2

375 37 10
                                    






















Para pemuda akatsuki tersebut kini sudah sampai di sebuah gua tempat mereka membuat janji dengan orang nomor 1 di Konoha.

"Benar ini tempatnya?" Obito yang baru saja mendaratkan kedua kakinya di tanah mengajukan pertanyaan. Mata lelaki itu memindai sekitar. Tempat ini sepi. Sangat sepi. Beberapa sulur tanaman terlihat pada mulut goa.

"Itu yang dikatakan Sasuke." Jawab Itachi.

"Tapi gua ini seperti tak pernah terjamah oleh manusia." Sasori menimpali.

"Tak ada salahnya mencoba. Bocah itu sepertinya tak bisa bertahan lebih lama lagi." Ujar Kisame setelah melihat Deidara yang kini sudah sepenuhnya memejamkan mata digendongan Itachi.

Sasuke tak mungkin membohonginya, itu yang diyakini Itachi. Maka dengan mantap Itachi melangkan memasuki goa tanpa memedulikan rekan-rekannya yang masih ada di belakang.

Melihat itu Obito berdecih dan bergumam, "Dasar." Lelaki itu kini berjalan mendahului Itachi diikuti oleh dua rekan timnya dan membakar ranting kayu yang diambilnya sembarangan guna menerangi bagian dalam goa yang gelap.

Tak ada yang aneh dari goa ini. Dinding lembab dan beberapa tetesan air mengiringi langkah mereka. Semakin dalam mereka masuk, cahaya semakin minim dan udara menjadi semakin lembab. Bahkan satu-satunya penerangan yang ada hanyalah cahaya api yang berasal dari renting kayu.

Kedua lelaki Uchiha itu sudah mengaktifkan sharingan mereka, begitu juga Kisame yang sudah mempersiapkan pedang samehada miliknya, sedangkan Sasori juga tidak menurunkan kewaspadannya pada sekitar. Takut-takut jika ada yang menyerang dari arah belakang.

Hingga sampai di persimpangan mereka berhenti. Ada dua jalan. Ke utara dan selatan. Keadaan yang gelap membuat mereka tak bisa melihat ada apa di ujung jalan sana.

"Apakah kita harus berpencar?" Sasori bertanya dengan nada tidak yakin.

"Terlalu berisiko untuk Deidara jika kita mengambil jalan yang salah." Jawab Itachi sambil melihat Deidara yang ada dalam gendongannya.

Semuanya terdiam. Otak mereka berpikir dan memperkirakan jalan mana yang harus mereka ambil. Hingga sebuah suara langakah kaki yang berasal dari sebelah utara membuat mereka semua memasang sikap siaga.

Terlihat seorang perempuan berambut pendek, "Maaf membuat kalian bingung. Godaime Hokage-sama sudah menunggu. Mari saya antar." Perempuan itu sedikit membungkukan tubuhnya.

"Kau ... siapa?" Kisame mengajukan pertanyaan pada perempuan itu.

"Ah, maaf saya lupa memperkenalkan diri. Saya Shizune, tangan kanan dari Godaime Hokage." Perempuan itu memperkenalkan diri sebagai tangan kanan Hokage, tapi mereka masih ragu dan seakan tau apa yang mereka pikirkan Shizune kembali berujar, "Saya tidak bohong dengan apa yang saya katakan. Jika pun saya berbohong dan ternyata adalah musuh, jutsu yang saya punya pastilah tak bisa sebanding dengan milik kalian semua yang namanya tercantum dalam buku bingo sebagai penjahat kelas S."

Entah itu sebuah hal yang bisa dibanggakan atau malah sebuah aib yang harus disembunyikan sebab apa yang dikatakan Shizune memang benar adanya. Mereka berjumlah lima orang, minus Deidara. Sedangkan Shizune hanya seorang diri. Sebagai penjahat yang menjadi buronan lima negara besar tentu bukan hal mudah untuk mengalahkan mereka. Perlu jutsu tingkat tinggi bahkan hanya untuk menumbangkan salah satunya.

"Jadi, apakah kalian akan mengikutiku atau akan terus disini?" Pertanyaan dari perempuan itu membuat mereka bergegas dengan Kisame yang kini berjalan tepat di belakang Shizune.

Still Alive  ItachixDeidara (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang