1.RAGA ARZAN DIRGANTARA

30 2 0
                                    


Hai, guys apa kabar hari ini? semoga semuanya sehat ya

Jangan lupa senyum hari ini🪐

selamat membaca

Semoga suka, aamiin




°°°°°°

Barang kali nanti puing-puing kenangan itu akan pudar
Aku tidak akan lupa

Barang kali akan hilang
Aku akan ingat kamu pernah ada

Senang mengenalmu, terimakasih sudah pernah mengukir kenangan manis di alur ceritaku.

1.RAGA ARZAN DIRGANTARA

°°°°°°


Diruangan BK terdengar suara bentakan dan tatapan penuh amarah dari Pak Sunardi kepada 7 murid yang sedang duduk di kursi BK.

"Kalian ini selalu saja membuat onar. Apa alasan kalian kemarin menghajar 2 siswa Xl IPS 1 sampai babak belur seperti itu?" tanya pak Sunardi dengan amarahnya.

"Biar saya ada kerjaan aja sih pak," jawab enteng siswa bername tag Kenzo devano.

"KENZO!"

Bentak Pak Sunardi seperti sudah mengeluarkan tanduknya.

Baskara, cowok itu sampai tersentak kaget, laki-laki bernama lengkap Baskara sastra prawira itu berada tepat dihadapan pak Sunardi.

"Pelan-pelan pak sopir, aduh pak, jangan marah-marah, nanti tensi naik inget udah tua," ujar Baskara, lalu diberi anggukkan oleh Arkana.

"Lebay banget mereka pak, palingan besok juga udah sembuh," timpal Arka, Arkana langit tenggara.

Pak Sunardi menghela nafasnya kasar, "Kalian ini kalau diberi tahu selalu menjawab terus, apa orang tua kalian tidak mengajarkan sopan santun?!"

"Bapak saya aja minggat, pak,"ujar Baskara dengan muka memelas.

Arkana menoleh kemudian mengumpat, "ANJING"

"Bapak gue Hermawan, bukan anjing goblok," pekik Baskara menonyor kepala Arkana.

Pak Sunardi yang menjabat sebagai guru BK itu dibuat pusing dengan tingkah laku anak muridnya yang satu ini. Suka sekali jika membolos, jago berbohong dan, suka membuat keributan.

"Raga arzan dirgantara!, beraninya kamu bersikap santai dalam situasi seperti ini," ujar pak Sunardi berkacak pinggang

Raga yang notabenenya ketua dari perkumpulan yang dia beri nama DARRIOR itu, selalu saja bersikap santai seperti tidak terjadi apa-apa. Lihat sekarang, ia bertopang kaki pada kaki kirinya dengan tangan yang ia lipat didepan dada seperti tidak merasa bersalah.

"Hidup memang harus dibuat santai pak, kaya di pantai," jawab Raga sambil menyugar rambutnya.

Pak Sunardi hanya bisa bergeleng -geleng kepala, bisa-bisa ubannya semakin banyak, hanya karena ulah anak muridnya ini.

"Jadi apa alasan kamu?"

"Alasan saya, biar hari saya berwarna aja pak. Masa setiap hari isinya cuma tugas-tugas, dan tu--"

"Kalau begitu jangan sekolah berantem saja terus, apa gunanya kamu sekolah kalau selalu membuat onar dan membuat saya tidak tenang," potong pak Sunardi.

"Berantem perlu tapi pendidikan nomer satu," kata raga.

Setelah itu terdengar suara tepukan tangan dari Farel, Farel Sebastian.

HE'S RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang