3 | Flower Sender

277 39 5
                                    

Hai readers!

I'm back!

Don't forget to vote, comment, and share ya!

Happy reading!

Thank you!

***

Mata Lorena melebar ketika sebuah bouqet bunga diberikan oleh Poppy ke tangannya. Selain membawakan makan siang, bunga indah itulah yang memenuhi tangan Poppy.

Entah kenapa, jantung Lorena berdetak kencang hanya dengan melihat perpaduan beberapa bunga yang sangat indah di tangannya tersebut. Ia tidak bisa mengalihkan pandangan. Sementara satu tangan memegang buket bunganya dengan lembut namun erat, satu tangannya yang lain mulai mengusap bunga-bunga yang tak lain merupakan bunga asli.

"Ini untukku?" Mau tidak mau, Lorena mengalihkan tatapannya ke Poppy yang masih berdiri di sebelahnya. "Dari siapa?"

Dale yang masih berada di dekat Lorena pun mencondongkan tubuhnya untuk dapat melihat bunga Lorena dengan lebih jelas. "Cobalah lihat kartu itu, Laurent," ucapnya sembari menatap selembar kartu dari kertas yang terselip di antara bunga-bunga cantik di tangan Lorena.

Tatapan Lorena langsung tertuju pada kartu yang baru ia sadari keberadaannya karena diletakkan secara terselip, terlebih dengan warna yang menyatu dengan bunga serta buket tersebut.

Lorena tidak bisa memahami dirinya, lebih tepatnya ia tidak mengerti kenapa dirinya semakin gugup hanya dengan menyadari keberadaan kartu tersebut. Mungkin karena ini adalah pertama kalinya Lorena mendapatkan bunga?

Namun, bersamaan dengan ujung jari Lorena yang menyentuh kartu tersebut, pintu ruang istirahat Lorena terbuka. Asisten sang fotographer muncul di sana sambil tersenyum tidak enak. "Laurent, maaf menganggu istirahatmu. Atasanku ingin mendiskusikan beberapa hal terkait pemotretan selanjutnya, sebentar saja."

Mau tidak mau, meskipun sambil dengan pikiran yang masih memikirkan bunga serta kartu yang harus ia titipkan pada Dale sementara dirinya bekerja, Lorena mengangguk dan bangkit berdiri.

Pertanyaan yang paling menganggu Lorena adalah siapa yang mengirimkan bunga yang indah tersebut?

Akan tetapi, Lorena belum menyadari bahwa bunga itu seharusnya dikirim kepada Laurent. Lorena hanya menerimanya karena ia menggantikan Laurent. Lorena mulai terlalu terhanyut dengan perannya sekarang.

***

Drrt. Drrt.

Seorang pria berkemeja putih yang sedang menatap pemandangan kota New York melalui kaca sebesar dinding, langsung mengalihkan pandangan tajamnya begitu mendengar getaran ponselnya.

Pria yang kemejanya sudah digulung sesiku itu langsung berbalik. Ia mengambil dua langkah lebar untuk menjangkau ponselnya yang berada di atas meja kerjanya.

Jax.
Itulah tulisan yang tertera di layar ponselnya.

Tanpa menunggu lama, pria itu langsung menerima panggilan dari tangan kanannya tersebut, mengingat orang kepercayaannya itu sedang memiliki tugas di luar kantor.

Sambil menahan ponsel di telinga kanan dengan satu tangan, ia menyandarkan tubuhnya di meja kerjanya yang tetap rapi walaupun terdapat dokumen yang berserakan. Sedangkan jas hitam miliknya tersampir di kursi kerjanya.

"Selamat siang, Sir. Bunga dari Anda sudah diterima oleh Ms. Flanery. Saya juga mengirimkan fotonya pada Anda."

"Hmm." Pria tampan itu hanya menjawab singkat. Wajahnya tetap datar. Tetapi apabila dilihat dengan lebih jelas, terlihat bahwa pria itu tengah mengerutkan dahi.

Unknown Billionaire BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang