Chapter 27

484 56 11
                                    

Sorry for typo(s)!

---

"Alasan kau terpaku pada tipe idealmu, apa itu karena perceraian orang tuamu?"

Sooji dengan malas membuka kelopak matanya dan bertanya pada Myungsoo sambil berbaring di sampingnya.

"Yah, itu tidak bisa dihindari, 'kan? Meskipun aku tidak berpikir seperti itu lagi, dan aku tahu bahwa orangtuaku mempunyai keadaannya sendiri yang harus dihadapi, namun pada saat itu mereka tampak sangat kesepian. Aku tidak ingin anak-anakku mengalami hal itu... "

Myungsoo berkata sambil memegangi Sooji dari belakang, dengan wajah menempel di leher Sooji. Sooji merasa geli dan menggeliat dalam pelukannya.

"...Haruskah aku melakukan yang terbaik?"

"Untuk?"

"Untuk menjadi tipe idealmu. Tapi aku tidak bisa menjaminnya..."

Di belakangnya, dia merasakan Myungsoo menarik napas dalam-dalam. Lalu dengan nada terkejut, dia bertanya,"Ada apa denganmu tiba-tiba? Bukankah kau membencinya sebelumnya?"

"Yah, menurutku bukanlah ide yang buruk untuk mengubah diriku demi orang yang kusuka... Saat itu, aku tidak memiliki perasaan padamu..." Sooji mengerucutkan bibirnya saat wajahnya memerah. Myungsoo memeluknya lebih erat.

"Ini tawaran yang menggiurkan dan aku menghargai pemikiran itu tapi... tolong jangan repot-repot."

"Mengapa?"

"Pada hari ketika kau menjadi sedikit lebih menarik, aku menyadari bahwa aku berada dalam masalah... Selain itu, menurutku juga tidak akan ada momen membosankan bersamamu di masa depan..."

Suara manis yang hangat meluluhkan telinganya. Menyembunyikan perasaan gelinya, Sooji bergumam,"Begitukah..."

Karena mereka sudah membahas topik tersebut, Sooji memutuskan untuk menanyakan pertanyaan lain yang mengganggunya.

"Kim Myungsoo, sejak kapan kau... um, menyukaiku?" Dia dengan cemas bertanya.

Kalau dipikir-pikir, mereka tidak banyak berinteraksi sebelum hari Myungsoo menyatakan perasaannya. Mereka telah bekerja bersama beberapa kali, tetapi mereka selalu membicarakan tentang pekerjaan.

"Itu... Suatu kali ketika aku terlambat bekerja, kau menuangkan secangkir kopi untukku, 'kan?"

"Maaf, aku tidak begitu ingat..."

"Aku pikir begitu."

Dia merasakan pria itu tertawa di belakangnya, dan Sooji menggaruk pipinya karena malu.

"Aku tidak bisa menentukan kapan tepatnya aku mulai menyukaimu, tapi saat itulah aku mulai tertarik. Lebih tepatnya, mungkin karena kau ingat kesukaanku pada kopi."

"Kesukaanmu pada kopi?" Setelah mengulangi kata-kata itu kembali seperti burung beo, Sooji mengerutkan alisnya. Baginya, itu sama sekali tidak masuk akal.

"Sejujurnya, aku tidak punya banyak masalah dengan wanita."

"Ya, aku tahu itu tapi..."

Bertanya-tanya mengapa Myungsoo tiba-tiba membual tentang dirinya sendiri, Sooji menoleh dengan bingung. Memang benar, dia populer di kalangan wanita. Itu adalah fakta yang sudah diketahui umum.

"Saat kau bekerja denganku, kau tidak memaksa seperti wanita lain. Kau rajin dan bahkan mengingat kesukaanku pada kopi. Menurutku kau adalah wanita yang cantik dan penuh perhatian."

"Begitu..." Merasa tersentuh, Sooji tersipu saat mengingat pertama kali dia menyiapkan kopi untuk Myungsoo di kamar sebelah. Itu adalah hari pertama Myungsoo memasuki kamarnya dan mereka membersihkannya bersama.

Saat dia meletakkan kopi di hadapan Myungsoo, Myungsoo terlihat agak aneh. Sekarang dia akhirnya mengerti bagaimana perasaan Myungsoo saat itu.

"Terima kasih telah jatuh cinta padaku."

Sooji mengungkapkannya dengan sepenuh hati dan mendengar Myungsoo menghela napas di belakangnya. Sooji membalikkan tubuhnya dan menghadap Myungsoo, bertanya-tanya apa dia melakukan kesalahan.

Sudut mata Myungsoo memerah dan dia menatap Sooji dengan getir.

"Mengatakan itu dalam situasi ini tidak adil." Myungsoo memeluknya erat saat suhu tubuh mereka bercampur.

Dipenuhi dengan kebahagiaan di hatinya, Sooji tidak bisa menahan senyum. Kemudian, dengan suara penuh kasih sayang, Myungsoo berbisik,"Aku mencintaimu," sebelum mengatupkan bibir mereka.

—Mr. Perfectly Fine Tamat—

Hola! Akhirnya ceritanya tamat ya~ Utk cerita baru bakalan aku posting dalam waktu dekat ini tapi partnya nggak panjang. Jadi tungguin aja ya ^^

Mr. Perfectly Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang