika.
Nicholas hampir menyerocos panjang tentang bagaimana dia meminta bantuan Somi untuk membuat Sumin menyetujui ajakannya, ketika dia melihat Euijoo malah meraih earpods dan menyumpalkannya ke dalam telinga. Nicholas langsung bangkit protes. "Woy dengerin dulu!!!"
"Lo kalo ngomongin Sumin gak akan beres sejam, nanti aja kalo tugas gue udah selesai," balas Euijoo ketus. Tubuh Nicholas dengan lemah jatuh lagi ke atas kasur.
"Jahat lo, Ju," keluhnya, namun tak direspon karena Euijoo sudah meninggikan volume musik yang didengarnya.
Genggaman tangan Euijoo pada pulpennya mengerat. Memang Nicholas sialan. Padahal metode belajar sambil mendengarkan musik adalah metode paling buruk yang pernah Euijoo coba. Dan sekarang dia harus berusaha keras untuk fokus berkali-kali lipat dari biasanya demi menjaga perasaannya sendiri.
Euijoo mengumpat sekali lagi. 'Nicholas sialan.'
.
Namun pada akhirnya, Euijoo mengalah juga.
Setelah berhasil melibas semua tugas-tugasnya dalam waktu singkat, Euijoo memukul kepala Nicholas yang sedang memainkan ponsel tapi tetap sesekali memberikan lirikan sinis padanya, mengajak lelaki itu mengobrol di balkon agar ia tak merajuk lagi. Nicholas langsung bangkit senang saat itu juga, memeluk Euijoo dari belakang dan mendorongnya dengan semangat menuju balkon.
Mamanya membuatkan teh hangat, sedangkan Ibu Nicholas juga datang sambil membawakan beberapa kue— sekarang mungkin masih mengobrol dengan Mama Euijoo di lantai bawah. Keadaan hati Nicholas jadi semakin membaik setiap detiknya, mulutnya tak berhenti mengoceh soal niatnya untuk mengajak Sumin jalan-jalan dahulu besok sebelum pulang.
Satu-satunya yang merasa tak baik di sana hanyalah Euijoo.
Si tuan rumah mengunyah kue sambil menatap ke depan dengan pandangan kosong, nyawanya masih berceceran karena mengerjakan tugas dengan ngebut barusan, ditambah Nicholas di sisinya masih ribut menceritakan soal Sumin dan delulu-delulu gilanya yang kadang bergumam "Kalo gue sama Sumin pacaran kira-kira gimana ya, Ju?"
'Gak gimana-gimana, paling gue bunuh diri.' Adalah respon yang Euijoo simpan rapat-rapat dalam hatinya, walau tentu saja dia tidak akan benar-benar melakukan itu, paling-paling Euijoo akan mencari beasiswa universitas di luar negeri, lebih baik kabur daripada menyaksikan lovey-dovey menjijikkan antara Nicholas dan Sumin— kalau nanti mereka benar-benar jadian, Euijoo sih berharap semoga jangan.
"Eh iya, Ju." Nicholas menegakkan punggung, mengerjap pelan. "Kalo besok gue pulang sama Sumin, terus lo sama siapa dong?"
Euijoo tersenyum miring. 'Baru nyadar?'
"Santai lah," balas Euijoo kemudian, dia ikut menegakkan punggung dan mengambil kue lagi. "Bisa nebeng Jay atau Sunghoon."
Euijoo tidak sadar jika garis wajah Nicholas langsung berubah saat itu juga.
"Lo deket sama mereka?"
Pertanyaan Nicholas dibalas gedikan bahu acuh. "Iya kali."
"Sunghoon 'kan udah punya pacar, Ju. Jay juga."
Euijoo menatap Nicholas kebingungan. "Gue deket sama mereka bukan berarti mau macarin juga?"
"Ya tapi, kan—"
"Atau gue bisa pulang sama Jaehyuk, dia jomblo."
"Ju..." Nicholas malah terlihat memelas. "Grab aja deh grab, gue bayarin."
"Idih, ogah."
"Sumpah gue bayarin, Ju—"
"Enggak!" balas Euijoo melotot, mendorong wajah Nicholas yang sudah hampir mendekat. "Terserah gue lah mau pulang sama siapa juga, Bapak gue lo?"
Nicholas balas mendorong kepala Euijoo dan keduanya malah jadi ribut.
"Lo gak deket sama mereka!"
"Lo juga deket sama Sumin baru-baru ini!"
"Kalo yang ini beda!"
"Sama!"
"Beda, Eju!"
"Sama, Weno!"
Nicholas memutuskan untuk menghentikan keributan terlebih dahulu dan menatap Euijoo sinis, dibalas oleh temannya itu dengan sengit.
"Apa lo?" tantang Nicholas.
Euijoo melempar slipper-nya. "Lo yang apa?!"
"Lo yang—"
Ting!
Perhatian keduanya teralih oleh suara ponsel Nicholas yang menyala di atas meja, mereka sama-sama tertegun sejenak menatap layar.
Nicholas terlonjak setelah sadar. "Sumin, Ju!" katanya buru-buru meraih ponsel. Euijoo hanya memutar mata malas, membenarkan posisi duduk dan menatap langit sambil memakan kuenya lagi.
Senyum Nicholas mengembang lebar tak pudar-pudar.
Brighter than the blue sky.
Jemarinya mengetik dengan cepat membalas pesan dari Sumin, sambil sesekali terkekeh dan bergumam "lucu banget sih." berkali-kali, Nicholas benar-benar terlihat sedang kasmaran.
She's got you mesmerized.
Euijoo merapatkan rahangnya sendiri, diam-diam menarik napas begitu dalam.
While I die.
.
To be continued.
.
A/N: ada beberapa chapter yang emang pendek-pendek (dan mungkin beberapa bakal ada yang lebih pendek dari ini: 869 words including author notes) tapi ini beneran bakal tamat cepet (gak bakal lebih dari 15 chapter mungkin? kayaknya 15 juga gak nyampe deh) mohon dukungannya buat yang baca! 🌷
KAMU SEDANG MEMBACA
i. heather ✓
Fanfiction𝐒𝐨𝐧𝐠𝐟𝐢𝐜 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬; [𝐍𝐢𝐜𝐡𝐨𝐥𝐚𝐬 & 𝐄𝐮𝐢𝐣𝐨𝐨] "𝑾𝒊𝒔𝒉 𝑰 𝒘𝒆𝒓𝒆 𝑯𝒆𝒂𝒕𝒉𝒆𝒓."