Bab 2: semakin dekat

10 2 0
                                    

Hari-hari berikutnya, Clarissa dan Alvaro mulai rutin bertemu sepulang sekolah. Alvaro menoleh ke Clarissa. "Hei, kamu mau minum kopi ga? Ada kafe baru di depan tuh."

Clarissa ragu-ragu sejenak, melamun. Teringat hubungan masa lalunya dengan Kevin, pria yang ternyata posesif dan suka mengontrol, membuatnya berhati-hati. Namun, ada sesuatu yang memberitahunya bahwa Alvaro berbeda. Dia memancarkan rasa kebaikan dan rasa hormat yang tulus.

"Emmm boleh deh." dia akhirnya menjawab, senyum terbentuk di wajahnya.

"Yauda ayo naik" Ajak Alvaro menaiki motor.

Mereka akan duduk di sudut kafe yang nyaman, menyelami percakapan mulai dari buku favorit hingga impian dan aspirasi mereka. Dengan setiap pertemuan, ikatan mereka semakin kuat, hubungan mereka semakin dalam.

"Eh aku ada tugas nih, bisa bantuin aku ga?" Tanya Clarissa sembari mengeluarkan buku.

"Tugas apa? Coba liat tugas nya."

"Nih tugas nya banyak banget, banyak yang aku ga ngerti."

"Ohh ini, sini aku ajarin caranya"

Clarissa mengagumi kecerdasan dan kebaikan Alvaro. Dia menemukan bahwa di balik sifatnya yang pendiam, terdapat individu yang bijaksana dan penuh kasih sayang.

"Ternyata dia pinter ya, baik juga." Bisik hati Clarissa sambil memandang wajah Alvaro.

Alvaro pun mengapresiasi keingintahuan dan semangat hidup Clarissa. Dia punya cara untuk membuatnya merasa nyaman, membiarkannya terbuka dengan cara yang belum pernah dia lakukan sebelumnya.

"Wahh makasih ya udah mau ngajarin aku cara ngerjain nya, padahal tinggal kasi tau jawaban nya aja." Ucap Clarissa.

"Engga dong.. kalo aku kasi tau jawaban nya, sampe kapan pun kamu ga akan ngerti kalo ada tugas kaya gini lagi." jawab Alvaro.

"Eh iya juga ya, hehe.. Sekali lagi makasih ya."

Alvaro dan Clarissa terus menghabiskan lebih banyak waktu bersama, ikatan mereka semakin kuat dari hari ke hari.

Saat hubungan mereka semakin dekat, teman-teman Clarissa mulai memperhatikan waktu yang dia habiskan bersama Alvaro. Mereka mempertanyakan pilihannya dan semakin tidak menyetujui hubungannya dengan Alvaro.Rumor menyebar, dipicu oleh kecemburuan dan kesalahpahaman.

"Eh kamu beneran kecantol sama anak cupu itu?"

"Serius kamu sama dia?"

"Eh dia tu anak ga guna, di kelas nya aja cuma jadi bahan bully"

Clarissa kesal mendengar ucapan ucapan itu. "Asal kalian tau, dia itu ga seburuk yang kalian bayangin!" Ucap Clarissa dengan sangat tegas.

Clarissa menghadapi komentar dan penilaian kasar dari orang-orang yang pernah dia sebut sebagai teman.

Namun meski mendapat penolakan, Clarissa dan Alvaro tetap tidak terpengaruh. Mereka tau hubungan mereka istimewa dan patut diperjuangkan. Mereka saling mendukung, menemukan penghiburan di saat-saat kerentanan bersama. Mereka tertawa bersama, bermimpi bersama, dan merasa nyaman karena mengetahui bahwa mereka saling mendukung.

Mereka tidak menyangka bahwa pertemuan tak terduga ini akan membawa mereka ke jalan tak terduga yang penuh dengan cinta dan konflik.

Clarissa & Alvaro Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang