Special Love (GyuBin) 🤍

948 38 11
                                    

Req by : kth_kth2
Song by : Xodiac - Special Love
Theme : Cute & Sweet

-----

"HANBINN HYUNGGG~!!!" Teriak Gyuvin dari kejauhan sembari melambaikan tangannya ceria ditengah keramaian bandara. Bahkan dirinya sampai melompat-lompat kecil, sangat lucu.

Bukannya merasa malu dengan tingkah yang lebih muda, Hanbin malah berlari kencang sembari menarik kopernya lalu memeluk erat tanpa berniat melepaskan.

Mengabaikan tatapan aneh orang-orang disekitar mereka seolah dunia hanya milik berdua saja.

Terpisahkan oleh jarak dan waktu yang sangat panjang membuat keduanya melepaskan kerinduan satu sama lain cukup lama.

"Hyung, bogoshipoyo~" Ucap Gyuvin memajukan bibirnya sedih.

Hanbin yang melihat pemuda jangkung nan manis didepannya ini bersedih hanya tersenyum lalu mencubit gemas hidung mancungnya.

"Nado" Ucapnya terkekeh kecil.

-----

"Hyung, bagaimana rasanya lama di Canada? Menyenangkan kah?" Tanya Gyuvin dengan pandangan berbinar-binar seraya menatap Hanbin. Rasa penasarannya begitu meledak-ledak saat ini.

Mereka kini mampir ke sebuah restoran diluar bandara diakibatkan makanan dalam bandara begitu mahal harganya untuk sebuah budget kantung dompet mahasiswa rantau negara.

"Hm bagaimana ya, haha" Hanbin tertawa hambar lalu menggaruk kepalanya yang tak gatal. Bingung harus bagaimana menjelaskannya lebih dulu.

"Sejujurnya bisa dibilang... menyenangkan tidak menyenangkan? Tapi ya mau bagaimana lagi? Sudah bersyukur hyung bisa diterima disana dengan beasiswa" Jelasnya membuat Gyuvin sejenak terkagum melihat sang kakak yang begitu pintar dan mandiri, tak seperti dirinya.

"Hyung hebat, ya? Apa aku juga bisa seperti itu suatu saat...?" Gumamnya dengan raut wajah sedih, karena ia merasa kemampuannya tak begitu sebanding jika ingin mengejar.

Hanbin tersenyum lalu tiba-tiba beranjak mengusak lembut puncuk kepalanya. Yang diusak hanya mendongak menatapnya heran.

"Semangat, hyung yakin kok pasti bisa! Kan sudah janji?" Iya, dulu sebelum Hanbin pergi ke Canada, Gyuvin pernah berjanji padanya untuk segera menyusul dan bersama-sama berada disana.

Sementara yang lebih muda akhirnya ikut tersenyum dan mengangguk antusias. "Benar, aku pasti bisa!" Jawabnya tanpa sadar juga mengepalkan kedua tangan, menandakan dirinya kembali bersemangat.

"Nah, begitu dong! Gyuvin kan paling terbaik!" Kemudian memberikan ibu jarinya sebelum kembali duduk ke posisi semula.

Menunggu makanan yang begitu lama tersaji dan belum datang dikarenakan banyaknya pengunjung kala itu membuat Gyuvin perlahan merasa bosan.

"Hyung duduk disini sebentar deh" Ajaknya menepuk-nepuk bagian sofa disebelahnya yang kosong. Diam-diam tersenyum miring melihat Hanbin menurut begitu saja menempatkan diri disebelahnya.

"Nah, ada ap-"

Cup

"Hehe..."

Tanpa aba-aba Gyuvin mencium pipi Hanbin lalu menyengir riang, berhasil mengerjai sang kakak yang kini membulatkan mata terkejut.

Namun sedetik kemudian malah mencubit gemas hidung bangirnya. Kebiasaan Hanbin sehari-hari bila bersama Gyuvin.

"Nakal ya kamu!"

"Sudah hyung, berhenti! Hahaha! Geli!" Tak mau berhenti, Hanbin terus menggelitik pinggangnya hingga rasanya akan lemas karena lelah tertawa.

Cup

"Kita impas sekarang" Ujarnya mencium pipi Gyuvin, setelahnya terkekeh tanpa melepaskan lingkaran tangan dipinggang yang lebih muda.

Duk

"Nah, kali ini baru impas!" Gyuvin sengaja mengarahkan dahi miliknya untuk beradu dengan dahi Hanbin. Membuat si empunya dahi reflek mengusap kening dan meringis kesakitan, meski pelan namun efeknya cukup terasa ternyata.

"Hyung balik saja lah!" Dengan kesal Hanbin beranjak darisana tapi langsung ditarik tangannya oleh Gyuvin hingga ia kembali terduduk.

"Hyung, mianhaeyo~ eoh?" Dirinya mengayun-ayunkan lengan yang lebih tua dan menatapnya dengan tatapan memohon.

Hanbin yang melihat itu sebenarnya kasian tapi dirinya yang masih kesal tetap melipat tangannya dan menggeleng dengan pandangan tak suka.

"Shireo!"

"Ah, hyung~" Kini ia malah mempoutkan bibir, menggemaskan. Pandangannya menunduk bahkan matanya sudah berkaca-kaca, persis seperti anak anjing yang diterlantarkan induknya.

"Kisseu" Sontak Gyuvin mendongak terkejut. "Ne?!"

"Cium dulu dibibir baru dimaafkan" Dalam hati Hanbin sudah tertawa puas karena berhasil menjebaknya.

"Dih, mainnya gitu! Tidak suka!" Gyuvin yang menyadari duluan trik Hanbin malah berbalik memasang wajah kesal.

'Eh? Kok dia yang ngambek?'

"Ya-ya sudah maunya bagaimana?" Tuh kan, Hanbin jadi gelagapan sendiri kena batunya.

"Maunya..."

Cup

"Ini, hehe" Mungkin memang pada dasarnya anak itu sudah terlatih sejak lahir, Hanbin hanya bisa pasrah karena berakhir masuk ke permainannya untuk kesekian kali.

Berniat menyerang balik, dirinya malah diinterupsi oleh perkataan sang pelayan restoran yang datang membawa nampan berisi makanan. "Ehem, ini sajiannya"

Entah karena di restoran itu pernah memiliki pengunjung seperti ini atau memang sang pelayan tidak terlalu memperdulikannya karena harus bersikap profesionalisme. Ia hanya memasang ekspresi seolah tidak terjadi apa-apa, berlalu begitu saja darisana melayani yang lain.

Padahal jelas-jelas dia melihat mereka merangkul mesra bahkan sempat menyadari juga Gyuvin yang tadi mencium bibir Hanbin meski hanya sekilas.

Bukannya si pelayan yang canggung, mereka berdua lah yang kini bertingkah bagai terciduk sesuatu yang tak seharusnya dilihat orang lain.

Keduanya langsung membuang wajah kearah yang berlawanan asalkan tak saling bertatap-tatapan.

"La-lain kali ja-jangan seperti itu ya" Ucap Hanbin pelan dan tergagap. Seperti sifat yang bertelepati, Gyuvin mengiyakan begitu saja dengan anggukan cepat.

Lama mereka terdiam dengan wajah memerah hingga pada akhirnya salah satu membuka suara.

"Lebih baik makan secepatnya atau bus pagi akan tertinggal nanti" Ujar Hanbin memecah keheningan.

Setelah melalui sedikit drama direstoran itu dikala bosan menunggu, Hanbin dan Gyuvin pun makan dengan cepat karena harus mengejar bus yang akan mereka tumpangi untuk pulang.




- THE END -




Sekian dan terima gaji sudah mampir hehe jgn lupa di voment ya ☺🙏

The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang