Fourteen

72 8 1
                                    

Aku mematikan iPhone Ku yang terus berdering Karena panggilan masuk dari harry.
Aku hanya...ingin membanggakan dad,menjadi gadis yang dad inginkan.
Artinya,Jauhi harry.
Tok...tok....
Aku menoleh kearah pintu.
"Nadine.." Liam muncul Dari balik pintu.
Mematikan musik yang sedari tadi kunyalakan lalu menatap Liam.
"Ada apa?"
"Harry ada dibawah." Aku mengigit bibir bawah Ku.
"Suruh pulang saja." Aku memasang kembali headset Ku.
"Baiklah." Aku mengangguk lalu kembali membaca novel Ku.
Tok...tok....
"Liam!Ada apasih?dia masih malas pulang?!bilang aku tidak ak—" perkataan Ku terpotong saat laki-laki yang memang tidak ingin aku lihat masuk kedalam kamar Ku,ralat Danielle.
"Kamu kenapa nad?kenapa menjauh?" Tuhan tatapan begitu menyejukan.
"Pulang lah hazz,aku sedang malas bertamu." Bukan nya menjauh,dia malah mendekat.
"Tell me what's happen?" Dia menggenggam kedua pundak Ku.
"Harry...just please go out." Ucap ku lirih.
"Nadine berikan satu alasan kenapa kau meminta Ku pergi?apa salah Ku padamu hm?" Tuhan,tolong jauhkan tatapan ini Dari Ku.
"Nadine,look at me" aku menggeleng lemah.
"Nadine...please" aku menatap nya,Mata hijau nya.
"Usir aku sekali lagi,dengan menatap mataku." Harry bodoh!tentu aku tidak bisa begini terus.
"Aku...mi-minta kau pergi,dan jangan temui aku lagi." Harry menatap Ku kecewa.
"Itu mau mu?baiklah,aku akan pergi." Dia agak mendorong Ku lalu pergi,membanting pintu kamar Ku.
Kenapa anak itu yang emosional?
Kenapa aku mencintai nya?
Benar-benar cinta buta.
-----------
-2 weeks later-
Ternyata harry benar-benar dengan perkataan nya,dia tidak kembali,menjemput Ku kuliah?tidak.
Menelpon Ku?tidak.
Bahkan akhir-akhir ini aku sering melihat dia bersama Grace,anak populer di jurusan nya.
Sekarang aku sedang di Starbucks bersama niall.
"Sudahlah Nad,jangan melamun terus,jangan pikirkan dia." Ucap niall enteng.
Aku masih mengaduk kopi Ku.
"Tapi secepat itukah dia melupakan Ku?"
Niall menggenggam tangan Ku.
"Mungkin memang dia tidak mencintai mu Nadine,mungkin bukan dia yang terbaik untuk mu." Aku berfikir sejenak,kenapa sikap niall berubah?
Lonceng Starbucks berbunyi,menandakan terdapat pelanggan lagi.
Aku dan Niall tidak peduli,kami masih terdiam dengan pikiran kami.
Aku bingung,kenapa niall berkata seolah harry benar-benar tidak mencintai Ku,kenapa dia berbeda?
"Dengan nama Harry styles!!" Aku menoleh,itu benar-benar dia,senyum Ku merekah seketika,dia masih tetap menawan walau 2 minggu kami tidak bertemu.
Setelah mengambil minum nya,harry berjalan ke meja,ouh.
Grace there,He's not alone,Grace really there,mungkin Niall benar.
Dia bukan yang terbaik untuk Ku.
Aku melihat harry dan Grace tertawa,aku menunduk lesu.
"Nadine..jika kau mau kita pergi,kita bisa pergi." Aku menggeleng atas ucapan niall.
Pertama,aku masih malas pulang.
Kedua,aku masih ingin disini,memerhatikan tawa harry,Mata nya.
[Harry]
Aku melihat dia,bersama dengan sahabat baik ku.
Secepat itukah dia melupakan ku?
"Harry..Ada apa?" Aku menggeleng lalu tersenyum.
"Nothing Grace" grace mengangguk lalu memaikna iPhone nya,aku menoleh kearah Nadine yang sedang tertawa lalu mengelap bibir niall yang penuh dengan Cream.
Mungkin dia tidak menyadari keberadaan ku.
Mungkin dia sudah terlalu bahagia dengan niall.
Its okay if that the best for her.
I'm okay too.
Tapi Ada yang aneh.
Kenapa setiap Grace mengajak Ku pergi,disana ada Niall dan Nadine.
Cukup membuat Ku sakit hati setengah mati.
Shit.
_------------------
Pendek?maap
Voment yaaa

BUT I LOVE HIM ||H.S||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang