Bertemu

5 0 0
                                    

Gwen menatap kota Jakarta dari balkon apartemennya, delapan tahun ia meninggalkan Jakarta. Ketika di Turki, ia tidak pernah sekalipun dikunjungi oleh keluarganya.

Gwen bukan kabur dari Indonesia, ke Turki itu diperintahkan Gautam ayahnya. Dengan berkedok alasan untuk melanjutkan kuliah di Turki.

Apakah selama ini Gautam membiayainya? Iya, sebulan ia diberi 50 juta. Tapi Gautam dan yang lainnya tidak pernah menemuinya di Turki.

Bel apartemen berbunyi, Gwen segera membuka pintu apartemennya.

Deg.
"Vater," lirih Gwen melihat Gautam berada di sini.

"Jadi benar kamu kembali ke Indonesia, setelah 8 tahun, Lica," ucap Gautam mentap putrinya.

Gwen menarik tangan besar ayahnya untuk ke dalam, jangan sampai bos atau partnernya mengetahui Gautam berada di sini.

"Mau ngapain ke sini? Bagaimana bisa tahu kalau aku ada di sini?" Hancur sudah untuk menghindari keluarganya, yang pertama menemuinya ayahnya sendiri.

Sebagai orang yang bekerja di perusahaan Ajans, ia bisa merahasiakan semua informasi dirinya. Sejak empat tahun yang lalu hanya informasi Gwen adalah tinggal di Turki.

"Salah satu karyawan mengenalimu, dari data di resepsionis ada namanu sekalipun kamu sudah menyingkirkan margamu," ucap Gautam, tadi ia lagi rapat penting langsung ditinggalkan ketika ada yang memberi informasi putrinya ada di Indonesia.

"Terus untuk apa, Vater? Kedatanganku ke sini tak sekalipun ada niat untuk kembali ke kalian, aku ke sini untuk pekerjaan saja," ucap Gwen, Gautam menatapnya. Putrinya telah berubah, sikapnya mengingatkan kepada dirinya yang dulu selalu memberontak.

"Yang Vater harap kamu bekerja mengantikan Vater, tapi kamu memilih bekerja di perusahaan orang," ucap Gautam, ia sadar yang masuk hotel hari ini adalah lima orang dari perusahaan EKP. Berarti putrinya bekerja di sana.

"Vater mudah berbicara itu, tapi dari awal semua keluarga gak percaya aku bisa sukses hanya dikarenakan aku anak perempuan," ucap Gwen, ia tahu Gautam dengan mudah akan menyerahkan perusahaan pada dirinya. Tapi keluarga gak akan mengizinkan.

"Kembalilah ke rumah, Vater ingin merasakan rumah menjadi hangat seperti dulu," ucap Gautam penuh harap.

"Aku tidak bisa, Vat. Kenangan bunda di sana terlalu membuatku tidak bisa melupakannya," ucap Gwen mengingat Laveena di rumah itu. Tragedi itu terutama.

Gwen tersentak ketika mendaptkan pelukan hangat dari ayahnya, pelukan yang sama yang didapatksn Gwen ketika kematian ibunya.

"Vater sudah pindah dari sana, itu juga membuat Vater terus merasa sesak di sana. Kunjungi rumah, tunjukkan kamu sudah sukses kepada orang-orang serakah itu," ucap Gautam, kematian istrinya membuatnya merasakan hampa.

"Aku gak bisa, tapi mungkin akan berkunjung. Aku harap Vater tidak memberitahu identitasku kepada bosku sekarang," ucap Gwen, ia tidak ingin dikenali lagi sebagai putri tunggal Milicent.

***

Gwen dan Gaozhan juga tiga pengawalnya itu sedang berada di kafe untuk makan siang.

"Gwen, seni daha önce bir erkekle gördüm.  Ailen mi?" tanya Adskhan tadi tak sengaja melihat Gwen sedang mengantar seseorang ke lift.

Gwen, tadi aku melihat kamu dengan seorang pria. Apakah itu keluargamu?

"Evet, o benim babam.  Az önce beni ziyaret ettin," ucap Gwen, ia juga tahu Adskhan tak sengaja melihat Gautam tanpa tahu wajahnya. Jadi ia sebut saja.

Tragedi 16:08Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang