5

317 27 12
                                    












Setelah dilalui ternyata waktu 9 bulan bukanlah waktu yang panjang. Perutnya yang tadinya datar kini sudah sebesar bola basket. Tak terasa bayi dalam perutnya akan segera lahir.

Ruang yang tak terlalu luas dengan akses cahaya minim akan menjadi tempat Deidara melahirkan buah hatinya. Perasannya antara senang dan sedih.

Senang karena akhirnya setelah 9 bulan bayi yang dikandungnya akan bisa disentuh secara nyata. Sedih karena mungkin setelah ini akan terjadi sesuatu yang tak terduga.

"Janji tidak akan meninggalkanku setelah ini." Tuntut Deidara pada lelaki yang sejak tadi menggenggam tangannya.

"Aku ingin segera melihat bayi kita." Deidara tau bahwa berjanji untuk tidak pergi adalah sesuatu yang amat sulit untuk Itachi.

"Aku juga." Ucap Deidara mengikuti alurnya, "Menurutmu bayi kita akan lebih mirip siapa? Aku atau kau?"

Itachi memandang Deidara dengan pandangan yang sulit diartikan lalu menundukkan tubuhnya untuk memberikan si pirang kecupan singkat walau tetap memberi jarak aman karena perut Deidara yang sudah sangat besar, "Tentu saja aku karena aku Ayahnya."

Deidara mencibir sinis, "Tidak adil. Aku yang mengandungnya, membawanya kemanapun aku pergi selama 9 bulan dan dia malah akan mirip denganmu, huh."

"Gen Uchiha itu sangat kuat. Besar kemungkinan dia akan lebih mirip dengaku daripada kau."

Pernyataan itu membuat Deidara menarik leher Itachi guna menyatukan bibir mereka. Awalnya hanya menempel, tapi sepasang bibir yang jarang digunakan untuk bicara itu terlalu sayang jika tidak dilumat.

Deidara memejamkan kedua matanya. Menikmati ciuman lembut yang kini berbalas tak kalah lembut dari si Uchiha.

Menikmati setiap afeksi, kecupan serta lumatan yang diberikan si Uchiha. Merekam segala hal yang ada dan akan disimpannya dalam ingatan. Memasukkan setiap hal yang mereka lakukan pada ruang kosong yang memang sudah tersedia di sudut hatinya.

"Uhh..." Deidara refleks mendorong Itachi ketika bayi dalam perutnya menendang cukup keras.

"Kukira dia sudah tak sabar untuk lahir ke dunia ini." Ucapan Itachi itu dibalas kekehan ringan oleh Deidara.

"Kau laki-laki yang baik, Itachi. Terima kasih." Ucap Deidara dengan pandangan penuh lara.

"Deidara," Suara lembut itu membuat si pirang memejamkan mata dan menarik nafas panjang. Lalu ketika membuka mata Deidara melihat sepasang mata sehitam arang milik Itachi memandangnya teduh.

"Setelah semua yang kualami dalam hidup aku perlu mengakui sesuatu. Bahwa rasa sakit itu harus diakui, supaya dia hilang sendiri."

Kecupan singkat Deidara berikan pada pria tampan di depannya. Entah apa yang akan terjadi ke depannya semua memang hanya tentang waktu.























...





















"Apakah setelah ini akan ada bayi di markas kita? Di markas penjahat. Hebat."—Sasori.

"Wow, hebat. Kenapa bayi ini kecil sekali."—Hidan.

"Bayi ini harus menjadi pendekar pedang terhebat dalam sejarah."—Kisame.

"Kenapa dia hanya tidur?"—Pain.

"Dia tampan sekali seperti Itachi." Perkataan Konan itu sontak membuat semua anggota akatsuki yang tengah berdiri mengelilingi box bayi melihatnya heran.

Still Alive  ItachixDeidara (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang