Pertemuan pertama kita

1 0 0
                                    


*here is reinhard pict, tapi bebas kok mau bayangin siapa aja 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*here is reinhard pict, tapi bebas kok mau bayangin siapa aja 

playlist : Afgan Jodoh pasti bertemu

orang-orang mulai berlarian ke arah sumber suara tersebut. Sontak kami pun ikut panik dan berlari menyusul kesana.

"Fred! Fredrick!" teriak ku cemas.

"Ah aku disini, ini pelanggan kita ada yang pingsan. Cepat lakukan sesuatu" teriak  Fred yang panik pada ku.

Spontan aku langsung melompat kearah orang yang tak sadarkan diri tersebut. Dengan tenang akupun mengintruksikan bebrapa pengunjung untuk membantuku.

"Tolong bantu saya pindah kan, pasien ke tempat yang aman ya" kata ku yang langsung dituruti. 

Setelah pasien aman aku pun melakukan cek respon kepada pasien. Diikuti dengan cek napas serta cek nadi pasien. Benar saja, pasien mengalami henti jantung. Sambil bersiap untuk melakukan resusitasi jantung, aku pun meminta Alice dan Bertha agar menelpon tenaga medis ke kafe.

"Permisi maaf  beri jalan ya, nanti ada tim medis kesini" Pinta Fred yang dipatuhi oleh pengunjung lain.

1,2,3,4,5,6,7,8,9 SATU!

1,2,3,4,5,6,7,8,9 DUA!

1,2,3,4,5,6,7,8,9 TIGA!

aku pun memberikan nafas bantuan padanya dari mulut ke mulut. Dua kali nafas, ternyara belum ada respon. Akupun kembali melakukan resusitasi jantung. Mulai masuk siklus ke-3 tanpa sadar keringat mulai membajiri dahi ku. Ayolah bangun, cepaat. Aku sudah kehabisan tenaga.

"Oh Oh petugas medis sudah dataaaang" Teriak Alice yang membuat ku mulai merasa lega.

Dua petugas medis datang mendekati ku dan dengan cepat mereka memasang defibrilator dan menggantikanku untuk melakukan RJP. Setelah hampir duaumenit akhirnya pria itu pun sadarkan diri. Hah  sangat melegakan rasanya.

"Siapapun temannya atau kerabatnya yang ada di kafe ini, tolong ikut ke rumah sakit ya" tutur ku. Namun sayangnya tak ada satu pun yang mengenalnya.  Bagaimana ini ? 

"kerja bagus suster Azmi, berhubung tak ada yang mengenalnya. Sebaiknya kamu ikut ke rumah sakit dengan kami bagaimana?" tutur seorang perawat pada ku. aku pun mengangguk setuju.

Perlahan sebuah tangan menahan ku. 

"Kalau butuh bantuan hubungi kami ya"  aku menangkap ke khawatiran pada wajah pria ini. Tapi mau bagaimana lagi, ku rasa ini sudah tanggung jawab ku untuk melakukannya. Aku pun mencoba menenangkan Fred bahwa semua akan baik-baik saja. 

setelah berpamitan dengan Mama Fred dan teman-teman aku pun bergegas menyusul masuk ke dalam mobil ambulan. Perlahan mobil pun mulai bergerak meninggalkan kafe. 

Atas ijin tenaga medis lain, aku pun membuka isi tas pria tersebut. Didalamnya ku temukan sebuah pasport, dompet, kartu pengenal. Eh tunggu rupanya dia mahasiswa universitas Freie jurusan bisnis. Freie adalah salah satu universitas bergengsi di Jerman, dan ternyata dia orang Indonesia. Oh dia satu negara dengan ku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan dia, tapi akuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang