Makhluk Manis di Jendela

61 5 2
                                    

Ceritanya hari ini gue pindah kost. Sebelumnya, gue itu kost gak jauh dari kampus. Sangat dekat malah. Saking dekatnya, begitu membuka pintu kamar kost, gue udah bisa melihat gerbang kampus. Seperti lagu pacarku lima langkah, hanya butuh beberapa langkah berjalan dari kostan, gue tau-tau udah tiba di kampus. Kilat dan no drama terlambat.

Asyik bukan?

Gak butuh ngeluarin duit lagi buat biaya transport. Kadang kalau dosen belum datang, gue masih sempat-sempatnya rebahan santui dulu di kamar. Apalagi kalau tiba-tiba kebelet boker, gue langsung cuzz tanpa harus jauh-jauh melewati tujuh belokan kelas buat ke toilet, bergabung dengan para pejuang boker lain yang pada antri kayak emak-emak rebutan sembako.

Suasana kost gue itu terbilang bersih dan nyaman banget. Saban waktu selalu ramai. Hilir mudik suara orang terus terdengar berseliweran gak berhenti. Malah semakin larut malam, semakin gaduh suara langkah kaki berlari-lari. Baru sepi kalau mata gue udah tertutup jauh dibuai mimpi. Pun dengan para penjual jajanan. Salah satunya adalah jajanan yang lagi viral-viralnya, yaitu bakso yang katanya lagi beranak. Gak tau deh siapa yang hamilin, yang pastinya bukan gue.

Selain ramai, view dari kamar kost gue pun sangat aduhai sekali. Kebetulan kamar gue berada di lantai dua yang sangat strategis posisinya. Dari balkon kamar, gue bisa langsung melihat seluruh bangunan kampus tua yang katanya peninggalan prasejarah. Begitu membuka jendela samping, gue bisa ngeliat sepetak kebun pisang yang kalau malam daunnya suka melambai-lambai manja. Dan ... Kalau gue naik ke atap terus nengok ke belakang kost, gue langsung disuguhi pemandangan sebuah taman. Yup, taman pemakaman umum.

Hal itu juga baru gue ketahui baru-baru ini. Setelah mendengar suara sirene ambulans dari belakang. Rasa penasaran pun menuntun gue buat mencari tahu. Sampai akhirnya gue menemukan fakta jika kostan itu juga dibangun dari tanah bekas kuburan. Gila gak tuh?

Pantes aja gue sering merinding kalau tidur. Mungkin Mbak Kunti penghuni taman belakang sering melipir ke kostan gue. Untung-untung kalau dia gak pernah menjamah-jamah gue. Gini-gini gue juga masih perjaka tuntung. Kan gak lucu kalau gue diperkosa setan saat tidur?

Karena fasilitas bintang lima yang tersedia di kost itulah, gue akhirnya memilih angkat kaki dan pindah ke kost yang jaraknya cukup lumayan dari kampus.

Sorry, sekali lagi gue itu bukan penakut. Gue Cuma gak nyaman aja melihat hal-hal yang selalu bikin jantung gue semaput. Hingga di sinilah gue sekarang. Berada di depan sebuah bangunan dua lantai yang cukup asri. Yang bakal jadi tempat gue hidup ke depannya sampai lulus.

Gue segera memarkirkan motor sport ke bawah pohon mangga yang tumbuh pada halaman rumah tersebut, motor yang selama ini hanya menjadi pajangan di kost sebelumnya karena gak pernah gue pakai ke kampus. Wong jalan kaki seuprit aja udah sampai.

Angin sepoi-sepoi langsung menerpa wajah tampan gue begitu membuka helm. Helm itu  gue sampirkan ke motor lalu menengok jam kulit di pergelangan tangan gue. Jarumnya sudah menunjukkan pukul empat sore. Agak telat dari janjian gue dengan sang empunya kostan.

Walau begitu, gue gak langsung beranjak turun dari motor. Wajah gue mendongak sesaat mengamati suasana kost yang katanya terbilang mahal untuk kalangan mahasiswa. Padahal melihat dari tampilan depan, seperti rumah peninggalan jaman Belanda. Gak ada istimewa ataupun mewah-mewahnya sama sekali.

“Mungkin dalemnya komplit kali, ya,” pikir gue, sambil terus mengamati keseluruhan bangunan tersebut. Menyapu dari ujung kanan ke kiri. Terdapat banyak jendela lebar di sepanjang dinding lantai dua. Kemungkinan jendela dari setiap kamar yang ada.

Semilir angin yang berembus menyelusup masuk ke setiap jendela dan menerbangkan tirai-tirai setiap jendela yang terbuka. Angin sore ini memang terasa cukup kencang. menggoyangkan ranting-ranting pohon. Membuat ranting itu saling bergesekan hingga daunnya saling berguguran, jatuh menimpa kepala gue.

Kepincut Hantu CentilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang