Prolog

1.6K 95 24
                                        

Sorak-sorai bergemuruh, tepat hari ini akan dilaksanakan eksekusi penjahat nomor satu di negara Yugoslavia, penjahat yang dikenal dengan nama Jaemin El Fargo. Jaemin telah menjadi buronan selama beberapa tahun karena kekejamannya dalam membunuh para pejabat. Setelah sekian lama, akhirnya Jaemin berhasil ditangkap oleh pangeran negeri tersebut, Pangeran Jeno Caspian Arthur, yang disebut-sebut sebagai manusia terkuat di Yugoslavia.

Jaemin El Fargo, sesuai dengan hukum negara Yugoslavia atas setiap tindakan kejahatan yang dilakukannya, hari ini menerima titah dari Raja Jaehyun Arthur untuk dieksekusi di hadapan seluruh warga Buitenzorg sebagai contoh. Sebelum eksekusi dilaksanakan, pelaku diberikan kesempatan untuk berbicara.

Dalam kondisi berada di bawah pisau pancung, dengan tangan yang dibekukan oleh kekuatan es abadi, Jaemin berkata...

“Negara Yugoslavia, apakah perlu menurunkan seorang pangeran hanya untuk menangkap seorang submisif seperti aku? Dan untuk Pangeran Jeno, aku sungguh tersanjung. Pangeran yang dijuluki terkuat di negara Yugoslavia ternyata memerlukan bantuan beberapa orang untuk menangkapku. Andai tangan dan kakiku tidak kau bekukan, tentu aku sudah membakar ibu kota ini, beserta kerajaan sampah milikmu.”

Belum sempat Jaemin menyelesaikan kalimatnya, sosok pangeran lain berteriak...

“Lancang sekali! Bagaimana mungkin manusia rendahan sepertimu berani mengucapkan kalimat seperti itu? Segera laksanakan eksekusinya, tidak perlu mendengar ocehan dari penjahat ini!” Pangeran Erick memberikan perintah dengan tegas. Ya, yang berteriak itu adalah Pangeran Erick. Setelah menerima titah tersebut, algojo langsung mengikuti perintahnya. Sebelum pisau menyentuh leher Jaemin, dia melihat senyuman samar di balik topeng yang dikenakan oleh Pangeran Jeno.

***

Sementara itu, di tempat yang berbeda, bisik-bisik terdengar dari para pelayan dan bahkan tukang kebun. Mereka membicarakan Signora termuda di kediaman Oziran, yaitu Signora Jaemin Aphrodite Oziran. Entah mengapa, meskipun dia seorang Signora, Jaemin tidak pernah dihormati oleh para bawahan di kediaman ayahnya. Hal ini berbanding terbalik dengan sang kakak, yang amat disukai oleh penghuni kediaman tersebut.

“Apakah kau mendengar bahwa Signora Jaemin akan dijodohkan dengan Duke Mark?”

“Ya, kasihan sekali Duke Mark. Mengapa Duke Yuta tidak menjodohkannya dengan Signora Renjun saja?”

“Hey, kau lupa? Signora Renjun adalah salah satu yang berpotensi menjadi Ratu di masa depan di antara para Signora lainnya di ibu kota ini. Signora Renjun berada di urutan pertama, sedangkan Signora Jaemin berada di urutan terakhir. Apa kau tidak lihat?”

“Terkadang aku heran, bagaimana mungkin saudara kandung bisa memiliki perbedaan yang begitu besar. Signora Renjun sangat cantik, berbakat, dan memiliki aura bangsawan yang kuat. Sedangkan Signora Jaemin... wajahnya sangat buruk. Bahkan di depan para pelayan pun dia selalu menunduk.”

Mendengar bisik-bisik yang dilontarkan para pelayan di belakang mereka, Chu, pelayan pribadi Jaemin, merasa marah dan ingin menghampiri mereka. Namun, Jaemin mencegahnya.

"Chu, sudah, tidak apa-apa. Biarkan saja mereka mengatakan apa pun yang mereka mau," Jaemin memperingatkan dengan nada lembut.

"Tapi, Signora, bagaimana bisa mereka, yang hanya pelayan, berani menjelekkan Signora, padahal Signora adalah majikan mereka?"

"Sudah, tidak apa-apa, Chu. Lebih baik kau ambilkan camilan, sepertinya aku akan bersantai di dekat kolam ini."

"Baik, Signora. Tapi ingat, jangan terlalu dekat dengan kolam, agar tidak terpeleset," peringatan Chu hanya dibalas senyuman oleh Jaemin.Setelah kepergian Chu, Jaemin berjalan di sekitar kolam. Namun, ketika ia memandang ke dalam air dan melihat bayangan wajah buruknya, seseorang dari belakang tiba-tiba mendorongnya hingga tercebur ke dalam kolam yang cukup dalam.

Byurrr

Di dalam kolam, Jaemin berusaha meminta pertolongan, namun sayang, tak ada yang membantunya. Ketika tubuhnya mulai tenggelam, ia berpikir, mungkin ini akhir hidupnya.

"Dewa, apakah ini akhir hidupku? Jika memang iya, aku akan menerima semuanya. Terima kasih karena Engkau telah baik padaku selama ini. Semoga orang-orang di sekitarku selalu mendapatkan kebahagiaan, terutama Chu, yang selalu menderita bersamaku."

Jaemin menutup matanya, tubuhnya semakin tenggelam ke dasar kolam.

Bad Villain'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang