SATU

279 30 9
                                    

.

.

.

"Aniki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aniki. Kau tahu berita baru-baru ini?" Suara Johnny membuat Zoro menghentikan kegiatannya menarik busur panah miliknya. Mata hitam Zoro menoleh pada kehadiran asisten-nya di pintu masuk area pelatihannya, Johnny berdiri di sana dengan koran dan Ipad-nya. Mata asistennya itu berfokus pada benda elektronik itu.

Zoro tak menyahut, lebih terlihat tidak peduli. Ia kembali menarik busur panahnya mencoba fokus dan kemudian kembali terhenti begitu Johnny melangkah buru-buru untuk mendekatinya dan hampir tersandung, Zoro menghela napas melihat tingkah asistennya itu.

"Aniki. Coba kau lihat." Johnny menunjukkan benda elektroniknya itu, membuat Zoro berdecak dan mengalihkan pandangannya ke arah iPad.

"...Ini dirimu?" Johnny bertanya dengan keinginantahuannya yang besar. Zoro menyipitkan matanya, memberikan alat memanah beserta busur miliknya pada Johnny dan mengambil iPad di tangan lelaki itu.

Zoro menatap sebuah video dokumenter yang berputar, menampilkan interaksi dari dua anak SMA yang tengah berada di perpustakaan, ia pun melirik komentar yang masuk dan berpuluh-puluh hampir mendekati jutaan suka di postingannya. Zoro tertegun, sepenuhnya mengingat bagaimana film dokumenter semasa SMAnya di liput.

"Itu lebih seperti series. Akhir-akhir ini fans-mu gencar mencari sesuatu tentangmu di masalalu dan mereka akhirnya menemukan sesuatu yang sangat menarik darimu. Sebuah channel di salah satu platform yang menayangkan film dokumenter, di rilis sekitar 5 tahun yang lalu. Sungguh, Aniki, kenapa kau tidak pernah menceritakan hal ini padaku?" Johnny masih begitu terkejut, matanya tidak salah melihat dan fans-fans atlet memanah seperti Roronoa Zoro sebagiannya adalah remaja yang menggilai lelaki tampan, sehingga akhirnya mereka mulai begitu penasaran dengan kehidupan atlet yang namanya sedang di bicarakan dimana-mana itu.

Zoro kembali memberikan iPadnya kepada Johnny, lelaki itu tak berkomentar apapun. Tetapi wajah Zoro menampakkan perubahan yang kentara, Zoro merapihkan hakama yang dikenakannya dan meninggalkan area semi-terbuka yang menjadi tempat pelatihannya.

Johnny segera melangkah cepat menyusul Zoro yang meninggalkannya begitu saja, Zoro memasuki kediamannya yang tidak jauh dari area pelatihan, hanya berjarak sepuluh langkah, Johnny memanggil berkali-kali majikannya itu tetapi Zoro tak menyahut. Sampai kemudian Zoro melangkah ke dapur, Johnny masih mengekori.

"Aniki. Itu benar dirimu?" Johnny bertanya lagi, Zoro tak segera menjawab karena lelaki itu tengah meneguk minumnya.

Zoro kembali menoleh pada Johnny ketika selesai meneguk habis air minumnya.

"Ya." Jawab Zoro, tidak menjelaskan lebih rinci.

Johnny tampak terkejut. Sungguh, jika saja tidak ada surel masuk ke emailnya dari salah satu media tv yang menawarkan peliputan ulang film dokumenter tersebut dan berkata hendak menunjukkan transisi kehidupan Roronoa Zoro yang dulu dan sekarang, Johnny mungkin tidak akan berselancar di sosial media hanya untuk mencari apa yang sedang begitu trending.

Summer [ Zoro X Robin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang