Hai, perkenalkan namaku jennie kim atau jennie ruby jane, terserah kalian akan memanggilku bagaimana selagi itu masih dalam lingkup namaku. Aku seorang intersex berusia 37 tahun. Cukup terbilang tua tapi aku yakin kalian akan bilang aku berbohong ketika melihat wajahku yg rupawan.
Sebentar aku akan mencari foto terbaruku agar kalian tak penarasan denganku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
See, aku masih cukup indah diumurku yg sudah kepala tiga bukan?.
Cukup dengan percaya diriku yg sebentar lagi akan membuat kalian murka.
Diumurku ini aku bisa bilang bahwa hidupku sempurna, aku seorang CEO sekaligus pemilik dari sebuah perusahaan yg cukup besar di seoul.
KIM CORP, adalah perusahaan hasil kerja kerasku selama lebih dari 20 tahun lalu, bergerak di bidang ekspor dan impor serta melebarkan investasi di beberapa sektor pendidikan dan kesehatan di korea dan jepang.
Dengan gelar S2 yg kurampungkan di sebuah universitas di london, aku memiliki ilmu yg cukup untuk bersaing di dunia bisnis, tentu saja tak lepas dengan semua pengalaman ku selama ini.
Kalau kalian kira aku adalah seorang yg terlahir dari keluarga kaya kalian salah. Aku hanya seorang yatim piatu yg lahir di sebuah gereja tua dan kemudian menghabiskan awal hidupku di sebuah panti asuhan kecil di pulau jeju.
Menurut suster yg merawatku, dahulu ibuku menitipkan ku disana karna ia tak sanggup membiayaiku, saat itu ibuku hanya seorang mahasiswa sederhana yg juga hidup seorang diri di seoul. Ia menjadi korban pemerkosaan di umur muda nya dan berakhir dengan memilikiku saat itu.
Ia bahkan mengambil cuti kuliahnya selama setahun karna tak ingin seorangpun tahu bahwa ia memiliki aib berupa diriku.
Hidup dalam keterbatasan ia akhirnya melahirkanku seorang diri di sebuah gereja tua tak terpakai di sudut kota seoul.
Cobaan ibuku bahkan tak berhenti sampai disana karna ketika melihatku, ia semakin menderita mendapati aku seorang intersex, ia tahu bahwa aku seorang wanita pada saat usg namun harus mendapat ujian karna aku memiliki kecacatan di organ vitalku.
Dengan sisa tabungan yg ia punya, ia pergi ke jeju dan mencari panti asuhan terpencil disana. Bertemu dengan suster hana yg menjadi ibu asuhku setelahnya. Ia menceritakan semua yg ia alami pada suster hana dan menitipkanku disana.
Setelahnya ia hilang kabar tepat seminggu setelah mengantarku. Suster hana bahkan tak dapat mengetahui kabar ibuku sampai saat ini. Ia hanya meninggalkan sebuah foto dan kalung sebagai tanda kehidupannya padaku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
