Bab 1. prolog

17 1 0
                                    

Jangan lupa vote and komen 👋🏻💫

⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀↘‿↗⁀

Tok Tok Tok.....

"Selamat pagi anak-anak. Kembali ketempat duduk kalian masing-masing!" Pinta Bu Linda setengah berteriak.

"Anjay, ada anak baru cuy!"

"Cantik bjir!" Sahut siswa yang lain nya.

"Boleh juga tuh,"

"Njir cantik!" Suara riuh rendah menyambut kedatangan Brianna dan Bu Linda ke dalam kelas.

"Kaya cewek njir!" Ujar Seorang pemuda bernama Galen Ashraf Austin. Sedikit aneh memang.

"Lu sehat?" Sahut seorang pemuda dengan ekspresi datar, yang duduk di paling pojok kiri, bernama lengkap Daran prasaja Andromeda. Ia merasa aneh dan bingung mendengar perkataan Galen.

Tok Tok Tok....

"Diam semuanya!!!" Sargah bu linda memukul meja karena para siswa yang begitu ribut dan riuh. "Devan, dimana Rafi? Dia tidak masuk?"
Lanjut Bu Kinan.

Mata Brianna langsung tertuju kepada seorang pemuda yang tengah bersandar di kursi kanan belakang berdekatan dengan jendela.

"Gak tahu saya buk, tadi Rafi masuk kok,, mungkin dia masih di taman atau uks. Nih tas nya." Jawab pemuda tersebut seraya menunjuk kursi di sebelah nya yang kosong tapi terdapat tas  hitam di sana.

"Owh begitu ya, nanti kalau Rafi masuk, suruh dia ke ruangan ibu ya?" Sahut Bu Kinan.

Devan hanya mengangguk mengiyakan ucapan sang guru lalu kembali menyandarkan tubuh besarnya di kursi.

"Baiklah anak-anak. Hari ini kita kedatangan teman baru dari luar kota. Brianna, perkenalkan dirimu."

Brianna menarik nafasnya sejenak. "Arabella bianna anastasia. Panggil saja Anna, Dari Pekanbaru, salam kenal semua."

Perkenalan singkat Brianna kembali membuat siswa-siswa ricuh, sebagian dari mereka kembali ribut membicarakan kecantikan gadis yang sekarang menjadi teman kelas mereka.
Ada yang bersiul, ada yang bertepuk tangan dan ada juga yang sesekali bersorak girang menyambut bergabung nya Brianna di kelas mereka.

Anna memang lah gadis yang cantik. Dengan tinggi badan 164cm, dengan berat 48kg, dan kulit putih bersih. tak ayal membuat penampilannya hampir di bilang sempurna.

"Baiklah Anna, kamu duduk  di mana ya, sebentar." Mata Bu Linda menyusuri seluruh kelas, sibuk mencari tempat duduk yang pas untuk Anna.

"Oh baiklah, kamu bisa duduk di depan Rafi. Devan, bangku di depan Rafi kosong kan?"

"Iya bu." Jawab Devan sambil tersenyum manis menunjukkan lesung pipi nya.

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Kring..kring..

Anna menghela nafasnya lega lalu menatap siswa-siswi yang berhamburan keluar kelas, Akhirnya! Anna terdiam sejenak setelah nya ia menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan. 1 menit kemudian terdengar suara dengkuran halus dari gadis itu, Anna tertidur pulas tanpa memikirkan perutnya yang lapar.

Empat pemuda memasuki kelas, Galen, Daran, Devan, Rafi, empat pemuda itu berjalan ke meja Rafi. Raquell RafiGarv Avanno. Nama lengkap Rafi, pemuda itu melirik seraya mengangkat sebelah alisnya kearah Anna yang duduk tepat di depan mejanya.

"Anak baru raf," ujar Devan seakan mengerti wajah bingung dari Rafi.

Rafi mengangguk mengerti lalu berjalan menuju kursi nya dan mengambil tas hitam miliknya.
"Mau bolos lu?" Tanya Galen.

"Hm." Rafi berdehem mengiyakan ucapan Galen.

Tatapan Galen beralih menatap Devan, dan Daran. "Gimana boy?"

"Gw sih ikut-ikut aja." Jawab Devan.

"Gw juga." Sahut Daran.

Galen mengangguk mantap. "Okey boy," pemuda itu berjalan menuju kursi nya untuk mengambil tas Daran dan miliknya.

Empat pemuda itu kembali keluar kelas dengan membawa tas mereka masing-masing.
Sudah hampir sering Rafi, Daran, Devan, Dan galen bolos dengan alasan latihan basket.

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

"Arabella Brianna Anastasia!"

Tok Tok Tok!..

Anna terkejut saat seorang guru memukul mejanya. Anna langsung merapikan rambutnya yang sedikit berantakan lalu menatap sang guru yang terlihat killer itu.

"Kamu murid baru! Kenapa tidur di kelas?" Tanya Bu indah menatap Anna tajam.

"Maaf buk," cicit Anna memainkan jari-jarinya.

Bu indah menghela nafasnya. "Sudah lah, lain kali jangan di ulangi lagi ya Brianna." Suara Bu indah merendah.

"Iya buk."

"Kamu sering begadang?" Tanya Bu indah seraya menatap  Anna, kantung mata seperti panda dan wajah pucat.

Anna menunduk kaku. "I-iya buk."

"Jangan di jadikan kebiasaan Brianna, itu tidak baik untuk kesehatan mu." Nasihat Guru berlesung pipi tersebut.

Anna mengangguk paham, tapi baginya malam adalah tempat paling ternyaman baginya, di mana tempat ia melepaskan lelah nya beban beban hidup yang ia jalani.

✎﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏

Okey sampai sini dulu 🌚
Next chapter.

MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang