"Hubungan kita cuma untuk permintaan itu. Nggak kurang dan nggak lebih." Alnas mengucapkan dengan tegas sambil matanya menatap laki-laki yang berdiri tepat di depannya.
Dua manusia itu, kini tengah berdiri di pinggir toko buku yang sering mereka kunjungi akhir-akhir ini. Suasana yang teduh menyelimuti keduanya. Keadaan yang sepi membuat keheningan semakin terasa setelah Alnas selesai mengucapkan kalimat itu. Sementara Zalvi, laki-laki itu diam sambil menatap mata milik gadis yang baru saja mendirikan tembok yang tinggi diantara mereka.
Ia tau kemungkinan buruk itu. Dan laki-laki itu merutuki kebodohannya sekarang. Dirinya salah, tidak seharusnya ia menanyakan hal yang tidak disukai gadis itu.
*****
Terimakasih sudah membaca. Bagaimana untuk chapter ini? Jangan lupa vote dan komen, ya!
Follow instagram @unayastory untuk mendapatkan informasi update dan cerita lainnya.
Salam sayang dari Una❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
FIND : Reason Why
Teen FictionSemua tentang gadis bernama Alnas sangat sulit untuk Zalvi ketahui. Alasan setiap tindakan yang gadis itu lakukan pun begitu rumit untuk diartikan. Pertanyaan-pertanyaan itu hadir sejak Zalvi harus memperbaiki nilai-nilainya demi naik kelas. Yang m...