Chapter 1

44.1K 153 11
                                    

Hai kenalin nama gw Arbie. Usia gw 28 tahun. Berprofesi sebagai polisi. Gw sudah memiliki istri dan satu orang putra berusia 5 tahun.

Di rumah ini selain Anak dan istri, ada satu lagi anggota keluarga yang tinggal bareng gw, yaitu Bapak Mertua gw alias ayah dari Istri gw, Lina. Gw dan Lina gak tega membiarkan Bapak tinggal sendiri setelah ditinggal mati ibu dari Istri gw 6 bulan yang lalu.

Kurang lebih udah 3 bulan, Bapak tinggal di rumah gw. Kehadiran Bapak di rumah ini sangat membantu gw dan istri dalam menjaga anak gw kalo pas kita tugas. Kebetulan istri gw bekerja sebagai ASN. Makanya kita sama sama jarang di rumah.

***

AUTHOR POV.

Pagi itu sekitar pukul 8 lewat, Arbie baru saja pulang dinas malam. Tampak Pak Pras (mertua Arbie) sedang duduk di teras bersama cucunya yaitu Guntur yang tak lain putra Arbie. Guntur menghampiri dan memeluk ayahnya. Arbie segera mengangkat tubuh putranya dalam gendongannya.

“ yeiii....ayah pulang....” teriak Guntur kecil.

“assalamulaikum .... Pak...” sapa Arbie pada ayah mertuanya. Arbie mencium tangan Pak Pras.

“waalaikum salam Bie..baru selesai dinas malemnya..”

“Iya pak....”

“iya udah masuk terus bersih-bersih sana... Guntur ayok turun biarin ayah mu istirahat.. Guntur sama eyang yaah...”

Guntur menuruti kata kakeknya.

Arbie masuk ke dalam rumah menuju kamarnya. Pak Pras ikut masuk rumah dengan menggandeng Guntur.

Arbie melepas semua pakaian dinasnya menyisakan sempat putih di tubuhnya. Mengambil handuk dan ia lilitkan di pinggangnya. Arbie keluar kamar dan menuju kamar mandi. Saat keluar kamar Arbie melihat Pak Pras sedang duduk di ruang tamu. Pandangan mereka sempat bertemu. Tak ada yang aneh menurut Arbie. Tapi berbeda bagi Pak Pras.

Pandangan Pak Pras mengikuti ke mana Arbie melangkah. Pak Pras sangat mengagumi menantunya itu. Darahnya berdesir melihat tubuh bagian atas milik menantunya. Dengan dada bidang, besar dan kencang, pentil menggairahkan dan perut rata walaupun tak sixpack. Tapi itu sangat membuat pak Pras bergairah. Terbukti kontolnya mengeras di balik sarung yang ia pakai.

Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Z
Pak Pras berbaring di atas kasur di dalam kamarnya. Ia tampak gelisah. Kontolnya masih ngaceng membayang tubuh menantunya. Ia ingin merasakan tubuh menantunya, tapi ada rasa takut juga di dalam hatinya.

Setelah perdebatan di dalam hati akhirnya, Pak Pras bangkit dari ranjang, lalu keluar kamar. Pak Pras berhenti di depan kamar Arbie. Ia coba menekan handle pintu .

Ceklek...

Ternyata tidak di kunci. Pak Pras mengendap-endap masuk ke dalam kamar Arbie. Tampak Arbie tertidur pulas di atas kasur. Samar-samar terdengar dengkuran halus dari Arbie.

Pak Pras menelan ludah , matanya tertuju pada tubuh polos Arbie. Arbie tidur dengan telanjang dada dan hanya mengenakan boxer pendek di atas paha.

Tubuh mulus dan putih milik Arbie, ditambah dadanya yang besar, bulat dan kencang dihiasi pentil yang berwarna coklat muda. Membuat Pak Pras sangat sange. Belum lagi wajah tampan dari menantunya itu.

Pak Pras mendekat pada tubuh Arbie. Ia duduk di tepian kasur, mengamati tubuh menantunya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Balik lagi dan berhenti tepat di selangkangan Arbie.

Dengan ragu-ragu Pak Pras menjulurkan tangannya ke arah selangkangan Arbie.

Ia raba gundukan kontol Arbie

Goyangan Bapak Mertua Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang