Law (WoongHao) 🤍💜

253 27 6
                                    

Req by : Jangguri_25
Song by : Yoon Mirae & BIBI - Law
Theme : Mafia Romance

-----

Bagai singa yang haus berburu mangsa di malam hari, mereka yang terkenal sebagai pembunuh keji berdarah dingin kini beranjak membasmi semua targetnya.

Target untuk hari ini, sebuah keluarga besar kaya raya yang tak mau membayar hutang-hutangnya kepada mereka.

Sontak jeritan histeris, tangisan pilu beserta letusan senjata menggema di seluruh ruangan rumah itu. Darah segar pun menghiasi seisinya dengan percikan dan genangan yang merambat.

Sedikit bersenang-senang memberikan kekerasan sebelum menjemput mereka menuju maut.

Tanpa ampun berbagai pukulan dan senjata diarahkan kepada siapapun yang dilihatnya didalam sana tanpa berniat menyisakannya.

"To-tolong ampuni-"

"Tak ada pengampunan bagi orang-orang tamak seperti kalian" Ujar salah satunya mengarahkan senjata dengan tatapan datar.

Berusaha ingin kabur sayangnya begitu naas. Sebab dalam hitungan detik, beberapa timah panas menancap dan bersarang di berbagai titik tubuhnya.

Dor! Dor! Dor!

"Ckck, inilah hukuman sang penguasa karena kalian tak bisa menepati janji suci kalian" Ia memberikan seringaian sudut bibir kepada seseorang didepannya yang kini sudah tergeletak tak bernyawa.

"Jiwoong, ku serahkan sisanya kepadamu. Aku masih harus mengejar keberangkatan bersama dengan ayah dan para dewan lain" Ujar pemuda lainnya sembari menepuk pundak pemuda bernama Jiwoong yang sedang berjongkok dihadapan target.

Setelah anggukan perpisahan singkat, berakhir dirinya ditinggal sendirian disana.

Mendengar rumah besar ini begitu hening dan tidak ada tanda-tanda kehidupan lain. Jiwoong pun beranjak dan hendak pergi darisana jika saja pendengarannya tak menangkap sebuah bunyi.

Crek

Bunyi tarikan pelatuk yang sayangnya tidak ada peluru didalamnya.

Ia pun berbalik, melihat seorang pemuda manis meringkuk dengan kedua tangan memegang pistol.

'Ternyata masih ada yang hidup'

Pemuda manis itu memegang senjata dengan tangan bergetar, keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuh namun tatapan yang diberikannya begitu nyalang seolah menaruh dendam tersendiri didalamnya.

Jiwoong tetap berjalan santai kearahnya sementara si pemuda manis tak beranjak atau bergerak sedikitpun dari tempat.

Hingga dirinya sudah berada dihadapannya menatap dingin. Diarahkan senjata miliknya tepat di kening namun nyatanya ia tetap tak menjauh dan malah memberikan tatapan menantang.

"Hm, menarik juga" Pemuda itu memasukkan kembali pistolnya seraya menatap lekat dia yang masih dalam posisi dan tak ingin membuka mulut sedikitpun.

Parasnya semakin indah dengan berbagai luka yang terpatri di wajahnya, begitulah pikir Jiwoong.

Ia lalu membungkuk dan mendekatkan wajah, menatap sorot kemarahan yang terpancar dari kedua mata tajam pemuda manis itu.

Begitu cantik.

"Namamu?" Tanya Jiwoong sembari mengusap lembut darah yang menguar dari goresan luka pada sudut bibir ranum yang terlihat candu. Menahan untuk tidak melumatnya sekarang juga.

Pemuda manis itu hanya terdiam, membiarkan perlakuannya begitu saja karena tubuhnya sudah lemas untuk melawan.

"Jawab saja, ini hari terakhirmu mengatakannya"

"...Hao" Desisnya begitu pelan namun masih bisa ditangkap oleh pendengaran tajam Jiwoong. Membuat pemuda itu menarik sudut kiri bibirnya, "Nama yang cantik"

Cup

Dilumatnya bibir itu yang memang sangat candu seperti yang terpikirkan. Hao membulatkan matanya terkejut dan hendak mendorong tapi kedua tangannya malah dicengkram kuat.

Ciuman yang diberikan begitu mendesak dan sedikit kasar. "Sesuai dugaanku, manis" Ia mengelap bibir bengkak itu dengan lidahnya.

Sentuhan sensitif yang diberikannya membuat pemuda manis itu menatapnya dengan pandangan yang tak dapat dijelaskan.

Jiwoong pun berdiri dan kembali menodongkan pistolnya yang kali ini mengarah pada bahu.

Dor!

"AKHH!" Goresan timah panas berhasil melubangi bahu itu membuat darah langsung mengalir begitu saja darisana.

Hao meremat bahunya dan memejamkan mata sangat erat, menahan rasa sakit yang begitu luar biasa menjalar saat ini.

"Itu tanda untukmu, bahwa kau sekarang adalah milikku" Ujarnya kemudian berbalik pergi.

"Ah, lebih baik kau pergi secepatnya darisini. Aku akan meledakkan tempat ini besok" Lanjutnya tanpa berbalik badan lalu benar-benar menghilang dari pandangan.

"Ji-jiwoong...

Dasar bedebah gila! Aku akan mengingat nama itu sampai akhir aku berhasil membalasnya!" Umpatnya sebelum pandangan menjadi buram dan dirinya ambruk begitu saja diantara mayat keluarganya.


- THE END -


Maaf ya aku ngak pinter buat kek gini2 🥲🙏

The StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang