PROLOG

56 4 1
                                    

Hai, ini cerita pertama yang aku buat, jadi kalau penulisnya masih berantakan tolong dimaklumi.

Tandai typo⚠️

Selamat membaca ❤️

semoga suka, aamiin

°°°°°°°

"Seseorang tidak akan pernah mengerti jika belum merasakan hal yang sama"

°°°°°°

Suasana sore hari didepan teras rumah, terlihat seorang ayah dan anak laki-laki yang tengah asik mengobrol. Anak laki-laki berusia 8 tahun itu memperlihatkan raport miliknya, tertera tulisan peringkat 1 dari 23 siswa.

"Papa, Raga dapet peringkat satu lagi Pa," adu seorang anak laki-laki bernama Raga arzan dirgantara itu.

Aryo tersenyum bangga menatap putranya "Alhamdulilah, papa bangga," ujarnya mengusap surai hitam Raga, "Senang boleh tapi jangan terlalu senang, harus terus ditingkatkan lagi belajarnya" tutur laki-laki berusia 33 tahun tersebut.

"Raga janji pah, nanti kalau Raga udah besar pasti Raga bakal jadi orang hebat kaya papa," ujarnya dengan rasa bangga mempunyai idola seperti sang papa

"Mama pasti juga bangga kan pah sama Raga?" tanya Raga, senyumnya terlihat sudah pudar

"Pasti, Mama pasti bangga sama putra kesayangannya ini"

"Kalau Mama sayang sama Raga, kenapa Mama ninggalin Raga, Pah" terlihat satu bulir air mata menetes melewati pipi putihnya.

Seorang anak kecil berusia 8 tahun yang hanya bisa melihat wajah sang Mama dari bingkai foto, sejak usia 2 tahun mama nya meninggalkan Raga dan juga papa nya.

Hati Aryo sangat sakit mengingat kejadian itu, apalagi melihat putra semata wayangnya terlihat murung dan juga sedih seperti ini.

"Katanya Raga mau jadi orang hebat kan?, orang hebat harus kuat. Anak papa kuat kan?," ujar Aryo menyemangati Raga

Tangan kecil itu mengusap sisa air mata di pipinya, menatap papa nya kemudian merentangkan tangan memeluk sang papa.

"Papa jangan ninggalin Raga kaya mama ya, pah?," pinta Raga memeluk erat Aryo

Aryo membalas pelukan Raga tak kalah erat "Papa janji, papa selalu bersama Raga"

Dirumah sebesar ini hanya tinggal mereka berdua, terkadang Raga juga merasa kesepian karena ditinggal papa nya bekerja.

Anak laki-laki itu selalu menatap bingkai foto berukuran 20r terlihat foto sang Mama yang mengenakan dress berwarna putih dan mengendong anak kecil berbaju biru.

Jika anak-anak yang lain diambilkan raport oleh mamanya, Raga tidak, Raga mengambil raport miliknya sendiri.

Perasaan iri selalu memenuhi hati Raga. Bagaimana rasa masakan seorang ibu?, bagaimana rasanya disuapi seorang ibu?, dan bagaimana rasanya dirawat seorang ibu?, pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul dibenak Raga.

Raga berharap suatu hari nanti tuhan mempertemukan dirinya dengan sang Mama.

"Harapan Papa buat Raga 10 tahun kedepan apa Pah?" tanya Raga tanpa melepaskan pelukannya

Sang Papa berpikir menimbang harapan-harapannya

"Papa berharap Raga lulus dengan nilai yang memuaskan, menjadi laki-laki sejati, Raga juga harus bisa meneruskan perusahaan papa, semoga Raga setiap langkahnya selalu diberkahi," ujarnya, meski begitu Aryo tidak menuntut Raga harus sempurna seperti apa yang ia harapkan.

"Raga pasti bisa, karena Raga calon orang hebat dimasa depan," jawab anak laki-laki itu penuh yakin.

Raga akan selalu ingat apa yang dikatakan sang Papa, semoga dimasa depan dia tidak mengecewakan.

Ingatan usang tentang masa kecil itu buyar, bersamaan dengan asap rokok yang mengepul dari balkon kamarnya. Terlihat jam sudah menunjukkan pukul 01.20 dini hari, tapi cowok dengan rokok ditangan kanannya itu belum juga beranjak tidur.

Malam ini pikiran Raga sedang kalut, tentang masa depan dan tentang Mamanya.

"Argh," teriak Raga memijat pelipisnya.

Suasana malam dengan angin dingin yang menusuk kulit, membuat Raga segera menghabiskan satu batang rokok. Cowok itu lalu berjalan menuju nakas mengambil handphone-nya, terlihat satu pesan masuk 2 menit yang lalu.

Pradeepa Raespati: Besok saya ingin bertemu, ini tentang anak saya.

Tangan kekar Raga mengetik balasan "Ya".

"Pradeepa Raespati, udah lama gue nggak ketemu," monolog Raga setelah itu menaruh kembali handphone-nya diatas nakas.

Cowok itu lalu berbaring diatas kasur, sedikit berpikir tentang Pradeepa Raespati yang ingin bertemu dengannya.

Seingat Raga Raespati hanya memiliki satu anak, yaitu perempuan. Dan apa urusannya dengan Raga.

°°°°°°

Silahkan menekan logo bintang 🌟 dan juga komen 💬 guys, supaya saya semangat buat ngetik ceritanya xixixi

Gimana prolognya?

See u part selanjutnya😍

HE'S RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang