Taeyeon kecil duduk tertegun menatap rumah megah yang ada didepan jendela kamar rumahnya. Ia teringat dengan perkataan pelayan Tiffany tadi pagi. Apakah yang dikatakan pelayan itu benar, bagaimana jika sebaliknya. Jika sebenarnya Tiffany merasa takut, apakah dia harus kembali meminta maaf.
Mengapa semuanya menjadi begitu rumit?
Taeyeon memutuskan untuk menunggu Tiffany pulang dan menanyai langsung."Yha Taeyeon! Ibu mau ke swalayan, apa kau tidak mau ikut?" Kata Jiwoong yang tiba-tiba muncul dari pintu kamarnya.
"Apa ibu akan membelikan kita es krim nanti?" Taeyeon memastikan sebelum mengambil keputusan.
"Kurasa lebih dari itu, karena ayah baru saja mendapat bonus dari pekerjaannya" Jiwoong tersenyum lebar seraya memincingkan matanya.
"Benarkah? kenapa tidak ada yang memberi tau ku?" Taeyeon berdiri dari duduknya seraya berjalan keluar bersama kakaknya dengan wajah senang.
.
.
.
.Taeyeon dan Jiwoong tertegun menatap kulkas yang dipenuhi dengan eskrim didepan mereka. Mata mereka berbinar-binar menatap begitu banyak pilihan rasa.
"Ambillah satu lalu kita pulang" Ujar Ny.Kim tersenyum kecil melihat kedua anaknya.
Taeyeon mengalihkan pandangan kearah ibunya, dengan mata berkaca-kaca ia berkata " Ibu yang cantik... bolehkan aku mengambil 2 es krim hari ini? Kumohon.." Taeyeon menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya.
Ny. Kim terdiam mengingat cerita kebaikan Taeyeon yang berbuat baik dari ayahnya pagi ini. Ia kemudian tersenyum dan berbisik.
"Kau boleh ambil 2 karena sudah melakukan hal baik pagi ini, tapi jangan beritau oppa mu" Ia sedikit terkekeh."Tapi.. jika dia tau dia akan marah" Taeyeon tidak suka dengan ide ibunya.
Ibunya menghela nafas, ia mncubit pipi Taeyeon gemas
"Kenapa kau selalu baik hati?" Ujar ibunya tersenyum bangga"Baiklah, hari ini kalian berdua boleh mengambil 2 es krim" Ibunya berujar cukup keras agar Jiwoon juga mendengar.
Mereka berdua sontak kegirangan, dan langsung mengambil dua es krim sebelum akhirnya pulang.
.
.
.
.
Taeyeon menyimpan kedua es krimnya di dalam freezer, ia hanya menelan ludah melihat Jiwoong disampingnya yang sedang melahap cone keduanya."Khenaphah khau thidak memakannya?" Jiwoong terlihat heran dengan mulut yang dipenuhi cone es krim.
"Aku akan memakannya bersama Tiffany. Dia pasti akan senang, dan mau berteman denganku. Trik yang bagus bukan?" Taeyeon melirik kearah Jiwoong yang ikut setuju, dan mengancungkan kedua jempolnya.
TIN
TIN
TINTerdengar suara klakson mobil dari luar rumah.
Taeyeon dan Jiwoong bergegas menuju jendela depan karena penasaran. Ternyata yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, suara klakson tersebut berasal dari pagar disebrang rumah mereka, mobil Rolls Royce hitam milik tuan Hwang tampak menunggu pagar rumah mereka dibukakan pelayan.
Setelah sampai di parkiran tampak Tiffany dengan wajah sembab keluar bergegas dari mobil tersebut diikuti ayahnya yang berteriak memanggil namanya. Tiffany lari ke taman yang ada disamping rumahnya. Tuan Hwang membiarkannya kemudian masuk sendiri ke dalam rumah. Taeyeon dan Jiwoong yang melihat hal tersebut langsung berinisiatif untuk menyusul Tiffany."Eh! Es krimnya!" Teriak Jiwoong mngingatkan.
"Kamu duluan saja Tae, biar oppa yang mengambil es krimnya!" Taeyeon mengangguk dan Jiwoong berbalik dan masuk ke dapur..
.
.
.Taeyeon cukup khawatir dengan apa yang barusan ia lihat, ia memperlambat langkah kakinya ketika sudah sampai di taman kediaman tuan Hwang, ia melihat Tiffany terduduk dengan memeluk kedua lututnya dengan wajah yang tersembunyi dibalik pelukan itu.
Taeyeon menggigit jari-jarinya, ia merasa cukup cemas untuk mendekati Tiffany."Annyeong.. Ppany-ssi, gwenchana? " Taeyeon memberanikan diri menggenggam tangan Tiffany sambil memasang senyum pahit.
Tiffany mengangkat wajahnya dan terkejut hingga mendur beberapa jengkal hingga roknya tersangkut ditonjolan paku tempat duduknya yang mencuat. Rok berbahan sutra milik Tiffanypun akhirnya robek dan mengekspos paha hingga pakaian dalamnya yang berwarna pink.
Taeyeon yang melihat itu, terbelalak, mulutnya terbuka spontan namun cepat-cepat ia tutup dengan
telapak tangannya. Tiffany juga tidak kalah terkejutnya, ia berusaha cepat menutup pahanya dengan bahan yang tidak tersangkut, namun masih tidak sempurna."Taeyeon, kau dimana?" Tiba-tiba terdengar suara Jiwoong yang semakin mendekat.
Mendengar itu, Taeyeon langsung panik mendekati Tiffany dan menutupi bagian paha gadis itu dengan punggungnya.
"Oppa! Jangan kesini, kau tidak boleh!" Teriak Taeyeon. Tiffany menjadi semakin takut, ia bersandar dipunggung Taeyeon dan meremas bajunya.
"Wae yo?!" Jiwoong malah menghampiri mereka berdua dengan kedua tangan yang menggenggam es krim. Ia mencari-cari wajah Tiffany yang bersembunyi dibelakang Taeyeon.
"Berhenti melihat! Tutup kedua matamu dan berbaliklah!" Teriak adiknya.
Jiwoong langsung menurut dengan raut wajah bingung.
"Oppa, tolong panggilkan eonni yang kemarin, untuk membantu Tiffany. Rok Tiffany sudah tidak bisa dipakai lagi, ia butuh sesuatu untuk menutupinya!"
"Y-ye.." Wajah Jiwoong sempat memerah, sebelum akhirnya ia mengangguk dan berlari ke rumah tuan Hwang untuk mencari eonni tersebut. Namun karena terburu-buru Jiwoong tersandung hingga es krim yang dipegangnya terlepas dan mengotori tangan serta wajahnya.
Melihat itu, Tiffany dan Taeyeon tertawa bersama.
.
.
.
.
.Sejak saat itulah, pertemanan Tiffany, Taeyeon dan Jiwoong dimulai. Tiffany tidak akan melupakan hari dimana Taeyeon yang panik berusaha untuk melindunginya, dan bagaimana lucunya Jiwoong dengan wajah yang tertutup es krim. Mereka kemudian sering menghabiskan waktu bersama, walau mereka berbeda tempat sekolah, tapi mereka selalu meluangkan waktu untuk bermain setelahnya. Kini mereka bertiga sudah memasuki masa pubertas. Jiwoong di kelas 12, sedangkan Tiffany dan Taeyeon berada di jelas 10. Kisah dari hubungan mereka baru saja akan dimulai dimasa ini.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
I am to You
FanfictionSikap yang tidak mencerminkan perasaan membuat mereka bingung dan saling menyakiti