Bab 2

19 4 1
                                    







Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.




●Pukul 4.30 P.m

Drttttt....

Seorang lelaki yang masih nyenyak tertidur itu terganggu dengan getaran yang berasal dari hpnya. Dia mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang amat mengusiknya.

"A quanto pare è già pomeriggio" gumam Pria itu, dan segera menuju toilet untuk mandi dan melakukan kewajibannya sebagai muslim.

Meskipun dia seorang pembunuh bayaran, akan tetapi dia tidak pernah melewatkan ibadahnya. Dia selalu meminta petunjuk kepada tuhannya.

Setelah setengah jam, ia baru selesai sholat dan membaca alqur'an. Dia menuju kasur untuk mengambil handphone yang tadi berdering guna melihat siapa yang membangunkannya. Dan ternyata Xienqo yang menelepon.

Akhirnya Ridho menelepon balik kepada xienqo, yang langsung diangkat oleh xienqo.

"Cosa c'è che non va se mi chiami?". Tanya Ridho ke pada Xienqo melalui telepon.

"........."

"Hai confermato tutte queste informazioni?". Jemari Ridho mengepal menahan amarahnya yang mulai memuncak.

"..........."

"Domani mattina partiremo per la Germania. Tu prepari tutto ciò di cui hanno bisogno i nostri membri e poi andiamo al club per monitorare le cagne lì." Ucap  Ridho, sebelum mendapat jawaban, ia mematikan sepihak telepon itu.

Ridho mengganti baju koko dan sarungnya menjadi pakaian yang serba hitam. Setelah itu dia mengambil kunci motor yang berada di atas nakas.

Ia mengendarai motornya menuju markas untuk menjemput para anggotanya. Yang jelas udah bersiap sedari tadi.

Saat sampai di markas, Ridho langsung disambut oleh anggotanya yang dikota ini berjumlah 131 orang. Mereka langsung pergi menuju club 'notturna club' yang letaknya tidak jauh dari markasnya.

Hanya butuh 15 menit, mereka sudah tiba di ice club. Saat mereka mau masuk ke club, ia di sambut oleh pemilik club itu yang bernama 'Vita notturna'.

"Buon pomeriggio signor Ridho. Posso aiutarla?" Tanya Vita kepada Ridho dan Xienqo.

"Dammi l'alcol più costoso qui. E anche le prostitute più belle per i miei membri" ucap Ridho kepada Vita.

"Ma le donne migliori qui mentre io ero incaricato di accompagnare altre persone" Ujar Vita takut takut.

"Pagherò tutto 3 volte tanto" Ujar Ridho santai.

"Va bene. Quando si tratta di soldi, non posso rifiutarli." Pasrah Vita yang langsung pergi mengambilkan apa yang diinginkan oleh Ridho.

Selang beberapa menit, para pelayang datang membawa kurang lebih 13 bok berisi alkohol. 1 bok alkohol berisi kurang lebih 15 botol alkohol dengan kadar alkohol lebih dari 80%.

"Capo, sei sicuro che non siamo troppo ubriachi questa volta? È molto, capo." Tanya salah satu anggota kepada Ridho.

"Assolutamente no. Ragazzi, di solito non bevete più di 7 bottiglie in una volta al club?" Tanya Ridho santai.

"S-sì capo. Ma grazie per il regalo questa volta" diakhir kata anggotanya yang 1 itu menyengir dengan tangan satunya meraih 3 botol alkohol langsung.

"Hm" balas Ridho cuek.

Mereka memulai pesta itu dengan canda gurau. Hingga tengah malam. Banyak mereka yang sudah mabok berat denga mengigau, tidak kuat bangun, bahkan ada yang mengeluarkan cairan itu lagi.

Bayangkan saja kurang lebih 195 botol alkohol dengan kadar tinggi itu di minum hanya 131 orang. Banyak yang hanya mencicipinya. Sedangkan Ridho? Dia hanya memesan 2 es Granita saja. Karena Ridho tidak suka dengan alkohol, namun dia tidak melarang anggotanya untuk meminum alkohol dengan kadar banyak.

●Pukul 11.59 P.m

Ridho berniat pulang ke apartemennya. Dan membiarkan para jalang jalang itu menggota anggotanya. Bahkan tadi saat ia menuju musholla untuk sholat maghrib di club itu, ia melihat anak buahnya sudah pergi menuju kamar dengan jalang
pilihannya.

Ia kini berjalan menuju tempat kasir, disana penjaga kasir melihat Ridho dengan tatapan kagum. Namun Ridho tidak menghiraukannya.

"Qual è il totale?" Tanya Ridho to the poin.

"Tutto sommato 4.775 euro" jawab wanita itu bernama  'Vina Estraxa' yang masih menatap Ridho dengan Kagum, bahkan Vina tidak mengedipkan matanya sedari tadi.

Ridho mengeluarkan Kartu Gold card miliknya. Dia menyodorkan itu ke Vina dan langsung diterimanya. Vina langsung menggesekkan kartu itu setelah Ridho mengetikkan kode miliknya.

Setelah selesai membayar, Ridho langsung Pergi ke parkiran untuk mengambil motornya. Lalu Ridho menancapkan gas nya menuju Apartemennya.

Setelah beberapa waktu dia sampai ke apartemennya. Ridho langsung membersihkan diri, lalu melakukan sholat malam.

Ridho merebahkan dirinya sembari memutar lagu favoritnya untuk menemani tidurnya. Karena terlalu lelah seharian ini, dia dengan mudah menuju dunia mimpinya dengan damai.

Keseharian Ridho kalau nggak ada Kerjaan, ya kalo nggak ke markas, ke club, ya tidur seharian di apartemennya. Dia tidak mau buang buang waktu hanya untuk melakukan hal hal yang nggak berguna seperti healing ke tempat yang bagus. Ridho pikir dengan healing ke tempat yang bagus hanya membuang waktu, lebih baik dia tidur seharian di apartemennya. Baginya, Dengan tidur seharian di apartemen maka ia sudah mensyukuri hari libur dengan cara sederhana tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.

Thanks For Readers
"Semoga kalian tidak ada keseharian yang kalian lakukan seperti apa yang gua lakukan tiap harinya"

-Signor Ridho Figlio Rezeon-

Kalau ada typo kalian tandai dengan komenan yak. Nanti gua benerin.

●Kamar Ridho

●●●Jangan lupa tinggalin jejak kalian🖤

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.




Jangan lupa tinggalin jejak kalian🖤

DISTRUTTO Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora