This is a submission for twt bxgfess fairytale weeks
Prince Hadrien Gregoire
Karalina Azzure***
Tumpukan berkas-berkas setinggi tubuh orang dewasa tersusun rapi hampir memenuhi lantai ruang kerja, seorang pria muda berkacamata terlihat sibuk menggoreskan tinta keatas kertas yang sedang di bacanya. Satu tangannya yang lain dengan lincah membolak-balik halaman tiap halaman kertas yang lain, sambil sesekali membenarkan letak kacamatanya yang kadang turun.
Sosok berambut hitam dengan setelan putih ini adalah pangeran Hadrien Gregoire, sebagai putra tunggal raja Julius Gregoire yang saat ini tengah terbaring sakit-sakitan di ranjang. Ia bertugas untuk mengemban tanggung jawab sang ayah yang kini tidak dapat lagi memimpin negeri. Meski dirinya sendiri belum resmi menjadi raja, namun pekerjaan yang dilakukannya setiap hari sudah sama seperti halnya raja negeri ini.
Setiap hari tanpa ada hari libur ia harus bangun di pagi buta, belum sempat sekedar mengisi perut ditangannya sudah ada berkas untuk dibaca. Disaat orang-orang masih terlelap dalam tidur pangeran Hadrien telah terjaga, ia bekerja begitu kerasnya sampai tidak punya waktu berleha-leha.
Sakitnya raja Julius Gregoire sudah berlangsung selama bertahun-tahun, pria paruh baya itu tak sanggup lagi mengerjakan tugasnya dengan sempurna. Jadi banyak pekerjaan yang menumpuk dan terbengkalai, belum lagi sang raja baru dikaruniai anak di waktu sudah tidak muda. Disaat ia mulai sakit-sakitan sang putra masih dalam tahap belajar, untungnya kini saat ia hanya bisa terbaring diatas ranjang putra semata wayangnya sudah dapat menggantikan dirinya mengurus negara.
Tapi hari ini raja Julius melakukan sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya, ia memerintahkan asistennya untuk memaksa pangeran Hadrien libur. Entahlah ia harus bersyukur karena dikaruniai putra yang sangat pekerja keras, atau malah khawatir sebab sang putra ternyata adalah pribadi yang gila kerja sampai saking gila kerjanya tidak pernah libur barang seharipun.
Khawatir akan terjadi sesuatu pada putranya jika sang pangeran terus mengurung diri di ruangan kerjanya dan hanya keluar untuk makan, tidur dan mandi membuat ia tak tahan lagi lalu memerintahkan putranya bersantai sejenak.
..pergilah keluar istana, kemanapun asal kau tidak disini terus. Lakukan apapun yang kau suka, jalan-jalan, berkemah, berburu apapun itu..
Kurang lebih begitu isi pesan yang disampaikan kepada pangeran Hadrien, putra semata wayang raja Julius itu sesungguhnya sangat malas keluar istana. Baginya bepergian itu merepotkan dan buang-buang waktu, lebih baik dirinya di istana saja mengerjakan pekerjaan yang menumpuk tak ada habisnya.
Tapi seolah tau putranya akan mencari-cari alasan untuk tetap tinggal, raja Julius telah memerintahkan Viscount Arden kepercayaannya untuk menyampaikan pesan penutup lengkap dengan memperagakan gesturnya.
"Pangeran tidak boleh menolak, ini adalah perintah langsung dari raja"
Baru saja hendak membuka mulut untuk mencari alasan, pangeran Hadrien segera menutup kembali mulutnya. Jika sang ayah sudah begini ia terpaksa harus menurut, atau pria paruh baya itu akan mengomel sambil menangis dan mengatakan hal-hal menyedihkan tentang kematiannya yang mungkin bisa datang kapan saja serta putranya yang tidak bisa diatur.
Sungguh tipikal orang tua biasa, karena semenjak ratu meninggal saat melahirkan dirinya raja berubah jadi orang yang sangat sensitif dan gampang menangis. Tapi tentu sajaitu hanya berlaku saat bersama putra semata wayangnya.
***
Maka dengan berat hati pagi itu pangeran Hadrien meninggalkan istana dengan kudanya menuju hutan, berburu menjadi pilihannya kali ini. Ditemani oleh beberapa prajurit terpercaya sang pangeran memasuki hutan lebat dengan banyak pepohonan rimbun yang menjulang di sekelilingnya, kuda hitam yang ia tunggangi berjalan santai diatas lembab permukaan tanah saat dirinya mencari-cari sasaran buruan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Enchanting Azzure
FanfictionSepenggal kisah tentang pangeran Hadrien Gregoire dan peri cantik Karalina Azzure, cinta masa kecil dan janji yang polos.