Kepada Abang Zol, Orang yang Paling Sabar

4 0 0
                                    

Abang, kamu pasti bertanya-tanya kenapa sub judul yang aku berikan untukmu seperti itu. Biar aku kasih paham.

Aku sudah memperhatikan kamu sejak beberapa tahun. Kamu adalah orang yang baik kepada semua orang, tidak pilih kasih. Kamu yang selalu datang untuk memberikan rasa nyaman pada orang lain, ketika orang itu sedang mengalami hal yang buruk.

Harapannya, semoga kamu tidak sendirian di saat giliran dirimu yang berada di titik terbawah kehidupan.

Adikmu ini tidak bisa berikan banyak janji. Tentu aku akan berusaha sebisaku untuk selalu ada di sampingmu, baik itu di saat saat gembira ataupun saat didatangi lara. Tapi, kita berdua tahu manusia ada batasnya. Sekedar janji janji manis belaka tidak akan bisa menghiburmu. Mungkin akan ada saatnya aku tidak bisa hadir di sana, atau bahkan, ada saatnya aku tidak cukup peka untuk tahu kalau kamu sedang tidak baik-baik saja. Yang jelas, aku akan berusaha semampuku untuk membuktikannya dengan perbuatanku.

Kamu tahu, aku selalu merasa jadi orang yang paling beruntung karena masih bisa berkontak dengan kamu. Sejak pertama grup pertemanan kita terbentuk, beberapa dari kita sudah mulai berpencar. Bahkan ada yang sudah terasa asing. Tapi kamu, kamu tetap di sini. Kamu tetap abangku, tetap berusaha menghiburku di setiap aku menangis dan merasa bahwa diriku adalah manusia paling menyedihkan di dunia ini. Terima kasih. Setidaknya dengan adanya kamu, sekarang aku tidak berpikir kalau hidupku -atau lebih tepatnya diriku senditi- semenyedihkan itu. Abang, you're one of the heroes of my life.

Maaf, ya. Adikmu ini masih banyak sedihnya. Kamu jadi harus menghibur aku setiap saat. Aku juga maunya terlihat selalu bahagia saja, tapi kalau di depan Abang, aku mana bisa seperti itu. Entahlah, mungkin karena sudah nyaman dan tau kalau kamu tidak akan mencemoohku karena merasa bersedih atas dua tiga hal kecil. Aku merasa disayang.

Kamu yang hidupnya juga tidak selalu terlukis pelangi dan bermandikan sinar matahari di setiap harinya, masih menyempatkan diri untuk menyediakan payung agar diriku tidak kehujanan. Padahal, sepertinya hampir setiap hari, ya, aku terguyur hujan? Aku selalu bertanya-tanya, kenapa ya Abang mau mengurusi aku? Apa Abang tidak lelah melihat hariku yang tak kunjung berhiaskan pelangi?

Setiap doa yang kamu panjatkan agar aku bisa segera dipeluk oleh kebahagiaan tiada tara, di setiap doa itu juga aku menyisipkan harapan kalau kamu juga akan bahagia bersamaku di waktu waktu itu.

Kalau aku sudah banyak bahagianya, tentu aku akan menarikmu ke dalam kubang kebahagiaan ini juga. Kamu, orang yang paling kuat berdiri menghadapi aku yang penuh biru. Bahkan kamu tak pernah marah walau aku masih begini-begini saja sejak beberapa tahun yang lalu. Terima kasih. Dengan ini, aku nobatkan kamu sebagai orang paling sabar dalam hidupku. Tidak ada orang yang bisa menggantikan tahtamu.

Aku janji, aku tidak akan hanya diam berdiri di titik ini saja. Aku juga akan menjemput kebahagiaan itu sendiri. Karena, hey, bukankah datangnya terlalu lama? Kurasa harus aku sendiri yang mendatangi, ya? Kalau begitu kamu tinggal diam dan perhatikan saja. Akan kupastikan kamu jadi orang yang paling bangga ketika aku sudah memegang predikat manusia dengan senyum paling bahagia di dunia.

Terima kasih, karena tidak menyerah atas diriku. Aku sangat sayang padamu.


Malang,
2 September 2023
Ditulis dengan perasaan bersyukur,
oleh Yurei.

The Unsent Love Letters from YureiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang