Jiwa Narapidana

1.9K 27 3
                                    

Namaku Parjo. Usiaku 32 tahun. Aku adalah seorang narapidana di Lapas Sukamulya. Aku dijebloskan ke penjara karena aku mengonsumsi obat-obatan terlarang. Seperti masa hukuman pengonsumsi narkoba lainnya, masa hukumanku juga sama. Mungkin aku sudah keburu tua untuk bisa keluar dari jeruji besi ini.

 Mungkin aku sudah keburu tua untuk bisa keluar dari jeruji besi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Ilustrasi Parjo (bukan orang yang sebenarnya)*

Selama di lapas, ada beberapa kegiatan yang kuikuti. Mulai dari senam rutin tiap Minggu pagi hingga kursus untuk mengasah minat dan bakat. Tentu kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk penyembuhan dan pemulihan selain ada juga terapi yang diberikan. Tujuannya agar kecanduan terhadap narkoba dapat diminimalisasi, bahkan hilang sepenuhnya.

Sudah berjalan satu tahun lebih kegiatan-kegiatan itu kulakukan. Karena kelakuan baikku, teman-teman satu sel pun banyak yang akrab padaku. Kami sering bercerita banyak hal. Awalnya kami saling tukar cerita alasan mengapa kami dijebloskan ke penjara. Namun, beberapa hari ini, obrolan kami sedikit melenceng.

"Eh, Boi, gua bosen di sini terus. Kegiatannya gini-gini doang. Mana gak ada yang jenguk gua lagi," curhat Purno kepada Boi hari itu.

Aku yang sedang bersiap-siap untuk mandi tak sengaja mendengar perbincangan mereka.

"Gua tau gimana cara biar kita bisa keluar secepatnya," ucap Bopeng.

"Yang bener lu, Peng?" tanya Purno tak percaya.

"Iya, caranya gimana emang?" tanya Boi.

Bopeng pun memberitahukan caranya kepada dua temannya. Aku juga ikut nimbrung mendekat, barangkali aku bisa keluar juga dari sel ini tanpa menunggu tubuhku membungkuk karena sudah tua.

*******

"Serius lu, Peng? Masa kita minum racun? Kita mati dong," ucap Boi heran bin tak percaya dengan ide dari Bopeng tadi.

"Ini udah gua campurin ramuan biar kita gak mati," ucap Bopeng.

"Tapi kalo kita beneran mati, gak idup lagi, gimana?" tanyaku agak realistis. Mana ada orang minum racun dan dia masih sehat walafiat? Mustahil, kan.

"Udaaah, percaya aja ama gua. Ini ramuannya bener-bener manjur. Dah, jangan banyak nanya, ayo bareng-bareng minum."

Akhirnya kami pun meminum air putih yang dicampur cairan pembasmi serangga dan ramuan khusus milik Bopeng. Kejadian setelahnya bisa ditebak. Kami berempat kejang-kejang. Mulut kami mengeluarkan busa putih dan seketika ambruk ke lantai.

Petugas penjaga lorong sel baru menyadari ada empat napinya yang mati ketika sedang mengontrol di sore hari. Satu lapas pun gempar dan keempat napi tersebut segera dievakuasi.

Kumpulan Cerita (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang