1

359 42 2
                                    


.
.
.
.
.

Huang Renjun,pemuda mungil pemilik senyum indah namun tidak seindah dengan kehidupan yang dia jalani.

Tumbuh besar tanpa mengenal orang tua menjadikannya pemuda tangguh dan mandiri.Di usiannya yang ke tujuh belas tahun dia sudah bisa hidup sendiri di sebuah apartemen sederhana yang dia sewa dengan hasil kerja part time sehabis sekolah.

Renjun dulu ditinggalkan di depan sebuah panti asuhan di tengah derasnya hujan hanya dengan selembar selimut dan juga surat yang menyatakan nama dan permintaan untuk menjaga bayi mungil yang masih merah itu.

Tidak disangka,bayi kecil yang terlihat begitu menyedihkan itu tumbuh menjadi pemuda cantik dengan berbagai bakat yang menakjubkan.Dengan kepintaran diatas rata rata Renjun berhasil mendapatkan beasiswa dari junior high school sampai senior high school.

Tentu Renjun sangat bersyukur untuk itu karena dia tidak akan merepotkan bunda panti untuk pendidikannya.Namun semua itu belum cukup,apalagi dia sekarang memutuskan untuk tinggal sendiri dengan menyewa apartemen murah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah dan tempat kerjanya.

Seperti sekarang,dengan semangat Renjun membersihkan setiap meja dan menata bangku sebelum  bersiap untuk pulang setelah bekerja dari sepulang sekolah sampai jam sepuluh malam.

Bersama kedua rekan kerjanya Renjun membersihkan setiap sudut cafe sampai benar benar bersih.

"Huh akhirnya selesai juga"Renjun menyeka keringatnya dengan ekspresi lelah.

"Sebaiknya kita bergegas pulang.Akhir akhir ini banyak kasus pelecehan di daerah ini.Apalagi pelakunya belum tertangkap sampai sekarang"ucap Jihon.

"Ah iya,aku dengar beritanya.Sayangnya polisi sampai sekarang belum berhasil menangkap pelakunya"

Mereka dibuat merinding dengan kasus pelecehan yang marak terjadi di daerah tempat tinggal mereka.Mengenai tempat tinggal.Mereka bertiga memang tinggal di daerah yang sama,hanya berbeda apartemen.

Jihon yang merupakan seorang mahasiswa tinggal di apartemen yang lokasinya dua blok dari apartemen Renjun.Sedangkan Minji,dia baru saja lulus dari kuliahnya beberapa bulan yang lalu.Sembari menunggu surat lamarannya di terima oleh perusahaan yang dilamarnya dia memutuskan untuk bekerja paruh waktu di Moon cafe.

Ada lagi Mina dan Yongsuk,namun hari ini mereka ijin karena ada urusan.Jadi hanya mereka bertiga yang bekerja hari ini.Beruntungnya hari ini cafe tidak terlalu ramai jadi mereka tidak terlalu kewalahan.

Mungkin karena kasus itu membuat orang orang lebih memilih menghabiskan waktu mereka di rumah.

Ketiganya terus membahas kasus yang tengah menghebohkan warga itu sepanjang perjalanan.Pertamanya mereka mengantar Minji hingga sampai di depan rumahnya.Meskipun gadis itu terlihat tomboy dan bar bar tetap saja dia seorang wanita yang masih butuh perlindungan.

"Hati hati dijalan,Jihon jaga Renjunie ku,jangan sampai lecet.kalau sampai tergores ku botaki kepalamu"ancam Minji membuat Jihon meringis.

"Aiss...mulutnya itu"gemas Jihon.Ingin mengeplak kepala gadis itu.Namun dia masih sayang nyawa.Serem soalnya,kayak macan.

Renjun hanya bisa menahan tawanya.Kedua rekanya itu memang sering bertengkar.Bukan pertengkaran yang serius.Kalian pasti pahamlah pertengkaran antara teman.Ya itulah pokoknya

"Renjunie,sampai rumah langsung istirahat nee.Jangan begadang.Besok masih harus sekolah"

"Nee~selamat malam nuna"

Gemas rasanya Minji pada si mungil itu.Diantara rekan kerjanya memang Renjun yang paling muda,paling kecil dan juga paling imut.Makanya rekan rekannya sangat perhatian padanya.

Behind The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang