6 (END)

414 34 12
                                    












Sudah 10 hari berlalu dan Deidara sama sekali tak melihat Itachi. Lelaki itu tak terlihat di mana pun. Tak mungkin lelaki itu punya misi sebab Kisame selalu ada di markas setiap saat.

Deidara tak bodoh untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

"Obito." Panggilnya pada lelaki yang selalu menemaninya sejak masa pemulihan, "Di mana Itachi?"

Sejenak Obito melebarkan matanya terkejut. Tubuhnya tersentak kaget walau hanya sesaat. Namun meski begitu Deidara dapat menangkap bahwa ada sesuatu yang disembunyikan.

"Kau ingin tau di mana Itachi?" Deidara mengangguk singkat, "Ikut aku."

Walau bingung, tapi Deidara tetap mengikuti Obito ke luar markas.

Mereka berjalan memasuki hutan dengan jalan menanjak. Terus melangkah hingga tiba di persimpangan dan Obito mengambil jalur utara.

Kedua tangan Deidara tiba-tiba saja mendingin. Jantungnya berdetak lebih cepat sedang pikirannya berusaha menyangkal apa yang ingin Obito perlihatkan.

Kedua matanya berkaca ketika Obito menghentikan langkah.

"Dia ada di sini."

Bruk. . .

Pernyataan itu membuat Deidara jatuh bersimpuh di depan sebuah makam bertuliskan 'Uchiha Itachi'

Kedua matanya memanas, jantungnya seakan diremas kuat hingga rasanya akan pecah. Deidara berusaha menenangkan diri tapi dadanya terasa sesak pada setiap tarikan nafas yang begitu berat.

Walau sudah mempersiapkan diri sejak jauh-jauh hari, tapi fakta yang tersaji di depan mata tetap saja membuatnya hancur.

Selama hidupnya Deidara tak pernah merasa kehilangan sebab memang tidak punya orang tersayang. Tapi hadirnya Itachi membuat Deidara merasakan bagaimana dunianya luluh lantak dalam sekejap meski hanya dengan sebaris kata yang tertulis rapi di atas nisan.

Tak pernah terbayangkan jika rasanya akan sesakit ini. Seakan ada sesuatu dalam dirinya yang direnggut paksa, seakan semuanya berhenti, seakan semuanya menjadi gelap dan hanya tersisa dirinya sendiri.

Air matanya mengalir tanpa bisa ditahan. Kedua tangannya mengepal erat dengan isakan lirih yang mulai keluar dari bibir pucatnya.

"K-kau brengsek, Itachi." Lirihnya berusaha mengontrol suara agar terdengar normal namun gagal.

Pikirannya kacau dan tangannya memukul makam berkali-kali hingga cairan merah merembes dari sela-sela jarinya.

"Berhenti, Deidara." Tegur Obito menghentikan si pirang yang memukul nisan sampai jarinya terluka.

"O-obito." Panggil Deidara sesenggukan dengan air mata yang tak berhenti mengalir. Mulutnya terbuka dan kembali tertutup, tak kuasa untuk mengucapkan kata selanjutnya, "Aku ditinggalkan. Bagaimana ini? Bagaimana?"

Ditanya demikian Obito tak tau harus menjawab apa.















....
















Sejak mengetahui bahwa Itachi telah tiada. Deidara menjadi sangat pendiam. Si pirang itu hanya menjawab singkat jika ditanya atau terkadang hanya bungkam tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

Setiap hari hanya mengurung diri di kamar sambil melamun. Deidara seakan tak punya kehidupan. Bahkan yang lebih parahnya lagi. Si pirang akan ikut menangis jika mendengar bayinya menangis.

Still Alive  ItachixDeidara (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang