Datang menemui nya.

310 36 1
                                    

Berawal dari helgara yang menyukai membaca buku novel lalu transmigrasi ke dalam buku yang ia baca

"BANGSAT LO YA KENAPA HARUS GUE YANG NOLONGIN ELU KADAL?"

"kan kamu yang mau nolong aku"

"TAPI GA GINI JUGA NGEN"

BXB
adegan kekerasan
seksual🔞

homophobic silahkan left, dosa di tanggung masing-masing ya broww

JEONGHARU












>>>





















"Haruto" ujar seseorang dari arah belakang. Haruto yang mendengar namanya di panggil segera menoleh. Begitupun dengan seunghan
I

a ikut menoleh ke arah sumber suara.

Haruto sempat tertegun melihat jeongwoo. Rambut nya yang setengah basah mungkin karna terkena air hujan. Karna lama menunggu di depan.

Haruto berusaha bangkit dari duduk nya. Namun di tahan oleh seunghan. Seunghan menatap jeongwoo seolah olah memberi tau agar ia kemari. Jeongwoo yang peka pun segera berjalan menuju haruto kekasih nya dan seunghan kakak pertama haruto.

Jeongwoo berdiri di depan haruto menatap dalam mata sang kekasih mata yang selalu dulu menatap nya penuh cinta. Apa sekarang cinta itu masih ada untuk jeongwoo?.

Haruto tersenyum manis. Membuat matanya sedikit menyipit, senyuman haruto mampu membuat jeongwoo terdiam kaku.

"Jeo tumben kesini? Biasanya aku dulu yang harus maksa baru jeongwoo kesini" tanya haruto.

Jeongwoo tak menjawab pertanyaan yang haruto lontarkan untuknya. Melainkan jeongwoo langsung memeluk haruto begitu erat. Haruto yang di peluk secara tiba tiba hanya bisa diam tak sedikit pun membalas pelukan jeongwoo.

Jeongwoo tetap memeluk haruto walaupun tak mendapat kan balasan dari pelukan nya. Seunghan yang melihat hal itu memilih pergi dari sana memberikan ruang untuk kedua orang itu.

Haruto mulai mengangkat tangan nya perlahan membalas pelukan jeongwoo. Tanpa haruto sadari jeongwoo menangis dalam diam. Namun semakin jeongwoo menangis semakin basah pundak haruto, haruto hanya diam membiarkan jeongwoo menangis di pelukan nya.

Beberapa menit kemudian jeongwoo melepaskan pelukan nya. Mata nya sembab karna banyak sekali menangis. Haruto hanya tersenyum sambil mengelus kepala jeongwoo. Lalu duduk di bangku nya di ikuti dengan jeongwoo.

"Haru..maaf, maaf" ucap jeongwoo yang masih sesenggukan.

Haruto hanya menganggukan kepala nya pelan. Ia juga bingung ia ada di bab berapa bagian mana juga? Apa iya melewati salah satu bab nya?

"Jeje?" Panggil haruto. Membuat jeongwoo menoleh menatap nya.

"Iya ruru?" Jawab jeongwoo. Haruto tersenyum tipis, tapi ini seperti bukan jeongwoo bab yang ia baca itu jeongwoo tak mau di panggil dengan sebutan itu, bahkan dari dulu jeongwoo membencinya. Tapi kenapa sekarang jadi seperti ini?.

"Jeje lucuu deh, matanya sembab karna nangis" ujar haruto seraya tertawa.

Jeongwoo merindukan tawa itu. Jeongwoo merindukan panggilan sayang dari haruto. Jeongwoo merindukan perhatian perhatian kecil dari haruto. Ia merindukan semua yang bersangkutan dengan diri haruto.

Jeongwoo hanya mengulas sedikit senyum. Tak bisa di pungkiri, bahwa ia sangat mencintai haruto. Namun mungkin kah ia dapat memiliki haruto kembali?.

"Kamu kalau bawa motor hati-hati jangan sampai kecelakaan kaya kemarin lagi." Jeongwoo menggunakan aku-kamu. Karna jeongwoo sudah tau bahwa haruto amnesia tetapi haruto tak melupakan sosoknya sebagai kekasih.

"Eung? Memang haru bisa bawa motor ya?" Tanya haruto berpura-pura.

"Dulu kamu bisa kok ru...jangan tidur sampai 3 bulan lagi ya?? aku kesepian ga ada kamu ru" ujar jeongwoo sambil menundukkan kepala nya.

"Kesepian lo bilang? haha..bahkan di saat si haruto di perlakukan kaya biadab di depan lo aja lo masih bisa santai park. Dan sekarang lo bilang lo kesepian?? Lawak banget nih bocah" batin helgara ia sudah mengumpat sedari tadi.

"Udaah ya jeje ga boleh sedih lagi, haru janji tidak akan tidur selama itu lagi" Jawab haruto sambil tersenyum.

"Janji ya? Jangan dulu pergi, jeje masih butuh kamu" ujar jeongwoo menatap dalam mata haruto.

"Semua orang itu bisa pergi kapan aja je..di saat kamu udah di kasih semua perhatian, kasih sayang, bahkan cinta yang tulus. Kamu ga pernah memandang orang itu sedikitpun melainkan kamu memandang seseorang yang bahkan belum terlalu mengenal kamu je" haruto menarik nafas nya sejenak dadanya terasa sakit.

Mengingat kilasan masa lalu nya dengan jeongwoo. Entah kenapa hanya kilasan buruk dengan jeongwoo yang berputar di otak nya. Dadanya sungguh sesak. Air matanya hampir jatuh. Bahkan jika haruto mengedipkan matanya mungkin luruh sudah air matanya.

"Manusia itu harus kehilangan dulu baru menyesal je.. Bukan menyesal namanya kalau di awal, manusia juga punya batas sabar je. Manusia juga bisa ngerasain capek di saat kamu udah aku jadiin rumah untuk aku pulang ngeluarin keluh kesah aku tapi kamu seolah ga peduli akan hal itu je..kamu selalu menatap lurus ke depan. Tanpa melihat aku yang terus di belakang kamu" lanjut haruto.

Hati jeongwoo terasa sakit mendengar perkataan haruto. Sebrengsek itu dia? Dia adalah lelaki yang paling brengsek bagi haruto. Dia sudah tau bahwa kehidupan haruto sudah sangat hancur, namun dengan tega nya ia menambah kehancuran bagi haruto.

"Pulang gih je..udah hampir malam, matahari juga udah mulai tenggelam, aku mau sendiri dulu" ujar haruto lalu beranjak dari duduk nya. Baru sempat melangkah tangan nya di tarik dan terduduk di pangkuan jeongwoo.

"Ru.. Kasih aku satu kesempatan lagi buat perbaiki semuanya. Aku janji ga akan nyakitin kamu lagi ru" ujar jeongwoo seraya memeluk perut haruto.

Ia hampir menangis lagi. Ia selalu kalah dengan haruto, jeongwoo yang di kenal brandalan, tak bisa di atur. Namun ketika dengan seseorang yang ia cintai ia akan sangat lemah ia akan sangat cengeng ketika bersama orang yang ia cintai haruto contohnya.

Haruto memilih melepaskan pelukan jeongwoo. Ia menangkup pipi jeongwoo dan menatap mata serigala itu. Mata yang dulu selalu membenci nya. Mata yang dulu tak pernah menatap nya sedikit pun. Kini mata serigala itu seolah ingin sekali di beri kesempatan.

"Je.. Kasih aku waktu ya? Aku gatau apa aku bisa kasih kamu kesempatan lagi. Atau malah ngga ada kesempatan lagi buat kamu, aku gatau je... Aku masih bingung sama diri aku sendiri. Jadi tunggu ya je? Tunggu sampai aku bener bener bisa berdamai dengan diri aku sendiri" ujar haruto lalu mencium sekilas bibir jeongwoo. Dan pergi dari sana.

Saat haruto baru sampai di pintu belakang halaman nya. Ia menoleh kepada jeongwoo, lelaki itu senantiasa menatap nya. Seperti tak ada lagi rasa benci di dalam matanya.

"Pulang ya je? Nanti aku suruh bibi hiren ambilin kamu baju abis gitu kamu boleh langsung pulang" setelah mengatakan beberapa kalimat itu haruto benar benar pergi dari hadapan jeongwoo.

Jeongwoo hanya bisa menatap kepergian kekasih nya. Apa masih ada kesempatan untuk nya? Atau kesempatan itu sudah ada namun terus menerus ia hancurkan?.

Jeongwoo memilih pergi dari sana tak menganti baju nya yang setengah basah. Padahal bibi hiren sudah memanggil pemuda itu.

Haruto dan Jeongwoo mereka sama sama kalut dengan pikiran mereka masing masing.













































Tbc
maap ya agak lama update nya😁

-leejina

Tubuh yang sama Jiwa yang berbeda [TRANSMIGRASI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang