🥀04🥀

632 73 60
                                    

Setelah kejadian ciuman tadi, suasana antara Zhang Hao dan Hanbin begitu canggung, sekarang mereka sedang berada di dapur.

Suasananya hening, tanpa ada seorang pun yang memberikan tanda-tanda akan bicara.

Tadi adalah pertama kalinya Hanbin merasakan sebuah ciuman penuh cinta dan kasih sayang. Dia juga merasakan perasaan rindu saat Zhang Hao menciumnya seperti itu.

Dan sekarang, Untuk pertama kalinya, Zhang Hao dan Hanbin duduk bersebelahan di meja makan, Zhang Hao menatap Hanbin yang terlihat gugup karena merasa Zhang Hao menatapnya dengan begitu intens, walaupun itu memang benar:')

Zhang Hao terus memperhatikan wajah Hanbin, "kamu tidak makan, hanbinie?" Tanya Zhang Hao karena sedari tadi Hanbin hanya menunduk ke bawah tanpa memakan makanannya.

"A-aku..." Ini si janghaw Gapeka banget sih, udah tau Hanbin buta, di suruh makan sendiri? Biasanya kan Taerae yang suapin dia🙄,

"A-aku akan makan nanti Hyung..." Zhang Hao menggeleng, "tidak Hanbin, kamu harus makan sekarang." Dia meletakkan ayam di atas sendok Sung Hanbin yang sudah terisi nasi, "makanlah."

Hanbin menghela nafas, dengan terpaksa, dia menyuapkan makanan itu ke mulutnya dengan hati hati, tapi itu tidak berhasil, nasinya bukan masuk mulut, malah bablas ke hidung.

Zhang Hao mengerti sekarang, dia menatap Hanbin prihatin. Apa begini kalau Hanbin mau makan tanpa seseorang?

Dia menghela nafas dan beranjak dari duduknya, Hanbin yang menyadarinya pun merasa takut, dia takut Hao merasa kesal padanya karena dia tidak makan dengan benar.

Tapi kekhawatiran itu langsung sirna ketika Zhang Hao menggeser kursi di sebelahnya, dan mendudukkannya bokongnya di sana.

Dia mengambil alih mangkuk Hanbin, mengambil sesendok nasi, menaruh ayam suir di atasnya, dan mengarahkannya ke mulut Hanbin, "makanlah. Aaaa~" Hanbin yang terkejut dengan sikap Zhang Hao yang berubah 180° ini tentu saja tidak percaya.

Apa ini benar-benar Hao? Tapi dari suara dan aromanya, ini benar-benar Zhang Hao.

Hanbin membuka mulutnya, dan menerima suapan dari Zhang Hao. Tanpa sadar, dia kembali meneteskan air mata.

Zhang Hao yang panik melihat Hanbin menangis pun langsung gelagapan. "Hei, kenapa menangis?" Tanyanya cemas,

Hanbin hanya tersenyum dan menggeleng, "aku baik-baik saja Hyung. Aku hanya merasa sangat bahagia, akhirnya salah satu dari harapanku terwujud. Aku senang makan berdua di meja makan bersama Hyung." Entah kenapa, mendengar ucapan polos dari Sung Hanbin membuat hati Hao berdenyut nyeri.

"Hanbin..." Panggilnya,

"Ung?"

"Kamu mau ikut kan?" Hanbin mengernyitkan dahinya,

"Ikut? Memangnya kita mau kemana Hyung?" Tanyanya,

"Kita akan melakukan operasi." Ucap Hao membuat Hanbin tambah bingung,

"Operasi? Memangnya siapa yang mau di operasi Hyung?" Zhang Hao tersenyum, dia mengacak rambut Hanbin,

"Kamu..."

"Aku?" Tanya Hanbin,

Zhang Hao mengangguk, "iya kamu... Kamu akan bisa melihat lagi, Hanbinie..." Hanbin tentu saja terkejut,

"Tapi Hyung, bagaimana bisa?" Tanya Hanbin tidak percaya,

"Seseorang yang baik hati bersedia mendonorkan matanya padamu, agar kamu bisa melihat lagi."

"Lalu bagaimana dengan orang itu?" Tanya Hanbin

"Entahlah. Tapi bukankah kamu ingin melihat dunia lagi?" Hanbin mengangguk kemudian menggeleng,

"Iya itu benar, tapi bukan seperti ini Hyung, bagaimana jika dia merasa ketakutan saat hanya kegelapan yang bisa dia lihat?" Zhang Hao menghela nafas, Sung Hanbin memang terlalu baik.

"Dengar... Dia sendiri yang menawarkan untuk mendonorkan matanya, aku sama sekali tidak mengenalnya. Tapi dia bilang dia kenal kamu, dan dia rela mendonorkan matanya agar kamu bisa melihat lagi. Aku sudah menolak, tapi dia memaksa. Dia bilang dia akan merasa sangat bahagia kalau kamu mau menerima tawarannya. Kamu mau kan Hanbin? Demi dia? Dan... Demi aku..." Hanbin menunduk,

"Apa itu benar-benar terjadi?" Dia berkecamuk dengan pikirannya.

Hanbin menghela nafas, sebelum mengangguk-anggukkan kepalanya, "huh... Baiklah, tapi biarkan aku bertemu dengannya sekali saja. Aku mohon..." Zhang Hao mengangguk,

"Baiklah, besok kita pergi menemuinya. Sekarang selesaikan makanmu dan tidur, okay?" Hanbin mengangguk.

Entahlah, Hanbin merasa bahagia dan sedih di waktu yang bersamaan. Dia merasa bahagia saat mengetahui dirinya memiliki kemungkinan untuk melihat lagi, tapi dia juga merasa sedih memikirkan nasib si pendonor.
.
.
.

Di sebuah rumah mewah nan megah, seorang pemuda tampan tersenyum, "setidaknya, aku berhasil membalas budiku. Sung Hanbin, dan harus kamu ketahui, aku melakukan ini karena aku benar-benar, mencintaimu. Dan aku akan memberimu hadiah terindah, sebelum ajal menjemput ku." Pemuda tampan itu mengambil foto Sung Hanbin yang tersenyum,

"Aku mencintaimu selamanya, Kim Hanbin..." Dan mengecup foto itu sebelum memejamkan matanya, dan mulai menjelajah dunia mimpi.

.
.
.
For you:
shanbinshining_ Azka4660 hanbinchan_ boysplanet_ZB1
Yang masih mau Nana apdet Haobin

700+ word.
Gawaras banget chapter kali ini🙄,

Sedikit pertanyaan...

Geddd, kira-kira kalau Nana berhenti nulis, kalian bakal kangen gak?

Soalnya Nana ngerasa, kalau tulisan Nana juga jelek banget.

Awalnya Nana nulis soalnya book HaoBin cuma sedikit...

Tapi karena sekarang udah banyak, Nana jadi mikir, woahhh, sekarang udah banyak book haobinnya gausah repot2 bikin...

Padahal Nana masih mau nulis...
Cuma ini ketikan makin lama makin jamet. Jadi mending Nana berhenti aja gasih?

Gausah di jawab, karena aku tau kalian gaakan jawab. Aku kan cuma sebagian kecil dari author yang berpartisipasi dalam buku HaoBin 🙄

Yaowes geh!
Sekian curhatan seorang aku,
Semoga gak mengecewakan yak:')
Kalau gitu siyu neks chapter,
Salam tetet markutet 😝😜🤪

Can I See You Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang