Pertemuan

2 1 0
                                    

"Jadi kak Ayla seorang tentara?" ujar Rein, memandang kedua mata kakanya penuh tanda tanya, pria itu mengangguk sebagai jawaban.

"Artinya foto kemarin itu dia sedang tugas kah?" Reini ikut bertanya. Mustar mengangguk.

Ayla terlihat ketakutan saat melihat aku dan ayah tapi dia sepertinya nyaman saat bersama Anggara." ujar Alex.

"kak Ayla." gumam Rein sambil meremas kedua tangannya pelan, pria berambut hitam yang duduk disampingnya meraih tangannya dan menggenggamnya erat. "Jangan khawatir, dia pasti memaafkan mu." ujarnya memberi semangat. Mata Rein menatap kedua mata didepannya ragu, "Arigatou, Dre." pria bernama Dre itu mengangguk dan memeluk istrinya.

Inilah alasan kenapa Ayla terkadang menolak menjadi penembak jitu, kedua matanya terkadang sering rabun dan sesekali dia akan memakai lensa atau kaca mata min 0,5 tapi dia masih bisa membaca tulisan kecil dari kejauhan tapi tetap saja terkadang dia merasa risih dan terpaksa meminum jus wortel tanpa gula setiap hari.

"Oy besok kita bisa kembali ke Ambrawa tapi dua hari sebelum tanggal 15 kita harus sudah disini lagi. Sekarang sudah agak aman jadi tak apa kita pulang sebentar." ujar Leo yang baru saja masuk keruang makan dan Ayla sibuk membelender wortel setelah masak bersama Lita tadi untuk para tim GHOST dan tentara yang lain masak atau beli sendiri di kota palestin untuk makan.

"Ya baguslah." sahut Galan sambil menyeruput kuah sup ikan buatan Ayla yang sangat lezat masuk kedalam tenggorokannya.

"Dan saat kita sampai di Ambrawa mungkin kita semua akan dapat surat undangan untuk makan gratis dari kapten dan Lita." timpal Dolor. Lita tersedak air yang dia minum dan Leo mendelik kearah Dolor yang tidak mempan sama sekali kepada sipelaku yang tadi bicara.

Ayla terkekeh pelan dan mematikan mesin belender lalu menuangkan isinya kedalam cangkir setenlis kemudian menghampiri mereka yang ada di meja makan, Leo mengoceh tak karuan dan duduk disamping Lita yang pipinya merona sedangkan Ayla duduk disamping Galan.

Israil harus setuju damai terlebih dahulu baru kalian bisa menikah tapi ku dengar kau sudah pindah ke Palestin?" ujar Ayla yang ikut nimbrung.

"Ya mereka membuangku karena sering berada di palestin dan kapten sudah mengurus semuanya." sahut Leo.

"Waaaah... Jadi udah bisa urus sendiri ni?" ujar Ayla dengan nada mengejek.

"Kau pikir aku anak kecil yang tidak bisa apa-apa?" balas Leo sinis.

"Ayla, kamu mau kawin ya?" tanya Gama tiba-tiba membuat semua langsung memandang kearahnya yang sedang memegang sendok dengan raut wajah yang aneh.

"Kawin?" mereka membeo.

"Asin banget sup tahu nya." ujar Gama sambil menggeser mangku berisi sup tahu lalu mengambil mangkuk baru dan mengambil sup ikat tuna dari dalam panci yang asapnya masih sedikit mengepul.

"Aa... Sepertinya tadi aku salah masukan bumbu karena tadi kupikir yang aku masukan gula hehehehe..." ujar Ayla dengan wajah tanpa dosa.

"Ck apa kau tidak bisa membedakan gula dan garam... Oh ya ampun untung aku belum cicip." ujar Dolor sambil menggaruk tengkuknya. Leo menggelengkan kepala lalu mencicipi masakan Lita khusus untuknya.

"Jadi kapan kalian menikah?" tanya Galan sambil lahap memakan nasi bersama sayur tumis.

"Kalau semua semuanya selesai." jawab Leo singkat.

"Kau akan membawanya menemui 'dia'?" tanya Ayla, gerakan tangan Leo terhenti. "Entahlah." jawab Leo lalu kembali makan, kedua alis Lita bertaut tidak mengerti.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Anggara menghela napas sambil memandang jalanan diluar sana dengan tatapan kosong, ini sudah hampir seminggu dia tidak bertemu Ayla. Bill tidak memberitahunya dimana Ayla begitu juga dengan Lily. Anggara sudah mendatangi kantor militer yang ada di Ambrawa dan menanyakan dimana Ayla ditugaskan, mereka tidak menjawab meski Anggara mengatakan bahwa dia calon suami Ayla. Ayla adalah wakil tim elit pasukan khusus dan juga saat ini sedang menjalankan tugas yang sangat berbahaya, mana mungkin mereka memberitahu orang luar. Anggara tidak bisa memaksa mereka meski dia bangsawan ningrat. Pintu ruang kerjanya terbuka dan dia sudah tahu siapa sosok yang masuk itu apalagi kedua tangan sosok itu kini melingkari perutnya.

SUN FLOWER'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang