Garda

9 3 0
                                    

Garda mendaratkan bokongnya di samping Natalia. Sore itu Natalia ditinggal sendirian di rumahnya. Kedua orang tua gadis itu tengah menghadiri undangan pernikahan salah satu kenalan mereka. Natalia yang tidak terlalu suka keramaian, tentu saja memilih untuk berdiam diri di rumah. Karenanya, Garda yang selalu berada di sisi Natalia, diamanahi tugas untuk menemani gadis itu.

Dua gelas sirop jeruk dan camilan kecil tersaji di atas meja bulat kecil di depan kedua remaja itu. Halaman belakang rumah Natalia tidak terlalu luas. Namun cukup asri dan menenangkan untuk sekadar menghabiskan waktu. Apalagi dengan berbagai jenis tanaman hias yang disusun dengan ciamik di dekat tembok pembatas. Semakin memanjakan mata di kala aktivitas yang seakan mencekik.

Bi Usma baru saja berpamitan pulang saat Garda tiba di rumah Natalia. Karenanya, kini hanya ada mereka berdua di rumah. Garda melirik Natalia sekilas, sebelum memilih untuk melepaskan dahaganya dengan secangkir sirop. Tentu saja, Bi Usma yang tadi membuatkannya karena sudah diberitahu jika Garda akan datang berkunjung.

Natalia masih duduk di tempatnya. Seolah sama sekali tidak terusik dengan keberadaan Garda. Bahkan jika bisa dikata, malah seakan-akan eksistensi Garda tidak terlihat di mata Natalia. Hanya desah napas Natalia yang terdengar di telinga Garda. Menandakan bahwa gadis di samping Garda saat ini memang manusia, bukan boneka ataupun robot.

Waktu berlalu begitu saja dengan percuma. Garda semakin merasa aneh dengan situasi yang ada. Melirik jam di ponselnya, Garda mendelik begitu menyadari sudah satu jam lamanya ia dan Natalia berdiam diri di taman belakang. Sama sekali tidak terlibat percakapan. Tidak seperti biasanya.

Garda bukannya tidak merasa ada yang berbeda di diri Natalia. Hanya saja, Garda menahan diri untuk tidak bertanya macam-macam. Karena selama ini, memang Garda memberikan Natalia ruang untuk dirinya. Jika Natalia ia berbagi cerita, maka Garda akan siap mendengarkan. Namun jika Natalia memilih bungkam, maka Garda juga tidak akan menuntut gadis itu untuk bersuara.

Namun kali ini berbeda. Garda semakin merasakan keanehan itu di diri gadis di sampingnya. Bahkan sirop dan camilan yang sudah disiapkan Bi Usma sebelum pulang pun, sama sekali tidak disentuh oleh Natalia. Hal yang semakin menambah daftar keanehan Natalia hari ini.

Garda ingin sekali bertanya, "Lo kenapa, Nat?"

Namun entah kenapa, seolah ada sesuatu yang menahan Garda untuk menyuarakannya. Apalagi kini Natalia seolah berada di dunia lain. Meski berada di sampingnya dan tertangkap mata Garda, sosok Natalia seakan tidak bisa lagi digapai. Bagaikan ada sebuah tembok kasat mata yang berada di tengah-tengah Natalia dan Garda kini.

Natalia masih bergeming di posisinya, tanpa merasa pegal sedikit pun. Bahkan Garda sudah beberapa kali berganti posisi duduk. Tidak jarang pula Garda berdiri demi meregangkan otot-otot tubuhnya yang kaku. Lagi-lagi, Garda hanya bisa melirik Natalia, tanpa membuka mulutnya.

Garda lantas memutar sebuah lagu dari ponselnya. Setidaknya, ditemani sebuah lagu tidak akan menciptakan suasana sunyi yang begitu kentara di antara keduanya. Sebuah lagu diputar. Lagu yang Garda tidak ketahui membuat hati Natalia semakin terkoyak.

Andai saja Garda sedikit lebih peka dari ini, mungkin tidak terlambat bagi Garda untuk menyelamatkan Natalia. Membawa kembali Natalia dari sisi gelap hidupnya, ke sisi terang yang selama ini ia tempati.


***


Hai!

I'm back! Begitu juga dengan Natalia dan Garda.

Gimana menurut kalian? Ceritanya seru? Apa mau aku bikinin full version-nya? Tapi kayaknya bakal lamaaaaaa banget selesainya. Kayak cerita Menikah Kembali. T.T


Ternyata udah lama banget aku gantungin Menikah Kembali. Apa di sini ada juga pembaca cerita aku yang berjudul Menikah Kembali?


Tungguin aja ya lanjutannya. Pasti bakal aku kelarin naskah aku satu per satu.


Xoxo


Winda Zizty


29 Agustus 2023

PAUSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang