3>>>> ( Ini Dimana? )

74 5 2
                                    

HAIIII readerss!!!


Hoahahaha *ketawamaklampir*

Yeaayy.. akhirnya author kece ini balik lagiii...hehe

Kenapa gue baru update sekarang?

Karena gue SIBUKKKK.. *sokbanget*

Enggak deng, gue baru aja selesai UKK jadi baru sempet nulis lagi nih..^^


Gue tau ini ga penting. okay dari pada gue banyak bacot disini, mending lanjut sama ceritanya Flo yakk..


CEKIDOT..


—————————————————————————



Tengah malam Flo baru pulang dari rumah Lucia. Ya, setelah perdebatan panjang mereka berdua tentang rencana Flo, mereka memang langsung mengerjakan referensi untuk laporan sejarah kehidupan sosial di abad 21. "Huffttt.. Capeknyaa.." Flo menghela nafas serta merenggangkan badan seraya merentangkan tangan keatas karena merasa pegal. 

Flo pulang diantar oleh supirnya Lucia. Ketika sampai, keadaan rumah sudah gelap. Keluarga Flo memang selalu mematikan lampu di beberapa ruangan. Ajaran dari leluhur untuk menghemat daya listrik, begitulah kira-kira yang dijawab oleh ayahnya ketika Flo bertanya tentang itu.

'Sepertinya semua orang sudah tidur.' Flo berfikir dalam hati ketika melihat dalam rumah yang sunyi senyap seperti kuburan.

Tak mau banyak berfikir, Flo langsung berjalan masuk untuk menuju ke kamarnya. Ia berjalan melewati ruang tamu, lalu melangkah melewati ruang keluarga,belok ke kanan lalu menuju lorong art yang berisi lukisan-lukisan zaman dulu dan patung-patung lilin dengan figur para profesor terkenal di zamannya (serem ya rumahnya..). Di ujung lorong, jalan akan terpisah menjadi 3 yaitu jalan pertama akan menuju kamar ayah dan bundanya, jalan kedua akan menuju ruang kerja ayah Flo, dan jalan terakhir akan menuju lift.

Flo berjalan menuju lift, namun tiba-tiba langkah kakinya berhenti lalu sejenak otaknya berfikir kembali. 'eittss.. tunggu bentar deh,tadi kan gue ngelewatin ruang kerja ayah. Ambil alatnya atau enggak ya?' 

Setelah perdebatan batin yang cukup hebat antara angel and devil yang ada di dirinya, Flo lalu memutuskan untuk berbalik arah ke ruang kerja ayahnya.

Ia berjalan pelan sambil celingak-celinguk seperti maling yang sedang mengintai rumah curiannya. 'Kelihatannya ayah dan bunda sudah benar-benar tidur, dan sepertinya kak Ferand juga sudah tidur' ujar Flo dalam hati ketika merasa situasi benar-benar aman dan pas.

Tidak ada jejak atau bau manusia disekitar sini. 

Flo berjalan menuju pintu ruang kerja ayah. Namun, baru beberapa langkah, terdengar bunyi pintu lift yang terbuka serta langkah kaki yang semakin lama semakin mendekat.

Dukk

"AAAAAAAAAAA!!!!!!!!!" Refleks Flo berteriak karena seseorang memukul bahunya dengan tiba-tiba.

"Stttttt...!!!!!!" Seseorang tersebut mendekap mulut Flo dengan tangannya dan mengisyaratkan agar Flo berhenti menjerit.

"Kak Ferand? YA AMPUNN... Flo fikir SETANNNN..." ujar Flo setelah dia melihat siapa orang yang tengah malam begini memukul bahunya.

"Stt!! Bisa gak kalau ngomong ga usah pake tekak? Tau gak sekarang jam berapa? Teriak-teriak kayak orang kesurupan malem-malem! Kalau ayah sama bunda bangun gimana? Lagian lo abis dari mana sih, jam segini baru balik? Ka—"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What's doin' on ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang