PROLOG

11 1 0
                                    

"Hubungan kita cuma untuk permintaan itu. Nggak kurang dan nggak lebih." Alnas mengucapkan dengan tegas sambil matanya menatap laki-laki yang berdiri tepat di depannya.

Dua manusia itu, kini tengah berdiri di pinggir toko buku yang sering mereka kunjungi akhir-akhir ini. Suasana yang teduh  menyelimuti keduanya. Keadaan yang sepi membuat keheningan semakin terasa setelah Alnas selesai mengucapkan kalimat itu. Sementara Zalvi, laki-laki itu diam sambil menatap mata milik gadis yang baru saja mendirikan tembok yang tinggi diantara mereka.

Ia tau kemungkinan buruk itu. Dan laki-laki itu merutuki kebodohannya sekarang. Dirinya salah, tidak seharusnya ia menanyakan hal yang tidak disukai gadis itu.

*****

Terimakasih sudah membaca. Bagaimana untuk chapter ini? Jangan lupa vote dan komen, ya!

Follow instagram @unayastory untuk mendapatkan informasi update dan cerita lainnya.

Salam sayang dari Una❤️

FIND : Reason WhyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang