Aku Kembali

3 1 0
                                    

Happy Reading!
-
Z
-

Thailand, 13 Agustus 1888

Seorang anak berusia 5 tahun bernama Cai ditinggalkan oleh ibunya, ia tinggal dengan ayah tirinya yang membuka usaha tempat makan kecil di dekat rumah. Ayah tirinya merupakan seorang  pria pemarah dan pemabuk yang selalu memukuli Cai. Cai tumbuh menjadi anak yang bermasalah dan sering mendapatkan bully di sekolah.

Suatu hari Cai mengambil pisau dapur dan menyerang temannya yang sering mengganggunya, setelah itu dia pergi ke apartemen Buppha di mana ia bertemu dengan seorang pria yang sedang melakukan masturbasi. Cai pun dibunuh oleh pria itu dan mayatnya tidak pernah ditemukan.

Thailand, 13 Agustus 2000

Seorang gadis remaja berusia 15 tahun bernama Phawat merupakan seorang yang mandiri, ia tinggal di apartemen Buppha sendirian. Suatu hari teman-temannya ikut berkunjung ke apartemen Phawat. Suatu hal yang mengerikan pun terjadi, Phawat dijebak oleh teman-temannya, ia diperkosa oleh teman prianya dan berakhir dengan menyayat lehernya sendiri.

Thailand, 13 Agustus 2020

20 tahun berlalu, seorang gadis bernama Pla akhirnya datang dan menghuni apartemen Buphaa karna harganya yang cukup murah. Awalnya Pla selalu bermimpi buruk tentang gadis yang mati di apartemen ini, tetapi lama-lama ia menyadari sesuatu.

Hari itu, tanggal 13 Agustus 2020. Pla mengundang beberapa temannya untuk datang ke apartemen untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-18. Mereka datang, Pla menyediakan banyak makanan dan minuman untuk mereka, setelah semuanya kumpul Pla mulai menceritakan sesuatu yang ia ketahui tentang apartemen ini.

"Kalian tahu kenapa Apartemen ini dinamai Buppha?" tanya Pla memulai obrolan yang serius.

"Tidak, tapi banyak rumor yang mengatakan tempat ini banyak hantunya. Kenapa kamu tinggal di sini?" Jane meneguk airnya perlahan sambil melihat ke sudut ruangan yang tampak lusuh, seperti bangunan lama yang tidak di renovasi.

"Tempat ini terasa nyaman untukku, seperti ... aku pernah tinggal di sini untuk waktu yang cukup lama ...," jawab Pla singkat membuat Jane menggeleng pelan atas candaan itu.

Seorang pria dengan nama Paithoon mulai penasaran dan menanyakan cerita itu. "Memangnya kenapa apartemen ini dipanggil Buppha? Padahal tertulis di gerbang masuk bernama apartemen hijau?"

"Dahulu ... apartemen ini dibangun tahun 1788. Seorang keluarga kecil menyewa salah satu gedung di sini, awalnya keluarga itu terlihat harmonis dengan satu anak mereka yang baru berusia 4 tahun bernama Buphaa. Suatu hari pada tanggal 13 Agustus ibunya Buphaa ketahuan selingkuh, ayahnya yang marah langsung menikam istri dan anaknya dengan pisau sampai mati, padahal Buphaa kecil tidak tahu apa-apa."

"Lalu bagaimana?" tanya Paithoon lagi sambil meminum soda yang ada di tangannya, sedangkan Jane hanya diam sambil memakan keripik di pangkuannya.

"Setelah itu banyak yang melihat hantu Buphaa berkeliaran di apartemen ini, sampai gangguan itu berhenti dan gadung ini di renovasi, tapi—" ucapan Pla dipotong oleh Wirat yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.

"Tapi kejadian itu terulang kembali, kan?"

Jane mengangkat sebelah alisnya dan menatap Wirat dengan tatapan bengong lalu bertanya, "Jangan sok tahu kamu!"

"Cerita horor biasanya berulang, kan?" Wirat menanyakan itu pada Pla, meminta persetuan atas ucapannya sedangkan Pla hanya tersenyum.

"Biar aku lanjutin dulu. Beberapa tahun kemudian, seorang anak kecil bernama Cai yang tidak sengaja masuk ke apartemen ini dibunuh oleh seorang lelaki bejad yang tidak tahu malu!" geram Pla dengan kedua tangan yang mengepal kuat.

"Kenapa bisa seperti itu?" Jane yang penasaran langsung bertanya.

"Pria itu memperkosanya. Cai yang malang, bibirnya dirobek sampai membelah pipi kanannya lalu Cai ditinggalkan begitu saja dan mayatnya tidak pernah ditemukan!"

"Wih ... kok aku jadi merinding, ya ...," gerutu Jane yang beralih mendekati Pla karna sedikit ketakutan.

"Lalu anak itupun menjadi hantu, karena anak itu mirip dengan Buphaa mereka selalu mengatakan bahwa itu adalah Buphaa kecil yang malang."

"Sadis banget," potong Paithoon sambil menggeleng pelan.

"Lalu setelah gangguan itu mulai hilang apartemen ini kembali di renovasi dan penghuni baru datang silih berganti sampai pada tanggal 13 Agustus tahun 2000 seorang gadis bernama Phawat dengan keji diperkosa oleh teman-temannya sendiri. Ia melakukan aksi bunuh diri, sampai beberapa tahun kemudia baru di renovasi kembali dan selalu berganti kepemilikan."

"Terus kenapa kamu mau tinggal di—" perkataan Jane dipotong oleh Wirat.

"Kenapa kamu tahu hal sedetai itu? Apalagi dengan anak kecil yang tidak ditemukan mayatnya sampai sekarang?"

"Berarti mereka belum tahu kalau anak kecil itu sudah meninggal dan ... bukan hantu Buppha yang gentayangan lagi tapi ...."

"Aku mau pulang," ucap Paithoon tiba-tiba sambil melangkah ke luar pintu.

Tiba-tiba Pla tertawa dengan nyaring, pintu yang awalnya terbuka langsung terututp dengan rapat. Paithoon yang panik langsung mendekati pintu dan berusaha untuk membukanya, tetapi sia-sia pintu itu sudah terkunci dengan rapat.

"Siapa kamu!" teriak Wirat dengan napas terengah-engah, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.

"Aku? Buphaa ...," ucap Pla sambil tertawa lalu tubuhnya berubah menjadi seorang anak kecil dengan wajah yang penuh luka goresan.

Lalu seperkian detik Pla berucap, "Aku Cai." Kali ini Pla berubah menjadi seorang anak kecil dengan luka bibir yang menembus sampai membelah pipinya. Baju sekolah yang dikenakannya penuh dengan darah, tangannya bahkan membawa pisau, membuat ketiganya berteriak dan memohon-mohon agar mereka bisa pulang.

"Aku Phawat." Tubuh itu kembali berubah menjadi seorang remaja dengan leher yang tergores oleh pisau sampai tulang lehernya kelihatan, sebelah tangannya menodongkan pisau ke arah mereka bertiga. Jane seketika itu langsung pingsan di tempat lalu Pla menjadi wujud dirinya seperti semula.

"KAMU SIAPA?" teriak Wirat dengan nada bergetar.

"Aku Pla, temanmu," jawab Pla pelan sambil mendekati Wirat.

Wirat yang ketakutan memilih untuk mundur, sedangkan Paithoon dia hanya mematung seperti belum bisa mencerna situasi bahaya yang sedang terjadi.

"Kamu bukan Pla, kamu sia— akh ..." ucapan Wirat terpotong oleh teriakannya sendiri, karna sebuah benda dingin tiba-tiba menembus perutnya.

"Aku Pla reingkarnasi dari Buphaa, kami  membenci para pria dan akan membalaskan dendam atas kematian-kematian kami dahulu!" Lalu Pla menekan pisau itu lebih dalam membuat banyak bercak darah bercucuran keluar.

Pla menengok ke arah Paithoon, menyeringai tajam sambil mengacungkan pisau yang berlumuran darah itu ke arahnya.

"To— tolong. Jangan bunuh aku, Pla," pinta Paithoon sambil berjalan mundur.

"Ada apa Hoon? Kenapa kamu terlihat ketakutan? Sini, aku baik-baik saja," ucap Pla sambil tersenyum yang lebih mirip seringai mematikan di mata Paithoon.

Karna takut akan ditusuk oleh Pla, Paithoon memilih untuk memubruk jendela dan melompat tanpa melihat situsi di bawah, sampai akhirnya ia terjatuh dan menyadari kalau ada sebuah ranting besar yang menembus perutnya.

The end:)

Cerita ini terinspirasi dari film Thailand berjudul Rathreee

Kumpulan Cermin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang