So Close

19 2 3
                                    

And I snuck in through the garden gate. Every night that summer just to seal my fate.

***

Perlahan Darla sudah bisa melupakan kesedihannya. Kehadiran Changbin benar-benar membantunya untuk pulih dari patah hati lebih cepat.

Hari ini Changbin mengajaknya menghadiri festival musik. Ini bukan pertama kalinya Changbin mengajaknya pergi berdua saja. Intensitasnya semakin sering di liburan semester di musim panas kali ini.

Suasana begitu ramai. Acara sebenarnya sudah dimulai sejak sore hari, tetapi mereka berdua memutuskan untuk masuk ke venue saat hari sudah mulai gelap. Lagipula mereka hanya ingin menonton penampilan bintang utamanya saja.

Festival tersebut diselenggarakan outdoor. Changbin dan Darla berusaha masuk ke area penonton yang masih kosong. Mereka sebenarnya tidak masalah berdiri jauh dari panggung asal berada di tempat yang nyaman.

Changbin membiarkan Darla berdiri di depannya. Selain karena tubuhnya lebih tinggi, ia sengaja pasang badan melindungi Darla agar tidak terdorong oleh penonton dari arah belakang. Alasan lainnya, ia menghindari oknum yang berniat mesum terutama di tengah kerumunan seperti ini.

Penampil utama festival malam ini akhirnya keluar. Suara penonton terdengar sangat riuh saat musik mulai dimainkan.

Changbin mendekatkan wajahnya ke telinga Darla untuk membisikkan sesuatu. Dari jarak sedekat itu, ia dapat menghirup wangi rambut panjang Darla. Perpaduan bau rokok dan wangi strawberry dari shampoo yang ia pakai. Aneh, tapi Changbin menyukainya.

"Kalo capek atau sesak bilang ya, La. Biar kita keluar."

Tanpa diduga Darla menoleh. Wajah mereka berada dalam jarak yang sangat dekat. Terlalu dekat, hingga Darla dapat merasakan nafas Changbin. Jantungnya berdebar kencang dan perutnya terasa geli. Selama beberapa detik mereka bertatapan.

Darla tidak sanggup berkata-kata. Pipinya memanas. Ia membalasnya dengan anggukan.

Setelah menyanyikan tiga lagu bertempo cepat, kali ini penampil tersebut menyanyikan lagu yang lebih lambat dan mendayu-dayu.

Changbin mengistirahatkan dagunya pada pundak Darla dan merengkuhnya dalam pelukan. Hangat. Selama beberapa menit Changbin terlihat begitu menghayati. Ia tidak tahu kalau jantung gadis itu berdetak semakin tidak karuan.

Berbanding terbalik dengan detak jantungnya, perasaannya malah merasa nyaman. Darla hampir menangis. Ia tidak mau momen ini berakhir dengan cepat. Ia tidak mau Changbin melepaskan pelukannya.

Ia mau Changbin.

Gadis itu memberanikan diri menoleh kearah Changbin.

Sebuah kecupan mendarat tepat di bibirnya.

Sipped - Seo Changbin (Backstory "Boo!")Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang