Ini menceritakan seorang pembunuh bayaran yang berkeliling negara hanya untuk mencari buronannya.
Namun siapa sangka sang ketua malah tertarik ke salah satu wanita yang sangat bertolak belakang dengan kelakuannya.
Ini berbagai cuplikan agar kalian...
Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
●Pukul 04.30 a.m Roma, Italia
Pagi ini Ridho sudah siap menggunakan mobilnya guna membawa barang bawaannya menuju markas, karena harus membangunkan anggotanya yang shfah jelas masih tertidur pulas.
Saat sampai di markas, benar dugaannya. Para anggota Ridho masih tidur pulas, bahkan saat Ridho datang tak ada yang menyambutnya satu pun.
Tanpa berlama lama, Ridho mengiram Xienqo menggunakan air dingin yang dia ambil dari bathup markasnya.
"CANI!! CHI OSA BERE LA GROTTA DEI DANNATI-" Teriak Xienqo.
"MALE SVEGLIATI!!, PARTONO 30 MILIONI DI AEREI IN PIÙ. SVEGLIATI TUTTI!!" Teriakan Xienqo terpotong dengan ucapan penuh penegasan dari Ridho.
Setelah mengatakan itu Ridho menuju sofa meninggalkan Xienqo yang mati kutu karena hampir saja dia dimutilasi kalau nggak menghentikan ucapannya.
Ridho menyambungkan handphonenya ke televisi. Sembari dia menunggu anak buahnya, Ridho menyalakan lagu dengan volume sangat kencang. Hingga anak buahnya menutup telinga mereka karena merasakan sakit di telinganya.
》《
●pukul 06.15 a.m Roseph Airport, Italia.
Kini Ridho tengah menuju pesawat pribadinya, yang diikuti oleh para anggotanya serta bodyguard yang membawakan barang barang mereka(Ridho beserta anggotanya).
Saat tengah berjalan, Ridho melihat seorang wanita bercadar sedang berlari, namun wanita itu tidak sengaja menjatuhkan tasbihnya.
"Ahh, cavolo. Prima vado in bagno a defecare." Alibi Ridho. Padahal tinggal 15 menit lagi pesawat pribadinya akan lepas landas.
Setelah mengambil benda tersebut, Ridho tidak sengaja menemukan tulisan 'Rosa' akhirnya Ridho berlari mencoba untuk mengikuti jejak kemana wanita itu berlari.
Namun ia berhenti berlari karena deringan ponselnya berbunyi yang menandakan bahwa ada telepon masuk.
"Dove sei capo? È passato così tanto tempo. Questo aereo sta per partire adesso. Aspetta solo te" Ucap seseorang diserang sana.
"Sono lì adesso". Jawab Ridho langsung mematikan teleponnya. Ia mengurungkan niat untuk mencari siapa pemilik tasbih ini. Toh, nanti juga ia bisa melacaknya.
Setelah sampai di pesawatnya. Ridho langsung duduk, tanpa banyak kata sang pilot pun langsung menerangkan pesawat itu.
