Senja yang menenangkan, pandangan laki laki ini terfokuskan pada langit bernuasa warna jingga penuh keindahan senja. Dia berjalan perlahan meninggalkan tempat dimana baru saja mendarat setelah lama dia tidak kembali ke negara tempat asal dia lahir, laki laki kelahiran 2006 ini baru saja pulang setelah bertahun tahun lamanya dia pergi untuk mengikuti orang tuanya yang melakukan pekerjaan jauh.
"Jivannnnnnn!!" Suara panggilan yang terdengar tak asing membuat laki-laki yang sedari tadi menunduk mengangkat kepalanya hingga menangkap sosok pemuda yang ia kenali.
"Jivannn, i'm very miss you" ucapnya memeluk hangat Rejivan yang telah lama tidak ia rasakan tubuh kecil itu kini telah lebih besar, ia sangat rindu.
"Eghh bang, lo meluk gue apa mau bunuh guee" pekik Rejivan merasa pelukan yang diberikan oleh pemuda dihadapannya begitu erat sampai terasa mencekik.
"Sorry, gue terlalu kangen sama lo jadi gini. Lagian, lo kenapa gemes banget sih" ia melepaskan pelukannya dan menangkup kedua pipi chubby Rejivan dengan gemas, giginya juga saling mengerat menahan gemas yang mungkin bisa saja ia mengigit pipi mochi Rejivan.
"I'm cool" tegas Rejivan berucap, perasaannya kesal dengan memutar bola matanya malas. Bukannya itu dapat menggertak pemuda dihadapannya, pemuda itu malah menertawai Rejivan dan meledek berucap.
"Hahaha, halu deck" ucapnya.
Jivan semakin kesal dibuatnya, ia ingin memukul pemuda yang bernotabe sepupunya jika ia tidak lebih muda dari pemuda tersebut. "Bang Aji apaansi!! mana om sama tante?"
Pandangan Rejivan menatap sekeliling mencari seseorang yang dia maksud, namun jawaban dari Aji memberikan dia reaksi memaklumi. "lagi sibuk lah, ehh woyy Ardann!!" Teriak Aji.
Ardan, adalah nama kakak kandung dari Rejivan. Aji dan Ardan memiliki usia sepantaran yang kiranya 19 tahun, mereka hanya beda 2 tahun dengan Rejivan. Setelah nama Ardan terpanggil, kedua orang tua Rejivan pun menyusul dibelakang Ardan bersamaan melihat Aji, keponakan yang sudah lama tak mereka jumpai.
"Kangenn, aunt sama paman" ucap Aji sembari merentangkan tangan dan memeluk satu persatu orang tua Rejivan juga Ardan.
"Kamu udah besar Ji, gimana seru tinggal disini tanpa kita?" tanya bunda Jivan untuk berbasa basi kepada keponakannya.
"Ada serunya ada gk nya, kangen Jivan sama ardan, tapi aunt gk adil banget" ucapan itu terdengar menggerutu membuat Rejivan lebih sering dipanggil Jivan menaikan satu alisnya.
"Kok gk adil si??" Tanya bunda Jivan kembali dengan tuturnya yang halus juga sikap lembutnya.
"Ya gk adil, Jivan dibawa kesini lagi pas dia udah gede mana tinggi banget sekarang!!" Aji menagap Jivan kesal yang mana dia sendiri terkalahkan dari sepupunya, sungguh bukan hal baik karena bisa di ledek habis habisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Or Mylove - Nosung [ End ]
RandomCinta itu aneh, cinta juga suka datang tiba tiba masa iya gue jatuh cinta sama musuh gue sih mana sekarang pacaran. kalo dipikir pikir lucu juga yang dulu musuhan sekarang jadi bucinan