Let Me In

345 36 4
                                    




Your small world even alone, it's perfect.
But please don't push me out, please accept me.
Give me permission to enter that place.

.....


"Jungwon, di sini kau rupanya!"

Jungwon mendongkak, matanya yang tadi sibuk membaca setiap bait puitis dari buku di tangannya langsung terlaihkan kearah pemuda yang memanggil namanya.

Jay. Semenjak kejadian lima hari yang lalu, di mana pemuda itu—dengan anehnya—memperkenalkan diri padanya, Jay selalu dan selalu menghampirinya. Entah itu secara kebetulan atau sengaja, mereka selalu bertemu.

"Kau mencariku?" tanya Jungwon tanpa berbasa-basi.

Jay dengan santainya mendudukkan diri di samping Jungwon. Mata elang itu fokus menatap taman belakang sekolah yang cukup sepi, tidak banyak orang yang menghabiskan waktu istirahat mereka di sini. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Jay.

"Aku sedang membaca dan makan siang." Jungwon menatap Jay dengan tatapan tidak-bisakah-kau melihat, lalu mengembalikan fokusnya pada buku. "Apa yang kau inginkan dariku, Hyung?"

Jay menatapnya dengan senyuman lembut terpatri di bibir. "Tidak ada. Aku hanya ingin mencarimu saja." ujarnya. "Aku pikir kau makan siang bersama teman-temanmu, tapi ketika aku menghampiri mereka ternyata mereka juga tidak tahu dimana kau berada."

Memang benar hari ini Jungwon menghindari mereka semua. Semenjak kedatangan Jay entah mengapa teman-temannya menjadi begitu aneh. Ada sesuatu hal yang mengganjal, mereka seperti tidak suka Jay ikut dalam obrolan mereka, tidak menyukai Jay yang juga ingin dekat dengan mereka.

Jungwon tidak mengerti, teman-temannya biasanya memiliki jiwa sosial yang tinggi, terutama Sunoo dan Riki, tapi mereka seperti tidak mau berteman dengan Jay, tidak mau kalau Jungwon juga dekat dengan Jay.

"Apa mereka menjahatimu?" tanya Jungwon, takut-takut kalau teman-temannya melakukan perundungan pada Jay.

Jay mengernyit heran, "Tidak. Mereka tidak pernah berbuat jahat padaku."

Jungwon membuang napas lega. Jay sepertinya tidak sadar kalau kelima orang itu tidak menyukainya, Jungwon juga tidak sampai hati untuk memberitahu Jay soal itu. "Kenapa kau tidak makan siang?"

"Kau juga tidak makan siang." balas Jay. "Sebelum kau protes, aku akan bilang kalau roti yang kau makan itu tidak pantas disebut sebagai makan siang, Yang Jungwon."

Jungwon memutar bola matanya dengan malas. "Roti ini cukup untuk mengganjal perut yang lapar."

"Mana ada, roti tidak bisa membuat seseorang kenyang, Yang Jungwon." balas Jay. Jungwon tidak ambil pusing, ia tidak membalas ucapan Jay dan melanjutkan membaca. Jay ini tipe orang yang berisik dan bawel, sekali kau beri kesempatan bicara, ia akan bicara terus menerus.

"Pergilah, Jay-hyung. Aku ingin sendiri." Jungwon berucap, tidak memberikan atensinya pada Jay.

Tidak ada balasan dari Jay dan ia pikir kalau pemuda jangkung itu pastilah pergi meninggalkannya. Tapi Jungwon salah, keheningan itu bukan berarti Jay pergi meninggalkannya, si pemuda bermarga Park itu malah menatapnya sambil tersenyum. Begitu teduh. Begitu... terlihat merindukan sesuatu.

Jungwon berdehem, entah mengapa merasa begitu gugup. "Ada yang salah dengan wajahku?"

"Tidak. Kau sempurna."

Jungwon membuang napas kasar dan menggeleng. Dasar orang aneh, batinnya kesal. "Dibanding memperhatikanku tanpa ada alasan, kau bisa pergi dengan teman-temanmu, Hyung."

just come kiss me, and bite meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang