1

56.7K 97 5
                                    

Cup
Melvin mengecup pelan kening Fasya sayang

"Gw harap rasa ini bakal ilang sya, karena harusnya emang ga pernah ada"

Fassya yang terkejut tiba-tiba terdiam sejenak, namun setelahnya tersenyum. Matanya berat dan tak sanggup untuk membuat tubuhnya tetap pada posisinya, Melvin yang mengetahuinya segera membaringkan fassya dengan perlahan.

"GWS Sya". Ucap Melvin seraya menarik penuh selimut sampai menutupi leher Fassya.

*****
"tringgggggg tringgggggg" jam baker berbunyi untuk membangunkan fassya yang sangat susah dibangunkan.

"sial brisik banget!!"

"Sasyaaaa!!!" merasa tau siapa yang memanggil Namanya, sasya tau kalau hari inipun ia telat berangkat sekolah seperti biasanya.ia segera menyibak selimut dan berlari ke kamar mandi.

Setelah menghabiskan waktu beberapa menit, sasya keluar kamar menuruni tangga dan menyambar roti yang ada dimeja makan.

"kakak mana mah?" tanpa hilang fokus untuk mengunyah roti kacangnya.

"anak perempuan kalau makan itu duduk sayang" suara bariton milik pria stengah baya membuatnya mengalihkan pandangan.
suara itu milik papa sasya, Namanya Nagara, Tomy Sanagara pemilik perusahaan mobil sport yang sering digunakan untuk NASCAR.

"kakak kamu udah berangkat"jawab Linda, mama Sasya.

"ukhuk, uhkhukk" Linda yang melihat anaknya batuk batuk lansung menyodorkan air minum.

"ma, pa sasya berangkat!!!"sasya menaruh gelas dengan cepat kemudian berlari untuk mengejar waktu agar tidak terlambat.

****
"berdiri disana" ucap cowo yang melihat anak lain didepannya tidak menggunakan seragam lengkap.

Sasya yang takut telat lupa kalau setiap hari senin ada inspeksi seperti ini, ia malah lari melewati inspeksi itu.

"berenti, lo harus baris dulu buat inspeksi" ucap suara cewe yang menghadang sasya. Sasya yang bingung Cuma bengong seolah mengatakan 'kenapa?'

Tiba-tiba saja Axel yang merupakan osis, menghampiri sasya dan cewe yang sasya duga itu adalah osis juga.

"biar gw aja" cewe osis yang mendengarkan itu lansung pergi setelah mengataka 'oke' pada axel.

"mana dasi lo?" ucap Axel dingin.

Sasya yang ditatap begitupun gugup dan langsung merogoh isi tasnya berharap bi inah tidak lupa menaruh dasinya di tas. Setelah meraba raba 'aha ketemu,selamet gw!!' batin sasya sambal menghela napas

"fyuhhhh".

"ini kak, gw bawa kok" ucap sasya senang. Axel yang melihat sasya kegiranganpun menarik sudut bibirnya sedikit.

"ya, tapi lo lupa pakai sepatu kayaknya"

bengong, sasya loading mendengar perkataan osis itu. Ia tanpa sadar membuka mulutnya 'syok' mengingat kalau memang ia tidak merasa tadi memakai sepatu sebelum berangkat.

****

Matahari pagi emang baik buat kesehatan, tapi rasanya ini terlalu panas buat sasya yang sudah berjemur sekitar 2jam terhitung setelah kejadian tadi.

"duhh panas banget" ucap Bellva yang mengeluh

"iyaa panas bener, sampai kapan tu osis bakal ngehukum kita" ucap Jemi yang membalas keluhannya pada Bellva.

Jemi mendengus, bagaimana bisa dia dihukum hanya karena skritnya pendek?padahal sekolahnya di Korea skrit pendek bukanlah masalah.

jemi merupakan murid kelas 11, tapi kebiasaan telatnya tidak pernah hilang. Begitu juga dengan murid disebelahnya 'bellva dan sasya'. Mereka berbeda kelas tapi sering sekali bertemu karena hukuman.

Axel terus memperhatikan siswa yang sedang dihukum sambil menghadap tiang bendera. 'tu cewek dari tadi oleng mulu, dia sakit?'

#Disisi lain

"eh lo gapapa?" ucap Jemi yang melihat muka sasya yang pucat ditambah keringat sasya yang menurut jemi mengalir berlebihan, seragam sasya sampai basah depan belakang.

"gapapa"ucap sasya singkat.

"gw bilang ke__"belum sempat bellva mengatakan 'gw bilangin ke osis aja ya' sasya sudah keburu ditangkap Axel karena pingsan.

***
"lemah".

Ucap seseorang yang terdengar samar dipendengaran sasya, sebelum ia kemudian berhasil membuka matanya. Kepalanya pening, ia juga mual sekarang.

"aghh"

"udah bangun?"ucap Axel yang bersender tembok. Rupanya daritadi Axel menunggu sasya di UKS, mau bagaimana lagi ia harus merelakan 2 jam mata pelajaran pertama karena memang hari ini adalah hari piketnya untuk mengurus siswa yang dihukum.

"..."

"bisu ya?" sasya melotot tak percaya 'buset lemes amat tu mulut!'batinnya.

"Sasya!!!" tiba-tiba teriakan Melvin terdengar bebarengan dengan pintu UKS yang terbuka lebar.

"kakak?"

"lo gapapa?mana yang sakit??!!" ucap Melvin menangkup pipi sasya dan memeriksa tubuh adiknya.

"aku gapapa ko kak"senyum

"hufft, syukurlah" rangkul Melvin, saat itu juga sasya baru menyadari 'anak osis tadi sudah meninggalkan UKS'.

****
TBC YAAAA,
MIMIN BAKAL UP TIAP HARI JADI DI SAVE AJAAA

ADEK POLOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang