Adore and Crave Me, Dear Broken One!

73 1 0
                                    

Dunia ini menyebalkan, bukan? Ayolah, Jangan berbohong! Jika dirimu mampu mengeluh, mengertilah bahwa kita semua adalah korban; tepat saat dilahirkan di dunia ini. Menangislah, siapa yang menyakitimu, Sayang? Keluarga? Teman? Orang lain yang bahkan tidak dirimu kenal? Saat manusia menyalurkan rantai meyakitkan, mereka pada akhirnya akan menyalahkan tuhan atas sistem yang mereka ciptakan sendiri. Untuk apa hidup seperti ini, mungkin itulah yang kamu pikirkan sekarang, bukan? Dirimu memandang ke masa lalu, di mana sesosok monster yang melahirkanmu memakan seluruh harta peninggalan sang ayah dengan cara berjudi dan menyewa pelacur pria, sisi temperamen sang monster bergejolak setelah harta kian menipis dan dirimulah menjadi media samsak baginya. Bertahun-tahun, mungkin, dirimu berkeluh dalam hati; terbiasa menyimpan semuanya hingga memancarkan hawa suram. Kebanyakan orang pun tidak menerima dan berakhir mengataimu aneh. Dari sifat pendiam, murung, tidak terawat dan pucat.

'Hei, jika dirimu mau terus terlihat bersedih, jangan di hadapan kami! Orang banyak yang menderita, tapi tidak seperti kamu!'

Menyakitkan, bukan? Jika dipikir memakai otak, dirimu akan terus seperti ini, tidak ada yang membantu mengeluarkanmu dari lingkaran setan, tetapi selalu bersuara agar dirimu memakai topeng untuk menyenangkan diri dengan kepalsuan. Itulah dunia, mau bagaimana lagi? Saranku-- jikalau tidak ingin diinjak, lebih baik menginjak lebih dahulu selagi bisa. Ludahi mereka selagi mereka belum meludahimu.

Aku pun memutuskan menggumamkan baris lagu di depan cermin panjang, tersenyum tipis seiring meyisir helai rambut hitam dengan sela jemari secara menyamping. Kupandang dirimu masih terisak di atas kasur, duduk sembari memeluk kedua kaki yang menekuk. Ekspresi kesal terpasang saat memandang sepasang kaki dan sepasang tangan diperban demi menutup luka-luka dari sang monster. Wajahmu beralih memucat, mungkin membayangkan apa yang terjadi jika kembali ke rumah keesokan hari.

"Aku sudah menawarkanmu berkali-kali." Diriku membuka suara, tangan bergerak melonggarkan dasi ke arah bawah setelah melepas dua kancing atas kemeja. "Kabur dan tinggal bersamaku, sisanya akan kuurus. Bukankah mudah meninggalkan seseorang yang bukan siapa-siapa?"

Pandanganku beralih ke arah belakang dan dirimu mempertemukan tatapan. Kau hanya diam sejenak sebelum membuang pandangan ke arah jendela apartemen, tapi kurasa pemandangan malam ini tidak layak untuk dinikmati. Kenapa? Karena yang kuinginkan sekarang hanyalah sepasang mata dengan siratan memohon dan meminta tolong kepadaku, bukan kepada langit tanpa siapa-siapa yang menyaksikan. Memangnya siapa? tuhan? Bahkan bagiku dengan pemikiran iblis dan malaikat yang saling berperang, tidak mendapatkan keadilan di tempat seharusnya.

"Bagaimana bisa jika diriku diancam? Ib-- maksudku, dia memaksaku bersetubuh dengan pria sewaannya saat diriku berusia 19 tahun, dia sengaja merekamnya agar diriku terikat. Kau sendiri ... pernah bersetubuh dengan ibuku saat aku masih kecil, aku tidak ingin tinggal dengan om yang pernah berhubungan dengan dia."

"Ouch, tidakkah perlu mengingatkan lagi? Saat itu diriku membutuhkan uang untuk bertahan hidup. Sekarang uang yang kukumpulkan bisa membuatku memiliki gelar untuk menjadi pengacara. Banggalah sedikit."

Diriku tentu saja tidak marah, apa yang kau katakan benar. Tidak mengherankan jika kejadian tersebut terus disinggung. Hanya saja, sungguh lucu mengapa dirimu terus memutuskan diri kabur kepadaku saat tubuh tak tahan lagi menerima pukulan serta goresan bertubi-tubi. Sampai titik menjengkelkan perlahan hilang, hati ini jatuh kepada dirimu yang rapuh dan tersakiti. Bukankah dirimu harus bertanggung jawab? Membuat pria sepertiku jatuh lebih dalam, tahun demi tahun, dirimu menerima tetapi juga menolakku secara bersamaan. Sungguh memancing rasa tidak sabar serta dahaga.

"Percayalah padaku." Kali ini diriku membalikkan badan, tidak jauh dari posisi depan kasur--- merentangan kedua tangan, melepas kekehan halus sebagai tanda bahwa aku sendiri ingin melepas masa lalu demi lembaran baru. "Selama beberapa tahun ini, pikiranku dipenuhi olehmu. Karenamu, kau tahu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Adore and Crave Me, Dear Broken One! → Commission ResultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang