𝐄𝐱𝐭𝐫𝐚 | 𝐌𝐎𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘

910 214 16
                                    

... cagar hijau mendekapmu, gemerisik dedaunan menangguhkan hukuman manis yang intim

kanopi zamrud di atasnya, dan sebuah katedral bersemayam, mewarnai tawamu dengan rona emas

senyumanmu menjadi bunga paling cemerlang

senyumanmu menjadi bunga paling cemerlang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

melalui tablo ini, sayangku...

waktu berhenti, dan CINTA KITA mekar, bunga abadi dalam permadani yang megah

 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

─ִ━━ ꯭ ───ׂ─ִ─ ͜͡✿͜͡ ─ִ──ׂ── ꯭ ━━ִ─

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

─ִ━━ ꯭ ───ׂ─ִ─ ͜͡✿͜͡ ─ִ──ׂ── ꯭ ━━ִ─

"Di luar hujan..."

Johan berbisik di telingamu dan memelukmu dari belakang. Netranya mendapati dirimu tersentak, lalu terkekeh geli.

"Apakah sayangku selalu bergidik setiap kali ada yang menyentuhnya?" dia melanjutkan dengan sedikit godaan.

"Hmm..." kau berbalik untuk mencubit pipinya, tapi pria ini malah menangkap jarimu dan bermain-main dengan menggigitnya.

"Kau tahu kalau tidak banyak yang pernah menyentuhku, dan kau adalah satu-satunya suamiku," ucapmu mengedipkan sebelah mata.

"Begitukah, istri kecilku?" ujung bibirnya terangkat saat dia dengan lembut memainkan jemarimu dan balik mengedipkan mata.

"-!!!"

Kau menarik tangannya dan kalian berdua jatuh ke halaman, air hujan membasahi pakaian yang kau kenakan tapi kau terlalu sibuk menertawainya.

"Wah, wah... kau cukup suka berpetualang, anak nakal," tangannya menahan kakimu saat kau mencoba berdiri membuat tubuhmu jatuh menimpanya.

"Hey, kasar!"

Johan melipat lengannya di bawah kepala, dan berbaring di atas rumput dengan santai.

"Lihat, aku tidak memegang kendali," ujarnya geli.

Kau memutar bola mata dan bangkit dari tubuhnya, tapi dia menarik pinggangmu lagi, "Tetaplah disini."

"Masa kecil kurang bahagia, tuan?"

Dia mengangguk, "Jadikan masa depanku bahagia, ya?"

Kau terdiam saat Johan menyapu punggung tanganmu dengan ciuman lembutnya.

"Mein Engel, führe mich in den Himmel."

"Natürlich, denn Allah hat mich für dich bestimmt."

September 7, 2023

𝐍𝐈𝐇𝐈𝐋𝐈𝐒𝐌 ☘ johan liebert ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang