Awal Mula

6 2 0
                                    

Gadis kecil berambut hitam kepirangan panjang itu hanya bisa berdiri diam dibalik jendela kamarnya, menatap taman belakang rumahnya yang terlihat begitu ramai dengan sendu karena hari ini adalah hari ulang tahun kakaknya Alex yang ke dua belas tahun.

Ingin rasanya dia keluar dan main sepuasnya dengan kakaknya itu. Namun, ayah dan ibu pasti akan marah lagi kalau dia membuat keributan, apalagi adiknya Rein tidak bisa mendengar suara bising secara tiba-tiba karena itu bisa membuat jantung adiknya berkerja dengan cepat dan akan semakin melemah.

Sungguh dia tidak membutuhkan barang-barang mewah seperti anak konglemerat lainnya karena yang dia inginkan saat ini bukanlah harta yang bergelimpangan hingga membuat orang buta tapi kasih sayang yang dia butuhkan hanya itu yang dia butuhkan bukan harta.

Semua orang tidak akan pernah mengerti perasaanya dan tidak akan mengerti sama sekali. Berulang kali dia membuat keributan baik disekolah ataupun dirumahnya hanya untuk mendapatkan perhatian keluarga serta orang disekitarnya, biarlah semua orang marah padanya dia tidak peduli karena melihat kedua orang tuanya marah dan membentaknya terasa sudah cukup memenuhi kepingan kosong yang ada dihatinya.

Gadis kecil itu hanya bisa tersenyum getir ketika ia melihat keluarganya yang begitu bahagia diluar sana, mereka berempat berfoto bersama diatas ayunan kayu tanpa mengajak dirinya. Sakit, ya sangat sakit dihati ini tak pernah dianggap ada oleh keluarganya sendiri. Meski berasal dari keluarga bangsawan dia selalu dicampakan dan di jauhi sebenarnya apa salah dirinya. Ini adalah kisah kehidupanya Ayla Adrea berasal dari keluarga bangsawan yang sedang naik daun di bidang bisnis ia anak kedua dari tiga bersaudara.

Anggara Purnomo dwi Ningrat. Siapa yang tidak mengenalnya sosok pemuda tampan seperti model? Jenius, iya. Kaya, iya. Tampan, bahkan sudah kelewat tampan. Semua gadir terpesona akan ketampanannya termasuk gadis berambut hitam kepirangan panjang dan berkulit putih mulus yang selalu membuat keributan yang membuat sosok Anggara yang terkenal dingin dan cuek itu benar-benar terasa terganggu dan juga kesal seperti saat ini.

AYLA ADREA!teriak guru yang mengajar di kelas tersebut kesal melihat Ayla bolos dari kelas saat dia mengajar dengan cara melompat keluar dari jendela kelas.

Semua murid kelas itu langsung berlari menuju jendela untuk melihat Ayla yang membolos, gadis yang selalu mengenakan celana training dibalik rok selututnya itu melompat dari lantai dua dan mendarat dengan sempurna dibawah tepat ditaman belakang sekolah lalu berlari kabur entah kenapa.

Dia gila. Celetuk siswi berambut hitam sebahu dengan sinis melihat Ayla lari entah kemana dari jendela kelas sedangkan Anggara tidak melakukan hal yang sama seperti teman-teman sekelasnya lakukan. Pemuda itu sudah terlalu malas untuk kembali melanjutkan pelajarannya jadi dia memilih keluar kelas dan tidak peduli dengan guru yang mengajar di kelas memanggil-magil namanya. Dengan kedua tangan yang masuk kedalam saku celana, Anggara berjalan keluar dari dalam kelas dengan santai menuju atap sekolah karena disanalah dia sering menghabiskan waktu untuk menenangkan diri dari semua keributan yang ada karena ulah gadis bernama Ayla.

Anggara tidak habis pikir kenapa adik dari Alex Adrea itu begitu menyebalkan dan juga merepotkan. Hampir setiap hari gadis yang masih berusia tujuh belas tahun itu membuat hari-harinya terasa berisik karena pada dasarnya Anggara suka ketenangan bukan kebisingan. Mata Anggara terpaku melihat sosok Ayla duduk dibawah pohon yang daunnya sedikit demi sedikit mulai berubah warna menjadi kuning kemarahan. Disana terlihat Ayla duduk sambil memandangi setangkai bunga matahari yang hidup tidak jauh dari pohon tersebut. Bunga tersebut sedikit miring mengikuti sapuan angin yang meniupnya pelan tapi tetap dalam posisinya yang mengikuti dimana matahari berada.

Ayla tersenyum kecil namun sendu menatap bunga itu yang hanya sebatang kara. Ayla tidak bodoh seperti apa yang dikatakan orang-orang padanya. Ayla jenius seperti ayahnya yang sukses menjalankan perusahaan terbesar nomor satu di Asia dan juga kakaknya yang saat ini sudah bergelar profesor di usia dua puluh enam tahun hanya saja dia tidak mau melakukannya karena dia ingin terus seperti ini. Dia dikenal sebagai si bodoh nol besar dan biarlah hal seperti itu terus berjalan. Ayla hanya menghembuskan nafas dengan panjang dan menutup kedua matanya tanpa dia ketahui semua tindak tanduknya di perhatikan oleh sepasang mata lelaki di atap sekolah yang melihatnya dari tadi.

SUN FLOWER'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang